Menambahkan Etanol ke Bensin, Ini Takaran yang Pas

bioetanol

Etanol meningkatkan angka oktan. Selain itu, hasil pembakaran etanol juga ramah lingkungan karena menghasilkan air dan gas CO2 yang berguna untuk tanaman. (Foto: courtesy nakedflame.nz for BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Banyak diketahui kualitas BBM jenis bensin dinyatakan dalam angka RON (Research Octane Number) dan MON (Motor Octane Number). Riset menunjukkan, cara meningkatkan angka oktan (RON/MON) salah satunya dengan penambahan etanol (kelompok senyawa alkohol). Berapa takaran etanol yang ditambahkan?

Sebelum membahas penambahan etanol dalam bensin guna menaikkan angka oktan, ada baiknya memahami dahulu beberapa pengertian dasar dan istilah yang terkait.

BBM jenis bensin produksi Pertamina yang banyak dikenal adalah Premium memiliki RON 88, Pertalite 90 dan Pertamax 92. Ada pula Pertamax Plus dengan RON 95 dan Pertamax Turbo RON 98.

Angka oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan (dalam ruang bakar) sebelum bensin terbakar secara spontan. Makin tinggi angka oktan, makin baik.

Angka oktan ini dinyatakan dalam RON (Research Octane Number) dan MON (Motor Octane Number). Angka RON untuk indikator pemakaian dalam kota, sedangkan MON untuk menunjukkan performa dalam kecepatan tinggi (misal di tol).


RON (Research Octane Number) diukur dalam mesin yang bekerja pada kecepatan rendah, yaitu 600 rpm dengan kondisi campuran bahan bakar/udara pada temperatur yang rendah juga, yaitu 125 Farenheit (51,7 Celcius).

Pengujian pada kecepatan mesin yang rendah yang disertai dengan temperatur bahan bakar/udara yang rendah dilakukan untuk merepresentasikan kinerja bahan bakar saat pemakaian di dalam kota.

Sedangkan MON  diukur dengan menggunakan mesin uji yang bekerja pada kecepatan yang relatif tinggi, yaitu 900 rpm dengan campuran bahan bakar/udara pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur pengujian untuk  RON.

Pengujian MON dilakukan dengan campuran bahan bakar/udara yang bertemperatur 300 Farenheit (148,9 Celcius).

Pengujian dengan kecepatan mesin yang cepat dengan temperatur campuran bahan bakar/udara yang lebih tinggi dilakukan untuk merepresentasikan kondisi kinerja bahan bakar pada pemakaian kendaraan di  jalan tol.

Penelitian penambahan etanol  ke bensin salah satunya dilakukan Joko Winarno (2011) berjudul Studi Eksperimental Pengaruh Penambahan Bioetanol pada Bahan Bakar Pertamax terhadap Unjuk Kerja Motor  Bensin.

Hasil penelitian menunjukkan pada putaran rendah hingga menengah, torsi dan daya terbesar diperoleh pada bahan bakar campuran dengan persentase bioetanol sebesar 20  persen.

Kenaikan torsi disebabkan naiknya angka oktan campuran bahan bakar Pertamax dan etanol.  Dengan naiknya angka oktan, tekanan dan temperatur pembakaran akan semakin tinggi. Sehingga energi pembakaran yang dihasilkan akan semakin besar.  

Selain itu dengan naiknya nilai oktan menyebabkan proses pembakaran menjadi lebih sempurna. Sehingga energi hasil dari pembakaran dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan torsi.

Pada putaran tinggi (>7000 rpm), torsi dan daya yang dihasilkan cenderung menurun. Pada rpm tinggi, nilai terbesar torsi dan daya malah diperoleh pada persentase campuran bioetanol 5 persen.

Penurunan torsi pada kecepatan tinggi ini disebabkan terjadi keterlambatan penyalaan pada putaran tinggi, sehingga tekanan dan temperatur dalam ruang bakar mengalami penurunan.

Akibatnya energi yang dihasilkan mengalami penurunan dan konsumsi bahan bakar ikut mengalami penurunan karena waktu pembukaan katup terjadi sangat singkat.

Penelitian selanjutnya dilakukan Sulistyo dkk (2009) berjudul Pemanfaatan Etanol sebagai Octane Improve Bahan Bakar Bensin pada Sistem Bahan Bakar Injeksi Sepeda Motor 4 Langkah 1 Silinder.

Hasil penelitian yaitu terjadi peningkatan daya motor pada penggunaan bahan bakar premium dengan campuran etanol.

Selain itu emisi karbon monoksida (CO) mengalami penurunan pada setiap perubahan rpm mesin. Penurunan tersebut disebabkan meningkatnya kadar oksigen pada bahan bakar.

Penelitian lain dilakukan Al-Hasan (2002) dengan judul Effect of Ethanol-Unleaded Gasoline Blends on  Engine Performance and Exhaust Emission.

Hasil peneltiian menunjukkan pencampuran bensin tanpa timbal dengan etanol dapat meningkatkan daya, torsi dan efisiensi bahan bakar.  

Naiknya torsi dipengaruhi oleh efisiensi volumetrik dan hanya bergantung sedikit pada kecepatan mesin. Selain itu meningkatnya daya dipengaruhi oleh torsi dan kecepatan mesin.  

Konsentrasi CO dan HC dalam emisi gas  buang menurun. Sedangkan konsentrasi CO2 megalami kenaikan.

Campuran bahan bakar terbaik untuk semua parameter pengukuran didapatkan pada campuran 20 persen etanol.  

Campuran 20 persen bisa diartikan dalam 1000 ml campuran, terdiri dari 200 ml etanol dan 800 ml bensin. Diupayakan memilih etanol dengan kadar semurni mungkin, misalnya 96 persen ke atas.

Dalam penelitian Partono (2011) berjudul Bioetanol dari Tetes Tebu dapat Menaikkan Nilai Oktan dari BBM, diperoleh teori bahwa etanol dapat menggantikan peran Tetra Ethyl Lead (TEL) sebagai zat aditif meningkatkan nilai oktan. Senyawa TEL  sekarang ini banyak digunakan sabagai bahan aditif dalam industri bensin.

Nah, bagi yang ingin mencoba, penelitian menunjukkan campuran 20 persen etanol paling efektif. Tentunya penambahan etanol ini berkonsekuensi menambah biaya BBM dan mesin jadi lebih panas. Berani mencoba?

Yosi Arbianto