Layu dan mati pada tanaman yang disebabkan serangan jamur Fusarium spp tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa diminimalisir serangannya. Tampak melon yang awalnya sehat, tiba-tiba daun bawahnya menguning lalu layu dan kerdil dan akhirnya mati. (Foto: BATUKITA.com)
BATUKITA.COM-Kota Batu - Layu dan mati pada tanaman yang disebabkan serangan jamur Fusarium spp tidak bisa disembuhkan, hanya bisa dicegah dan diminimalisir serangannya.
Serangan layu Fusarium menjadi momok atau mimpi buruk bagi pembudidaya tomat, cabai, terong, melon, semangka atau jenis kubis-kubisan.
Sebelum membahas cara mengatasinya, pahami dahulu gejala umum dari layu dan mati akibat jamur Fusarium.
Tanda utama dari layu akibat jamur Fusarium adalah tanaman yang mulanya sehat tiba-tiba tumbuh kerdil, lama-kelamaan mati.
Daun bagian bawah menguning, kemudian mengering, seperti kekurangan nitrogen. Gejala ini terus menjalar ke daun atasnya.
Tanaman terlihat layu ketika mentari bersinar terik, pada tengah hari atau siang. Kemudian tanaman terlihat kembali tegak ketika sinar matahari sudah meredup pada sore hari.
Ketika diperiksa lebih teliti, ada infeksi pada leher batang bawah tanaman yang bersinggungan dengan media tanam.
Batang bawah terlihat membusuk dan berwarna cokelat. Warna cokelat itu bisa berubah putih-keabuan karena membentuk massa spora.
Infeksi menjalar ke akar tanaman sehingga membuat akar menjadi busuk basah. Seringkali busuk ini berasosiasi dengan bakteri busuk akar.
Secara teori dan praktik tim BatuKita, tanaman yang terserang layu Fusarium tidak bisa diobati atau disembuhkan. Sehingga cara mengatasinya harus dengan pencegahan terpadu.
Berikut ini cara terpadu mencegah dan mengatasi layu Fusarium yang disarikan dari beragam literatur, salah satunya Penyakit Tanaman Hortikultura oleh Haryono Semangun, dan diperkaya praktik tim BatuKita.
Ada pula kode 'FNV' yang menunjukkan resistensi terhadap Fusarium, nematoda, dan verticillium (jamur penyebab layu dengan gejala mirip serangan Fusarium).
Misalnya benih tomat berlabel 'TMV' akan menunjukkan ketahanan terhadap virus mosaik tomat.
Biji tomat dapat diberi label 'F', 'FF' atau 'FFF' untuk menunjukkan ketahanan terhadap satu atau lebih ras F. oxysporum; F.sp; F. lycopersici.
Namun, kulit benih sering kali terkontaminasi oleh potongan mikroskopis dari jaringan yang terinfeksi dan spora. Banyak penyakit layu Fusarium disebarkan dengan cara ini.
Perlakukan benih dengan fungisida atau air panas (atau keduanya) untuk mematikan jamur pada kulit benih. Termasuk untuk melindungi bibit yang baru muncul dari infeksi.
Celupkan benih atau umbi ke dalam fungisida atau air panas (atau keduanya) untuk mengurangi infeksi Fusarium. Pencelupan air panas biasanya bersuhu 50 derajat Celcius selama 1 menit.
Sterilisasi bisa dengan cara pemanasan uap air, fumigasi gas kimia, penjemuran di terik mentari, atau oven.
Cara lain, media tanam bisa dicampur dengan jamur Trichoderma untuk menghalangi perkembangan jamur Fusarium dalam tanah di masa pembibitan.
Jangan membuat kompos dari bagian tanaman yang terserang. Menyingkirkan tanaman yang terinfeksi ini dapat mengurangi jumlah spora dan mencegah penyebarannya.
Bisa ditambah dengan mengocor larutan air kapur pada bekas lubang tanam yang terserang.
Namun kebutuhan akan pendapatan seringkali menjadi alasan tidak memungkinkannya rotasi tanaman seperti ini.
Caranya, tanah yang telah bersih dari gulma ditutupi plastik bening. Dengan cara ini, sinar matahari yang terik akan memanaskan tanah, sehingga membunuh patogen.
Proses solarisari ini bisa memakan waktu beberapa minggu (misalnya 4-6 minggu) selama musim panas atau kemarau.
Setelah dibersihkan dan digosok dengan air, celupkan peralatan ke dalam larutan pemutih pakaian atau pembersih lantai konsentrasi rendah.
Angka pH tanah 7 atau sedikit lebih tinggi, dapat membatasi aktivitas Fusarium. Jangan berlebihan. Angka pH yang sangat basa dapat membatasi ketersediaan unsur hara tanaman.
Pemberian kapur bisa dilakukan sebelum tanam atau sesudah tanaman berumur 4 minggu, utamanya ketika musim hujan.
Saat sebelum tanam, kapur disebar dan dicampur merata dengan tanah.
Ketika tanaman dewasa, kapur bisa disebar di lubang tanam atau sekitar perakaran. Beberapa petani membuktikan pemberian kapur di dekat leher akar ini mampu mencegah serangan Fusarium yang berasal dari percikan air hujan.
Penggunaan nitrogen berbentuk nitrat ini menurut University of California Agriculture and Natural Resources.
Bahan organik tanah ini tidak terbatas pada pupuk kandang. Bahkan pupuk kandang sapi berpotensi memperparah serangan layu Fusarium.
Bahan organik yang dimaksud misalnya cacahan beragam sampah organik, cacahan daun, limbah organik dapur, kotoran ayam, sekam padi.
Demikian 11 cara mencegah dan meminimalisir serangan layu Fusarium. Yang perlu diingat, tidak ada obat bagi tanaman yang terserang layu Fusarium. Sehingga percuma menyemprot fungisida pada tanaman yang terserang layu Fusarium. (#)
Yosi Arbianto
Serangan layu Fusarium menjadi momok atau mimpi buruk bagi pembudidaya tomat, cabai, terong, melon, semangka atau jenis kubis-kubisan.
Sebelum membahas cara mengatasinya, pahami dahulu gejala umum dari layu dan mati akibat jamur Fusarium.
Tanda utama dari layu akibat jamur Fusarium adalah tanaman yang mulanya sehat tiba-tiba tumbuh kerdil, lama-kelamaan mati.
Daun bagian bawah menguning, kemudian mengering, seperti kekurangan nitrogen. Gejala ini terus menjalar ke daun atasnya.
Tanaman terlihat layu ketika mentari bersinar terik, pada tengah hari atau siang. Kemudian tanaman terlihat kembali tegak ketika sinar matahari sudah meredup pada sore hari.
Ketika diperiksa lebih teliti, ada infeksi pada leher batang bawah tanaman yang bersinggungan dengan media tanam.
Batang bawah terlihat membusuk dan berwarna cokelat. Warna cokelat itu bisa berubah putih-keabuan karena membentuk massa spora.
Infeksi menjalar ke akar tanaman sehingga membuat akar menjadi busuk basah. Seringkali busuk ini berasosiasi dengan bakteri busuk akar.
Secara teori dan praktik tim BatuKita, tanaman yang terserang layu Fusarium tidak bisa diobati atau disembuhkan. Sehingga cara mengatasinya harus dengan pencegahan terpadu.
Berikut ini cara terpadu mencegah dan mengatasi layu Fusarium yang disarikan dari beragam literatur, salah satunya Penyakit Tanaman Hortikultura oleh Haryono Semangun, dan diperkaya praktik tim BatuKita.
1. Gunakan Benih atau Bibit yang Tahan Fusarium
Dalam aturan internasional perbenihan, ketahanan benih terhadap Fusarium biasanya ditandai dengan kode huruf 'F'.Ada pula kode 'FNV' yang menunjukkan resistensi terhadap Fusarium, nematoda, dan verticillium (jamur penyebab layu dengan gejala mirip serangan Fusarium).
Misalnya benih tomat berlabel 'TMV' akan menunjukkan ketahanan terhadap virus mosaik tomat.
Biji tomat dapat diberi label 'F', 'FF' atau 'FFF' untuk menunjukkan ketahanan terhadap satu atau lebih ras F. oxysporum; F.sp; F. lycopersici.
2. Sterilkan Benih dari Patogen
Jika benih diambil dari tanaman yang terinfeksi atau tak berkode, benih itu sendiri biasanya sehat.Namun, kulit benih sering kali terkontaminasi oleh potongan mikroskopis dari jaringan yang terinfeksi dan spora. Banyak penyakit layu Fusarium disebarkan dengan cara ini.
Perlakukan benih dengan fungisida atau air panas (atau keduanya) untuk mematikan jamur pada kulit benih. Termasuk untuk melindungi bibit yang baru muncul dari infeksi.
Celupkan benih atau umbi ke dalam fungisida atau air panas (atau keduanya) untuk mengurangi infeksi Fusarium. Pencelupan air panas biasanya bersuhu 50 derajat Celcius selama 1 menit.
3. Gunakan Media Pembibitan yang Sehat
Dalam tahap pembibitan, gunakan media tanam yang sehat. Media tanam pembibitan disarankan melalui tahap sterilisasi terlebih dahulu.Sterilisasi bisa dengan cara pemanasan uap air, fumigasi gas kimia, penjemuran di terik mentari, atau oven.
Cara lain, media tanam bisa dicampur dengan jamur Trichoderma untuk menghalangi perkembangan jamur Fusarium dalam tanah di masa pembibitan.
4. Musnahkan Tanaman Terserang
Bila dalam lahan ada tanaman yang terserang layu Fusarium, tanaman harus dicabut dan dimusnahkan dengan dibakar di tempat lain.Jangan membuat kompos dari bagian tanaman yang terserang. Menyingkirkan tanaman yang terinfeksi ini dapat mengurangi jumlah spora dan mencegah penyebarannya.
5. Kocor Lubang Tanam dengan Fungisida
Lubang tanam bekas tanaman yang terserang jangan dibiarkan. Segera kocor lubang tanam bekas tanaman yang terserang dengan fungisida.Bisa ditambah dengan mengocor larutan air kapur pada bekas lubang tanam yang terserang.
6. Rotasi Tanaman
Kalau memungkinkan, lakukan rotasi tanaman. Misalnya bila tanaman tomat terserang, jangan menanam cabai atau paprika di lokasi yang sama dalam dua tiga tahun. Sebab keduanya merupakan anggota keluarga Solanaceae.Namun kebutuhan akan pendapatan seringkali menjadi alasan tidak memungkinkannya rotasi tanaman seperti ini.
7. Lakukan Pemanasan Lahan
Spora Fusarium di dalam tanah dapat dibunuh dengan teknik yang disebut solarisasi (penjemuran) tanah.Caranya, tanah yang telah bersih dari gulma ditutupi plastik bening. Dengan cara ini, sinar matahari yang terik akan memanaskan tanah, sehingga membunuh patogen.
Proses solarisari ini bisa memakan waktu beberapa minggu (misalnya 4-6 minggu) selama musim panas atau kemarau.
8. Bersihkan Peralatan dan Sterilisasi
Bersihkan peralatan pertanian yang digunakan di area yang berpotensi terinfeksi atau terkontaminasi jamur Fusarium.Setelah dibersihkan dan digosok dengan air, celupkan peralatan ke dalam larutan pemutih pakaian atau pembersih lantai konsentrasi rendah.
9. Naikkan pH Tanah ke Netral Sedikit Basa
Jamur Fusarium lebih menyukai tanah asam. Lakukan pengapuran untuk menaikkan pH menjadi netral atau sedikit basa.Angka pH tanah 7 atau sedikit lebih tinggi, dapat membatasi aktivitas Fusarium. Jangan berlebihan. Angka pH yang sangat basa dapat membatasi ketersediaan unsur hara tanaman.
Pemberian kapur bisa dilakukan sebelum tanam atau sesudah tanaman berumur 4 minggu, utamanya ketika musim hujan.
Saat sebelum tanam, kapur disebar dan dicampur merata dengan tanah.
Ketika tanaman dewasa, kapur bisa disebar di lubang tanam atau sekitar perakaran. Beberapa petani membuktikan pemberian kapur di dekat leher akar ini mampu mencegah serangan Fusarium yang berasal dari percikan air hujan.
10. Gunakan Pupuk N dalam Bentuk Nitrat (NO3)
Menurut penelitian lapangan, penggunaan pupuk nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3) efektif untuk meminimalisir Fusarium oxysporum pada bunga krisan, aster, gladiol, mentimun, tomat, dan semangka.Penggunaan nitrogen berbentuk nitrat ini menurut University of California Agriculture and Natural Resources.
11. Manajemen Mikroorganisme Lahan
Kembali mengaktifkan seluruh mikroorganisme dalam tanah menjadi solusi jangka panjang. Caranya dengan mengurangi penggunaan pestisida kimia dan memperbanyak bahan organik tanah.Bahan organik tanah ini tidak terbatas pada pupuk kandang. Bahkan pupuk kandang sapi berpotensi memperparah serangan layu Fusarium.
Bahan organik yang dimaksud misalnya cacahan beragam sampah organik, cacahan daun, limbah organik dapur, kotoran ayam, sekam padi.
Demikian 11 cara mencegah dan meminimalisir serangan layu Fusarium. Yang perlu diingat, tidak ada obat bagi tanaman yang terserang layu Fusarium. Sehingga percuma menyemprot fungisida pada tanaman yang terserang layu Fusarium. (#)
Yosi Arbianto