Asyik Nih, Wisata Panjat Tebing Via Ferrata Bukit Rangkok Tegal


Wisata panjat tebing Via Ferrata Bukit Rangkok Desa Pagerwangi, Kecamatan Balapulang, Tegal, Jawa Tengah bisa dilakukan semua usia dengan peralatan safety standar (Foto: Desa Pagerwangi for BATUKITA.com)

BATUKITA, Tegal - Setiap desa punya potensi unik untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata khas yang menarik. Di Desa Pagerwangi, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, dua bukit batu penanda alam desa diolah sedemkian rupa menjadi wisata panjat tebing nan asyik. Wisata  yang bakal booming ini diberi nama wisata Via Ferrata Bukit Rangkok Desa Pagerwangi, Kecamatan Balapulang, Tegal, Jawa Tengah.

Apa itu Via Ferrata? Via ferrata adalah teknik panjat dengan mendaki tangga besi yang "ditanam" di dinding  tebing.  Besi yang ditanam di sepanjang dinding tebing batu masing-masing berjarak 50 cm dengan kedalaman 20 cm.


Seorang wisatawan bahkan memanjat sambil menggendong anaknya di wisata panjat tebing Via Ferrata Bukit Rangkok Desa Pagerwangi, Kecamatan Balapulang, Tegal, Jawa Tengah  (Foto: Desa Pagerwangi for BATUKITA.com)

Alat pengaman sampai perekat tangga besi semuanya berstandar. Satu batang anak tangga besi mampu menopang beban 22 kg Newton atau setara dengan 500 kg.

Pemanjatnya menggunakan peralatan standar safety berupa harness, tali panjat, lanyard, karabiner (pengait), dan helm. Tiap orang punya dua pengaman. Satu dipasangkan di kabel baja yang membentang di kiri atau kanan tangga. Pengaman lainnya dipasangkan di tangga via ferrata.

Tercatat dalam sejarah,  generasi pertama via ferrata lahir di Austria pada tahun 1843, oleh Hocher Saschein. Pada tahun 1869 dibuat via ferrata yang menghubungkan dua puncak gunung Grosaclockner, gunung dengan puncak tertinggi di Austria.


Aksi seorang wisatawan putri dengan latar belakang matahari menjelang terbenam (Foto: Desa Pagerwani for BATUKITA.com)

Pada saat perang dunia pertama, tahun 1914 jalur via ferrata dibuat di tebing batu gunung Dolomites oleh pasukan Italia yang sedang bertempur melawan pasukan Austria. Pasukan Italia membangun jalur via ferrata di gunung ini untuk membantu pergerakan tentara dan logistik serta peralatan perang, untuk dipindahkan dari satu sisi gunung ke sisi lainnya.

Sejak tahun 1960-an mulai banyak dibangun via ferrata di berbagai tempat di dunia untuk kepentingan fun dan wisata petualangan. Di Indonesia sendiri via ferrata pertama kali dibangun di Gunung Parang,  Purwakarta,  Jawa Barat,  pada tahun 2015.

Wisata petualangan via ferrata di Bukit Rangkok Desa Pagerwangi berupa aktivitas mendaki dan memanjat Bukit Goa Rangkok. Wisatawan bisa menjelajah tebing-tebing vertikal dan lima puncak bukit batu yang membentang dari sisi selatan sampai utara.

Masing-masing bukit dan tebing memiliki variasi karakteristik medan dan sensasi yang berbeda,  dengan bonus sajian pemandangan yang sangat indah, terutama di senja hari.

Selain memanjat tangga besi,  terdapat varian jalur jembatan titian dari kabel baja dan jembatan Burma (jembatan dengan pijakan kayu yang di kiri dan kanannya diikat kabel baja). Selain itu terdapat beberapa spot foto menarik, termasuk hammock (tempat tidur gantung) yang dipasang di bibir tebing.

Jalur petualangan dimulai dari basecamp, mendaki jalan setapak ke puncak bukit paling selatan, memanjat tebing-tebing naik turun 5 bukit,  sampai kembali lagi ke basecamp,  dengan total panjang rute lebih dari 1 km,  yang bisa ditempuh dalam kisaran waktu  2 jam.

Via ferrata Bukit Rangkok sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dilakukan pengunjung dari berbagai usia, mulai anak-anak SD sampai orang tua. Dengan catatan peralatan safety harus standar.

Anak-anak dengan tinggi minimal satu meter,  dan pengunjung yang tidak berpenyakit jantung atau ayan (epilepsi),  bisa mengikuti aktivitas via ferrata ini. Bagaimana teknik pemanjatan serta safety? Akan ada briefing sebelumnya, dan setiap kelompok tamu akan dipandu oleh guide.

Bagi orang-orang yang sudah terbiasa melakukan kegiatan petualangan di alam bebas, tetap ada medan-medan vertikal yang sangat menantang. Namun semua tetap dapat ditempuh dengan aman, karena ditunjang dengan peralatan safety standar.

Via ferrata di Bukit Rangkok Desa Pagerwangi merupakan via ferrata pertama di Indonesia yang dikelola sepenuhnya oleh desa. Yakni melalui BumDes (Badan Usaha Milik Desa)  dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Permodalan dari dana desa. Via ferrata lainnya di Indonesia dimiliki dan dikelola oleh perusahaan operator wisata petualangan atau pribadi.

Wisata via ferrata Desa Pagerwangi ini bisa menjadi solusi atas kondisi permasalahan di Desa Pagerwangi.  Terutama dari sisi pengembangan potensi ekonomi desa, mampu mengurangi angka urbanisasi anak muda desa, dan terciptanya usaha pariwisata desa berikut segala bisnis turunannya.  Wisata Via Ferrata Goa Rangkok Desa Pagerwangi telah dirilis Senin, 24 Juni 2019.


Jembatan Burma di wisata panjat tebing Via Ferrata Bukit Rangkok Desa Pagerwangi, Kecamatan Balapulang, Tegal, Jawa Tengah (Foto: Desa Pagerwangi for BATUKITA.com)

Desa Pagerwangi terletak di kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal,  sekitar 13 km dari Kota Slawi,  dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Rute perjalanan menuju Desa Pagerwangi dari Kota Tegal maupun Kota Slawi cukup mudah, dengan lalu lintas yang relatif lancar.

Kecamatan Balapulang memiliki bentang alam yang cukup unik. Topografinya berbukit-bukit dan banyak didominasi oleh bebatuan yang merupakan sisa-sisa aktivitas vulkanik Gunung Slamet.  Bila ditarik garis lurus, Gunung Slamet hanya berjarak sekitar 19 km dari Desa Pagerwangi yang memiliki suasana alami nan asri ini.

Di Desa Pagerwangi terdapat dua buah bukit, yang menjadi penanda unik bentang alam desa. Dari kejauhan pun orang bisa dengan mudah mengetahui letak desa dengan penduduk 1.541 jiwa ini. Bukit Penawungan dan Bukit Gua Rangkok, demikian nama kedua buah bukit yang namanya sudah tertulis di peta kuno Belanda buatan 1941.

Puncak tertinggi bukit Penawungan memiliki ketinggian 425 meter di atas permukaan laut. Bukit yang lahannya adalah milik warga secara perorangan-perorangan ini cukup lebat ditumbuhi beraneka pepohonan.

Untuk bukit Goa Rangkok, posisinya berada tepat di depan bukit Penawungan. Puncak tertinggi di bukit ini memiliki ketinggian 373 m di atas permukaan laut. Dari kaki bukit yang permukaannya berupa tanah dengan banyak pepohonan, sampai ke puncak bukit yang berupa bebatuan, kira-kira memiliki elevasi ketinggian hampir 100 meter.

Bukit Goa Rangkok memiliki beberapa tebing tegak lurus, dan lima puncak bebatuan dengan aneka bentuk formasi yang unik,  yaitu puncak Wadas Lawang 1 dan 2,  Watu Tumpang,  Watu Kukusan, dan Pengancikan


Indahnya pemandangan alam yang bisa dilihat dari atas bukit di wisata panjat tebing Via Ferrata Bukit Rangkok Desa Pagerwangi, Kecamatan Balapulang, Tegal, Jawa Tengah  (Foto: Desa Pagerwangi for BATUKITA.com)

Dari puncak bukit Gua Rangkok ini kita bisa melihat pemandangan indah Desa Pagerwangi dan desa-desa di sekitarnya. Terutama di sore hari saat menjelang matahari terbenam. Di situlah pengunjung bisa menikmati sajian premium panorama alam yang sangat cantik, perpaduan antara hijaunya persawahan dan perbukitan,  yang berbaur dengan warna senja kemerahan.

Jenis batuan yang membentuk tebing dan puncak bukit Goa Rangkok adalah batuan breksi. Kata breksi berasal dari bahasa Italia, yang berarti "lepasan kerikilan" atau "batuan yang dibuat oleh kerikilan yang tersemen".

Batuan breksi berasal dari magma, fragmen (butiran) breksi memiliki ukuran yang relatif besar, minimal lebih dari 2 mm, dan mempunyai banyak sudut, di mana ruang antara butiran fragmennya diisi oleh partikel-partikel yang lebih kecil (biasa disebut matriks) atau semen berupa mineral yang mengikat batuan secara bersama-sama. (*)

Editor: Yosi Arbianto