Pentingnya Hutan Kata Peserta Asia’s Next Top Model

val dan vero di air terjun lapopu sumba

Val dan Vero saat berada di Air Terjun Lapopu, Sumba Barat. Air terjun menjadi salah satu daya tarik travellers (Foto: Van dan Vero for BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Model Indonesia Valerie Krasnadewi dan Veronika Krasnasari berbagi pelajaran hidup tentang alam.

Menurut dua cantik yang akrab disapa Val dan Vero, salah satu cara mudah melestarikan alam adalah jalan-jalan di alam terbuka, seperti hutan atau hiking.

Dengan jalan-jalan ke hutan atau naik gunung, manusia akan kembali jadi manusia. Artinya sebuah makhluk lemah yang tidak bisa hidup tanpa alam dan lingkungan sekitarnya.

"Sewaktu sedang hiking dan bertemu rombongan pendaki yang sedang turun dari gunung, mereka menyemangati dengan seru, 'Mbak, ayo, semangat, ya!',”. kata Val yang pernah menjadi peserta Asia’s Next Top Model season kelima ini. Val dan Vero mengkuti ajang yang sama 2017 lalu.

Saat tiba di puncak dalam keadaan sudah sangat lelah, orang ramai-ramai memberi cokelat. "Padahal, kami nggak kenal, lho! Jadi, kami merasa, ketika berada di alam, seorang manusia kembali menjadi manusia yang sesungguhnya,” kata Val dan Vero. Keduanya menceritakan secuil pengalaman ketika menjelajah berbagai tempat di Indonesia, termasuk Taman Nasional Komodo, Danau Kelimutu, dan Kawah Ijen.

Christian Natalie, Manajer Program Hutan Itu Indonesia, bercerita, setiap wisata alam memiliki pesona tersendiri, termasuk hutan. Sehingga menarik masyarakat urban untuk datang.

"Ditambah lagi, anak muda urban sangat akrab dengan media sosial. Dengan membuat konten kreatif, seperti mengunggah cerita atau foto traveling, kita juga membantu mempromosikan tempat wisata alam dan produk lokalnya, sekaligus melestarikan alam,” kata Tian, sapaan Christian Natalie.

Setiap perjalanan punya cerita dan pelajaran tersendiri. Berikut pendapat Val, Vero, dan Tian tentang alam, hutan dan filosofinya:

1. Hutan adalah Sumber Oksigen

Ketika jalan-jalan ke hutan, satu hal yang paling disenangi Val dan Vero adalah bisa menghirup udara segar yang sulit sekali didapat di perkotaan.

"Karena terlalu banyak urusan atau deadline, orang yang tinggal di kawasan urban mungkin lupa, ketika mereka sedang bekerja, pada saat yang sama mereka juga sedang menghirup oksigen. Mereka pun lupa bahwa oksigen itu bersumber dari hutan. Kalau hutan mulai berkurang, percuma, kan, kita cari uang banyak, tapi nantinya tak bisa dinikmati karena ke mana-mana harus pakai tabung oksigen?” kata Val and Vero.

Tian menambahkan, sebagai sumber oksigen, maka merasakan udara di hutan jauh lebih segar dan paru-paru jadi lebih ringan. "Kita harus bangga, karena setengah dari daratan Indonesia merupakan hutan. Karena itu, hutan perlu dijaga agar semua makhluk hidup, termasuk manusia, dapat tetap bertahan hidup.” katanya.

2. Manusia Perlu Turun Tangan Membantu Alam

Saat ini Val dan Vero sedang berkampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat , salah satunya masalah banjir harus diselesaikan sampai ke akarnya. Bukan sekadar naturalisasi sungai atau membuang sampah pada tempatnya. Karena solusi tersebut tidak menyelesaikan masalah secara menyeluruh.

Menurut Val dan Vero, yang paling bisa menangkal banjir adalah akar pohon. Karena itu, mereka mengajak masyarakat untuk menanam pohon.

"Kami ingin sekali mengajak teman-teman untuk bantu menjaga hutan. Bukan hanya menikmatinya, tetapi juga berkontribusi untuk pelestarian hutan yang sangat penting untuk kita dan semua makhluk hidup di hutan. Jangan take it for granted. Kita harus berkontribusi. Semua orang bisa, kok, berkontribusi, sekecil apa pun,” kata Vero yang lulusan jurusan Mikrobiologi Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Tian menanggapi, “Ketika nantinya bibit-bibit itu tumbuh menjadi pohon-pohon besar, dan kemudian hutan menjadi lebat, hutan itu akan menampakkan pesonanya. Saat sesuatu memiliki pesona, pasti, kan, akan kita jaga agar pesona itu tidak hilang,” imbuh Tian.

3. Traveling ke Hutan Membantu Komunitas Sekitar

Masyarakat urban bisa membantu pelestarian hutan dengan aksi nyata yang menyenangkan, yaitu traveling. Pilihan traveling cukup beragam, salah satunya ekowisata. Selain melihat langsung kehidupan satwa, misalnya orang utan, kita juga bisa meninggalkan jejak yang baik.

"Jejak itu berupa kesejahteraan masyarakat setempat. Kita bisa tinggal di rumah masyarakat setempat dalam program homestay, membeli makanan dan minuman di sana, menggunakan jasa porter dari warga desa, atau membeli suvenir buatan mereka,” kata Tian, menguraikan.  

Val dan Vero bercerita, selain bisa mengenal alam lebih jauh lagi, kita juga bisa membantu masyarakat sekitar. "Kami lebih suka mengunjungi taman nasional atau pusat konservasi daripada kebun binatang. Karena, wildlife kebun binatang tidak seperti di habitat aslinya.” ungkap Val yang alumnus jurusan Bioengineering ITB ini.

4. Hutan Indonesia Penuh Pesona

Beberapa kali naik gunung bareng, Val dan Vero sangat terkesan akan keindahan lereng Gunung Semeru, tepatnya area Ranu Kumbolo. "Bagus sekali! Kami dan banyak pendaki lain berfoto di sana. Mau banget rasanya kembali ke sana. Belakangan ini kami juga senang foto-foto di air terjun,” kata mereka.

"Air terjun pulalah yang kerap dicari anak muda ketika ke hutan. Dan di hutan-hutan Indonesia memang banyak sekali terdapat air terjun atau curug yang cantik, yang airnya berlimpah. Ini pertanda bagus. Jika hutan telah berubah fungsi, limpahan air bukan menjadi air terjun, melainkan menjadi banjir. Air terjun ada karena hutannya terjaga dan terlindungi. Artinya, hutan itu juga sedang menjalankan perannya dalam mencegah peningkatan emisi karbon, yang dapat menyebabkan perubahan iklim,” kata Tian.

Di samping itu, pesona hutan Indonesia tak hanya terletak pada keindahannya. Hutan juga menyimpan ratusan rempah dan bahan pangan, seperti madu, pala, kacang-kacangan, dan berbagai tepung, juga berbagai bahan alami yang bisa digunakan untuk membuat produk keseharian, seperti pakaian dan tas.

5. Ketika Berada di Alam, Orang Harus Bertanggung Jawab

Melihat begitu banyaknya sampah bertebaran di hutan dan gunung, Val dan Vero mesti berpikir ulang, jika mengajak orang ke sana.

Mereka khawatir, orang yang diajak termasuk orang tak bertanggung jawab yang akan makin mengotori alam.

"Sedih banget lihat sampah di mana-mana. Harusnya mereka didenda, ya. Perokok pun sembarangan membuang abu dan puntungnya,” kata pecinta pantai yang tak ragu menegur baik-baik para pembuang sampah ini.

"Meminimalkan sampah merupakan hal paling mendasar yang perlu menjadi perhatian agar tidak mencemari lingkungan, termasuk air terjun yang airnya banyak digunakan oleh warga desa di sekitar hutan. Misalnya, air terjun di Hutan Simancuang, Sumatra Barat, yang digunakan sebagai air bersih. Air itu ditampung lalu disalurkan ke rumah-rumah tanpa filtrasi. Karena itu, kita jangan membuang sampah dalam bentuk apa pun,” (*)

John