Coba Cara Ini untuk Kendalikan Hama Belalang


nimfa belalang kayu


Nimfa belalang di daun tanaman kacang panjang. Nimfa belalang sangat rakus. Ia makan banyak daun. Dalam serangan yang parah, daun bisa tinggal tulangnya saja. (Foto: BATUKITA.com)

BATUKITA-Kota Batu - Bagi petani hortikultura alias sayur mayur, belalang menjadi salah satu hama yang merepotkan. Terutama untuk sayur yang diambil daunnya. Misalnya sawi, bayam, kubis, bawang daun, seledri. Sebab belalang memakan daun yang sehat sehingga membuat daun berlubang-lubang. 
 
Bila tidak dikendalikan, daun bisa habis. Yang tinggal hanya tulang daunnya saja. Bila serangan parah, pada tanaman yang diambil buahnya juga sangat merugikan. Karena tanaman tidak bisa membentuk buah sempurna karena daunnya gundul. 

Ada berbagai jenis belalang. Tetapi yang sering dijumpai di alam dan menyerang tanaman, rata-rata belalang yang masuk famili Locustidae. Belalang sembah (famili Mantidae) juga termasuk belalang. Tetapi jenis ini tidak merugikan, malah menolong manusia dengan memakan kutu tanaman. 

Kali ini kita bahas cara mengatasi serangan belalang yang memakan tanaman, famili Locustidae. Termasuk di dalamnya belalang kayu (Valanga nigricornis) yang sering dijumpai petani. 

Belalang kayu memakan beragam tanaman. Misalnya daun jati, daun kelapa, daun pisang, nangka, mangga, jagung, tebu, kacang dan sayur mayur. 
 
Area persebarannya luas. Bila angin bertiup kencang, belalang bisa pergi sejauh 3-4 kilometer. 


Ciri tubuh belalang kayu, tubuh berwarna abu-abu kecoklatan. Terdapat bercak-bercak di paha belakang. Tulang betisnya berwarna kemerahan atau ungu. Sayap belakang (sayap bawah) pada dasarnya berwarna merah. Panjang belalang betina dewasa dari kepala sampai ekor sekitar 6-7 centimeter, sedangkan jantan 5-6 centimeter. 

Umumnya belalang bertelur pada awal musim kemarau dan menetas pada awal musim penghujan, sekitar Oktober-November. Telur menetas setelah 5-7,5 bulan. 
 
Puluhan telur diletakkan di dalam kantung berwarna cokelat yang panjangnya 2-3 centimeter. Kantung tersebut dimasukkan ke lubang tanah sedalam 5-8 centimeter. Lubang tersebut lalu diisi dengan massa berbuih yang dapat mengeras.Demikian dikutip dari Ir Pracaya, 2007 dalam Hama dan Penyakit Tanaman. 

Nimfa alias belalang yang masih kecil berwarna kuning kehijauan, dengan bercak hitam. Nimfa ini keluar dari dalam tanah dan mencari daun untuk makanan. Nimfa ini sangat rakus sehingga daun bisa habis dimakannya, tinggal tulang daun saja. 

Warna nimfa berubah seiring usianya. bisa menjadi kelabu kuning, kuning tua sampai cokelat, atau hitam kecokelatan. Nimfa-nimfa ini tinggal di bagian atas tanaman dan membuang kotorannya dalam bentuk seperti tongkat. 

Setelah muncul sayap, maka belalang akan mulai berpindah dan melakukan perkawinan. Setelah itu siklus kembali berputar, belalang betina kembali meletakkan telurnya di dalam tanah. 
 
Dari siklus hidup tersebut, pengendalian belakang bisa dilakukan dengan cara terpadu. 

Pertama dengan cara mekanis yakni telur dan nimfa belalang diumpankan kepada ayam. Bisa dengan menangkap nimfa dan mencari telur belalang di dalam tanah lalu diberikan pada ayam. 
 
Atau dengan cara memelihara ayam di lahan yang hendak ditanami sayuran. Ketika lahan ditanami, ayam dipindah ke kandang. 

Cara kedua adalah membersihkan lahan dari rumput lalu membiarkan lahan hingga kering dijemur matahari. Lahan yang kering akan membuat telur belalang mati atau tidak bisa menetas. 

Cara ketiga yang bisa dilakukan adalah menanam pohon turi di sekitar areal lahan pertanian. Pohon turi ini akan mengundang kumbang Endol (Mylabris pustulata). 
 
Kumbang Endol dewasa menyukai bunga turi, sementara larvanya yang ada di dalam tanah menjadi predator telur belalang. 
 
Cara keempat adalah dengan insektisida. Cara ini harus tepat dan sesuai aturan agar tidak meracuni hewan atau lingkungan sekitarnya. Selamat mencoba!

Penulis: John Torrio
Editor: Yosi Arbianto