Metode AWD Pada Padi, Hemat Air Hasil Optimal

sistem AWD pada padi

Sistem AWD adalah sebuah cara menanam padi dengan mengatur kondisi air sawah tergenang atau tidak tergenang, secara bergantian (air permukaan akan naik-turun). Tampak pipa kontrol ketinggian muka air sawah (Foto courtesy kulonprogokab,go.id for BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Metode AWD atau Alternate Wetting and Drying menjadi solusi menghemat air pada budidaya padi sawah tanpa mengurangi hasil panen.

Metode AWD bisa mengurangi pertumbuhan gulma, meningkatkan ketersediaan oksigen bagi akar tanaman.

Termasuk meningkatkan kemampuan akar dalam menyerap pupuk, menjaga kelembapan sawah, dan menjaga pH tanah.

Lebih dari itu, metode pengairan basah-kering itu bisa mengurangi munculnya gas metana dari lumpur sawah.

Sawah menyumbang delapan (8) persen dari seluruh metana buatan manusia di atmosfer, menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), 2023.


Sistem AWD sejatinya adalah menanam padi dengan mengatur kondisi air sawah tergenang dan tidak tergenang secara bergantian (air permukaan akan naik-turun).

Jumlah hari TIDAK TERGENANG dapat bervariasi, dari tiga hari hingga lebih dari 10 hari, bergantung pada sejumlah faktor. Misalnya jenis tanah, cuaca, dan tahap pertumbuhan tanaman.

Untuk memantau kedalaman air di lahan sawah, digunakan pipa air lapangan (pipa pani) yang ditancapkan pada lahan sawah.

Demikian menurut Rice Knowledge Bank milik International Rice Research Institute (IRRI).

Sistem ini telah diterapkan di berbagai negara, diantaranya Vietnam dan Indonesia.

Berdasarkan Liptan Kementan RI, metode AWD bisa menghemat air hingga 20 persen.


Pantau dengan Pipa Lapangan

Pipa kontrol ketinggian air dapat dibuat dari pipa plastik (PVC) atau bambu sepanjang 30 cm.

Diameter pipa diupayakan 4-5 inchi agar permukaan air mudah terlihat, dan tangan bisa masuk untuk menghilangkan lumpur di dalamnya.

Lubangi tabung dengan lubang kecil-kecil (misal diameter lubang seukuran bor 5 mm). Bagian tabung  yang dilubangi kecil-kecil adalah sepanjang 15 centimeter (dari 30 cm panjang tabung).

Dalam praktiknya, sebaiknya bagian tabung yang dilubangi kecil-kecil sepanjang 20 centimeter.

Lubang kecil-kecil ini berguna agar air dapat mengalir dengan mudah masuk dan keluar dari tabung.

Tancapkan bagian tabung yang berlubang kecil-kecil ke dalam tanah sedalam 20 centimeter. Sehingga sisa tabung sepanjang 10 centimeter menonjol di atas permukaan tanah.

Lalu keluarkan tanah dari dalam tabung hingga bagian bawah tabung terlihat. Tandai kedalaman tabung setiap 5 centimeter.

sistem AWD pada padi
Pipa  kontrol lapangan yang dilubangi bagian bawahnya (Foto: IRRI for BATUKITA.com)

Bila lahan tergenang, periksa apakah ketinggian air di dalam tabung sama dengan di luar tabung.

Jika ketinggian air tidak sama setelah beberapa jam, lubang mungkin tersumbat dengan tanah. Bersihkan lalu pasang kembali dengan cermat.

Tabung sebaiknya ditempatkan di bagian lahan yang mudah dijangkau, dekat dengan pematang. Sehingga mudah untuk memantau kedalaman air yang tergenang.

Lokasi tabung harus mewakili rata-rata kedalaman air di lapangan (yaitu, tidak boleh di tempat yang tinggi atau rendah).


Jadwal Pemberian Air Irigasi

Saat pindah tanam padi, tentu kondisi sawah harus tergenang. Metode AWD dapat dimulai 1-2 minggu setelah pindah tanam dan/atau setelah pembersihan gulma pertama.

Setelah penggenangan air saat pindah tanam hingga 1-2 minggu setelahnya, jangan lagi digeangi. Kedalaman air akan berkurang secara bertahap.

Bila ketinggian air sudah turun hingga 15 centimeter di bawah permukaan tanah (mencapai dasar tabung), irigasi harus dibuka untuk kembali menggenangi lahan.

sistem AWD pada padi
Kondisi sawah tergenang (Foto: IRRI for BATUKITA.com)


sistem AWD pada padi
Kondisi sawah waktunya digenangi (Foto: IRRI for BATUKITA.com)

Pemberian air ini hingga ketinggian air genangan mencapai sekitar 5 centimeter di atas permukaan tanah.

Waktu tergenang dan tidak tergenang itu dilakukan terus secara bergantian. Kontrolnya dengan memantau kedalaman air di pipa kontrol.

Yang harus diperhatikan, satu minggu sebelum hingga satu minggu setelah pembungaan, lahan harus tetap tergenang air.

Setelah pembungaan, selama pengisian dan pemasakan biji-bijian, ketinggian air dapat dibiarkan turun lagi hingga 15 cm di bawah permukaan tanah, sebelum diairi kembali. 
 
Dan pada 7-10 hari menjelang panen, sawah dibiarkan kering hingga pelaksanaan panen.

Rekomendasi Pemupukan

Untuk pemupukan dengan kandungan nitrogen (ZA, Urea),  sebaiknya saat kondisi tanah kering, sesaat sebelum dialiri air.

Untuk pupuk lainnya (misalnya NPK, phospat, kalium, pupuk kandang), bisa dilakukan seperti jadwal atau sesuai kebutuhan. (#)

Yosi Arbianto