Tips Cara Praktis Mengatasi Daun Cabai Kuning dan Keriting

daun cabai keriting dan kuning terserang virus

Daun cabai keriting dan berwarna kuning masih menjadi masalah utama bagi para pembudidaya cabai, utamanya cabe rawit. Setelah daun menguning dan keriting, lama kelamaan daun akan rontok. Bila sempat berbunga dan berbuah, bunga dan buahnya pun sebentar lagi rontok (Foto:  BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Daun cabai keriting dan berwarna kuning masih menjadi masalah utama bagi para pembudidaya cabai, utamanya cabe rawit.

Setelah daun cabai menguning dan keriting, lama kelamaan daun akan rontok. Bila sempat berbunga dan berbuah, bunga dan buah cabai  pun sebentar lagi rontok.

Bagaimana mengatasi daun cabai keriting dan berwarna kuning? Atau apa obat daun cabai keriting dan menguning?

Sebelum menginjak pada solusi, perlu memahami terlebih dahulu penyebab dan karakteristiknya .

Penyebab daun cabai menjadi keriting dan berwarna kuning adalah serangan virus. Jenis virus yang menyerang diidentifikasi sebagai Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV). Seringkali juga berasosiasi dengan jenis virus lain.

Dalam praktiknya, sering disebut sebagai virus gemini atau penyakit bule (karena daun menjadi kuning di pucuknya).

Ingat, karena disebabkan virus, maka virus tidak bisa dimatikan seperti jamur, serangga atau bakteri.

Sebab virus menyatu dalam DNA (deoksiribonukleat) dari cabe tersebut. DNA bisa dikatakan senyawa terkecil penyusun sel.

Kalau memaksa mematikan virus, maka tanaman harus dimatikan semua, dicabut dan dibakar. Ini tentunya bakal mengurangi hasil panen.

Setelah memahami bahwa virus tidak bisa dimatikan, begini solusi yang dirangkum BatuKita dari praktik di lapangan dan beberapa literatur, salah satunya dari Haryono Semangun dalam Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.


1. Pilih Benih Cabe yang Tahan Virus

Virus gemini bisa terbawa dari biji atau benih. Maka memilih benih yang tahan virus adalah langkah pertama untuk mengurangi serangan virus gemini.

Sebaiknya tanyakan kepada penjual benih, mana benih cabe yang relatif tahan serangan virus.

Bila tidak yakin semua benih dalam kemasan tahan virus, maka mau tidak mau seleksi dilakukan pada masa pembibitan.

2. Sortir Bibit Cabai yang Kuning

Dalam masa persemaian, sekitar sebulan setelah berkecambah, akan terlihat bibit yang pucuknya menguning, kerdil atau muncul gejala keriting. Pisahkan dan musnahkan bibit yang jelek.

3. Gunakan Mulsa Plastik

Penggunaan mulsa plastik cukup berdampak pada pengurangan serangan virus gemini atau virus bule.

Mulsa plastik akan mengurangi jumlah hama kutu, yang beberapa menjadi vektor (perantara/penular) virus gemini.

Telur golongan kutu daun, misalnya lalat putih, kutu kebul, aphid, dan trips banyak terdapat di tanah. Dengan penggunaan mulsa, maka telur-telur itu tidak banyak menetas dan menyerang tanaman cabai di atasnya.

Mulsa juga berguna menghindakan tanaman dari beberapa penyakit. Karena penyakit berkembang ketika ada percikan air hujan, kelembaban tanah tidak terjaga, dan kelembaban antar daun tanaman yang berlebih.


4. Semprot Lubang Tanam dengan Insektisida

Sebelum penanaman atau sehari sebelumnya, semprot tanah di lubang tanam dengan insektisida. Kalau bisa sempot juga tanah sekitar guludan/bedengan yang terbuka (tidak tertutup mulsa).

Penyemprotan lubang tanam dengan insektisida bertujuan mematikan telur serangga dan telur jenis-jenis kutu di lubang tanam. Ingat, beberapa kutu adalah vektor virus penyebab penyakit pada cabai.

Baca pula: Cabuk Kutu Lalat Putih pada Cabe, Begini Cara Terpadu Mengatasinya

Penyemprotan tanah di lubang tanam juga bertujuan mematikan telur lalat buah di dalam tanah.

Ulangi penyemprotan insektisida di lubang tanam sekaligus daun tanaman cabai bagian bawah, seminggu atau dua minggu setelah tanam.

Penyemprotan insektisida selanjutnya melihat bila ada serangan kutu atau hama lain. Bila tidak ada serangan atau hanya ada satu dua serangga, matikan secara mekanis atau serahkan pada musuh alami.

5. Pemupukan Berimbang

Membuat tanaman cabai menjadi sehat adalah kunci tahan dari serangan virus. Ingat, virus tidak dapat dimatikan.

Biarkan daya tahan (imunitas) tanaman yang mengatasi virus itu dengan sendirinya. Yang penting adalah bagaimana membuat tanaman sehat.

Tanaman sehat tergantung dari lingkungan dan makanan. Nah, terkait "makanan" tanaman, simak penjelasannya di tautan Pupuk Bukan Makanan Pokok Tanaman.


6. Potong dan Bakar

Menurut pengalaman BatuKita, serangan virus gemini masih akan muncul meski kutu daun tidak banyak menyerang.

Bila mozaik kuning dan keriting tidak terlalu parah, dan tanaman terlihat kuat, maka rawat tanaman seperti biasa agar tetap sehat. Tanaman akan tetap berbunga dan berbuah.

Namun ada kalanya terdapat tanaman yang cabangnya terserang parah. Tandanya, daun mengecil karena keriting parah, warna kuning mendominasi, daun rontok, bunga rontok, bakal buah pun rontok.

Cabang yang kondisinya seperti ini harus dipotong dan dibakar. Agar serangan tidak menyebar ke cabang lain dan semakin parah.

Pembakaran cabang atau ranting yang terserang virus sangat penting agar kutu daun yang membawa virus di cabang itu ikut mati.

Hasil pemotongan cabang atau ranting akan menghasilkan tunas baru. Bila tunas yang muncul masih keriting dan kuning, potong lagi.

Berdasarkan pengalaman, setelah pemotongan beberapa kali, akan memunculkan tunas yang tidak keriting.

Saat memotong, upayakan gunting potong dicelup dahulu dengan air deterjen. Tujuannya agar guting tidak membawa virus dan menularkan pada cabang lainnya.

Demikian tips dan trik atau cara praktis mengatasi daun tanaman cabai yang keriting dan kuning karena serangan virus gemini. Selamat mencoba.(#)

Yosi Arbianto