R.A Kartini, Pejuang Emansipasi yang Jago Masak

ra kartini foto

R.A Kartini (arsip nasional)

BATUKITA.COM-Kota Malang - Selain sebagai pahlawan emansipasi, Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai perempuan yang pandai memasak. Bersama saudaranya, R.A Kardinah dan R.A Roekmini, mereka sering berkreasi menu. Mereka pun punya kumpulan resep kuno.

Resep-resep mereka telah dibukukan Suryatini N.Ganie, seorang wartawan dan penulis yang masih punya darah keluarga dengan R.A Kartini.

Buku kumpulan resep kuno Kartini itu berjudul Kisah dan Kumpulan Resep Putri Jepara.

"Untuk generasi penerus agar diketahui bahwa seni masak-memasak adalah budaya bangsa," kata Tini, sapaan Suryatini N.Ganie yang telah wafat 1 Maret 2011 silam.

Dikutip dari Femina, penulis adalah keturunan langsung R.M.A.A Sosroningrat dari putri sulungnya R.A Soelastri, saudara perempuan R.A Kartini.

Membukukan resep-resep kuno yang masih ditulis sangat sederhana oleh R.A Kardinah dan saudara-saudaranya memang tidak mudah.

Resep-resep ditulis dalam aksara Jawa, kemudian ditulis dalam bahasa Jawa. Takaranpun masih memakai alat ukur abad 20 seperti kati, elo dan cangkir.

Untuk mengalihkan ke takaran dan istilah modern, penerbit PT Gaya Favorit Press (Femina Grup) melakukan uji rasa sehingga bisa dipraktekkan oleh wanita masa kini dengan kondisi dapur dan bahan-bahan masa kini pula.

Ada 200 resep lebih yang mencerminkan kekayaan kuliner di daerah Jepara khususnya kebiasaan bersantap keluarga R.A Kartini.

Koleksi hidangan banyak dipengaruhi oleh kuliner Belanda, Cina, Arab dan Jawa Tengah. Tak hanya lezat, resep dan hidangan itu memiliki keunikan.

Buku setebal 350 halaman dengan cover tebal ini terbagi menjadi 11 Bab, mulai dari Nasi, Sup, Salad, Ikan, Unggas, Daging, Kudapan Manis hingga Cake, Roti & Kue Kering.

Di tiap resep disertakan copy resep asli dalam aksara Jawa dan bahasa Jawa. Cara 'ngliwet' nasi hingga membuat nasi rames, nasi brongkos bisa Anda dapatkan di buku ini.

Sebagian besar resep diberi nama dalam bahasa Jawa seperti 'Lodeh Bumbu Digangsa', 'Kelan Kuncen', 'Kelan Asem-Aseman', 'Emi' dan 'Gedang Goreng'.

Hidangan dari adaptasi kuliner Belanda juga sering dibuat oleh keluarga R.A Kartini seperti Panekuk, Popertjes, Puding dan Oplop.

Sedangkan dari kuliner Arab juga ada adaptasi seperti 'Jangan Arab', daging kambing berkuah bening yang mirip sup.

Kehadiran buku resep yang sarat dengan kekayaan budaya ini merupakan sebuah 'warisan' yang perlu terus dilestarikan.

Gambar-gambar keluarga R.A Kartini berikut gambar makanan yang cantik menggiurkan menjadi pelengkap yang sangat menolong pembaca memahami situasi pada abad 20.

Suryatini N. Ganie adalah putri RA Soelastri, salah seorang saudara Kartini. Ia menuturkan ketika ia mengunjungi rumah Roekmini pada 1937.

Seperti dikutip dari buku Kisah dan Kumpulan Resep Putri Jepara, Tini mengatakan Roekmini dan Kartini menyukai kue-kue yang legit tetapi tidak terlalu manis. Contohnya adalah kue sus.

Salah satu makanan kreasi dapur keluarga Sosroningrat yang paling sering dibuat oleh Soelastri maupun Roekmini adalah Gebakken broot met bayam (roti panggang dengan bayam).

Caranya, roti sisa sehari sebelumnya dipanggang dan diolesi dengan sedikit mentega. Lalu dibubuhi setup bayam yang dibumbui bawang merah, sedikit garam, gula dan notemuskaat atau pala bubuk.

Resep-resep keluarga Sosroningrat masih terpelihara dengan baik lantaran dibukukan oleh Kardinah setelah Kartini meninggal.

RA Kardinah menikah dengan Bupati Tegal, dan kemudian bernama Raden Ayu Adipati Aria Kardinah Reksanegara.

Ia mendirikan sekolah khusus keterampilan perempuan di Tegal bernama Wisma Pranawa. Sekolah ini sesuai dengan cita-cita kakak-kakaknya, Kartini dan Roekmini.

Untuk keperluan pengajaran, resep-resep keluarga yang sebagian besar masih beraksara Jawa disusun menjadi beberapa buku dan diberi judul Lajang Panoentoen bab Olah-olah.

Yang perlu dicatat adalah, keluarga Sosroningrat memiliki tradisi minum teh, mengikuti kebiasaan orang Belanda di Indonesia tempo dulu. (*)

John