Trichoderma Sahabat Petani, Wujud dan Cara Memperbanyak

morfologi kasat mata makroskopi trichoderma
Biakan jamur Trichoderma sp dalam media PDA (potato dextrose agar) yang memperlihatkan cincin konsentris dan warna konidia hijau. (courtesy Saudi Journal of Biological Sciences for BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Malang -  Petani dan penghobi tanaman pasti sering mendengar nama jamur "baik" bernama Trichoderma sp. Bagaimana wujud atau rupa jamur Trichoderma sp ini?

Dengan mengetahui wujud kasat mata (morfologi) jamur Trichoderma sp ini, petani bisa menjaga kelestariannya ketika menemukannya di lahan.

Petani juga bisa "memancingnya" dari dalam tanah hutan atau tanah di bawah tanaman bambu.  Selanjutnya petani bisa membiakkan dan memperbanyaknya untuk dimasukkan ke lahan pertanian.

Jamur Trichoderma sp dikenal sebagai jamur yang bisa melawan dan menekan jamur patogen yang (utamanya) ada di dalam tanah atau media tanam.

Jamur patogen atau jamur jahat yang dimaksud misalnya, jamur penyebab layu (Fusarium sp), jamur busuk batang (Phytophthora sp, Sklerotinia sp), jamur Alternaria sp, dan jamur patogen lain.


Morfologi (Wujud Kasat Mata) Jamur Trichoderma sp

Makroskopi (Dengan Mata Telanjang)

Jamur Trichoderma sp menunjukkan miselium (benang jamur/tubuh jamur/hifa) putih dengan konsistensi spons yang menyebar ke seluruh cawan.

Koloninya membentuk dua hingga tiga cincin konsentris. Penampakan dari atas, terlihat berwarna kehijauan yang merupakan konidianya (awam menyebut spora).
 
wujud jamur trichoderma
Biakan jamur Trichoderma sp dalam media PDA (potato dextrose agar) pada 5-7 hari setelah inokulasi (HSI). (courtesy Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau for(BATUKITA.com)

García-Núñez dkk. (2017) mendeskripsikan beberapa isolat Trichoderma mengembangkan miselium yang lebat dan halus, serta dua hingga tiga cincin miselium konsentris (putih) dan konidia (hijau tua ) yang halus.

Ciri lain yang membedakan genus Trichoderma adalah pertumbuhan yang cepat dalam media kultur dan perkembangan konidia berwarna hijau (Chaverri dkk., 2015).

Identifikasi ini menggunakan metode Barnett dan Hunter (1972), dengan mempertimbangkan cincin konsentris, perkembangan dan pigmentasi konidia, serta tekstur miselium.

Yang penting diingat dari identifikasi Trichoderma sp adalah, koloni bukan hanya terlihat hijau, tetapi harus membentuk cincin konsentris. 
 
jamur aspergillus flavus
Morfologi makroskopi koloni Aspergillus flavus pada media PDA. (courtesy Universiti Putra Malaysia for BATUKITA.com)

Sebab bila hanya mengandalkan penampakan warna hijau dari konidianya (spora), maka bisa salah faham dengan jamur Aspergillus flavus yang juga sering berwarna hijau.


Mikroskopi ( Menggunakan Mikroskop)

Hasil pengamatan mikroskopis isolat Trichoderma sp. menunjukkan, konidia (spora) padat, konidiofor (batang spora) bercabang.

Lalu fialid (kalau pada bunga semacam mahkota) berbentuk ampul dan konidia (spora) agak bulat dengan pigmentasi kuning kehijauan.
 
jamur trichoderma secara mikroskopis
Struktur mikroskopis Trichoderma sp. (a) Sel konidiogenik (40 buah); (b) Hifa dan konidia (100 buah). Skala batang: 10 µm. (courtesy Saudi Journal of Biological Sciences for BATUKITA.com)

Sebenarnya masih ada dua lagi cara identifikasi jamur Trichoderma sp skala laboratorium. Pertama identifikasi molekular dan kedua, identifikasi filogenetik.

Identifikasi molekular melalui ekstraksi DNA dan amplifikasi PCR (Polymerase Chain Reaction). Cara ini hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan alat PCR. Sehingga hanya cocok untuk keperluan akademis atau penelitan.

Sedangkan identifikasi filogenetik juga sama, harus dilakukan dalam laboratorium. Sehingga lebih banyak dilakukan untuk kepentingan akademis atau penelitan, bukan oleh petani.

Bagi petani dan praktisi, identifikasi morfologi (makroskopi dan mikroskopi) bisa dikatakan cukup. Yang penting tidak keliru dengan Aspergillus sp saat pengamatan morfologi.


Memperbanyak Trichoderma sp dengan Beras atau Jagung


Pada prinsipnya, media jagung dan beras dipilih karena mengandung banyak karbohidrat dan gula (sumber karbon), yang merupakan makanan jamur.

Teknik perbanyakan Trichoderma sp pada beras dan jagung ini sebagian dinukil dari makalah Perbanyakan Massal Trichoderma sp pada Media PDA, Beras dan Jagung karya Yogo Sumitro, Syuryati, Saipul Hamdan, dan Elda Eka Putri. Mereka dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau.

Persiapan Media

Persiapan media jagung dilakukan dengan cara: 1.000 gram jagung pipil dicuci dengan air bersih. Kemudian direndam air selama 12-24 jam.

Boleh juga mencoba menggunakan jagung pipil yang sudah ditumbuk kasar lalu media jagung dikukus 10 menit terlebih dahulu.

Kembali cara pertama, selanjutnya jagung pipil tersebut dikeringanginkan kemudian dimasukkan ke dalam plastik tahan panas sebanyak @200 gram (boleh @100 gram). Keluarkan udara yang tersisa lalu plastik dilipat, kemudian disterilisasi.

Proses sterilisari dilakukan dengan autoklaf pada suhu 121 derajat Celcius, tekanan 1 atm selama 15 menit.

Bila autoklaf sulit didapat, bisa menggunakan panci presto atau dandang yang bersih dan rapat.

Untuk persiapan media beras dengan cara: 1.000 gram beras dicuci hingga bersih. Kemudian direndam selama ±1 jam saja.

Selanjutnya beras dikukus selama 5-10 menit (setengah matang) untuk kemudian didinginkan sebentar, lalu dimasukkan ke plastik sebanyak @200 gram (boleh @100 gram).

Sebelum dilipat, buang dahulu udara yang tersisa di dalam plastik.

Langkah selanjutnya adalah sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 derajat Celcius, tekanan 1 atm selama 15 menit, atau menggunakan panci presto.


Inokulasi Jamur Trichoderma sp

Setelah semua media siap, tahap selanjutnya adalah inokulasi atau memasukkan jamur Trichoderma sp ke dalam media beras atau jagung.

Sumber inokulan yang akan dimasukkan ke media beras atau jagung bisa berasal dari hasil memancing sendiri yang telah dimurnikan dan diremajakan dalam media Potato Dextrose Agar (PDA).

Sumber inokulan bisa pula berasal dari produk komersil. Bisa pula dari dinas atau balai pertanian setempat, serta perguruan tinggi.

Sediakan sendok teh logam bergagang panjang. Sterilisasikan dengan cara celup hingga setengah panjang sendok pada alkohol.

Lalu saat masih basah dengan alkohol, bakar dengan api bunsen atau korek dan kibas-kibaskan hingga api padam.

Lalu ambil inokulan sepertiga atau setengah sendok dan masukkan ke dalam media jagung atau beras.

Cara memasukkan inokulan: taruh plastik di meja dengan posisi mendatar, posisikan mulut plastik menghadap ke samping, bukan menghadap ke atas.

Buka sedikit mulut plastik lalu masukkan sendok berisi inokulan ke dalamnya. Buang sisa udara (mulut plastik masih menghadap ke samping) lalu plastik dilipat dan disteples.

Kocok-kocok plastik agar inokulan menyebar. Lalu simpan di tempat gelap dan lembab. Setelah 7 hari, jamur akan terlihat memenuhi media jagung atau beras.
 
jamur trichoderma dalam media jagung dan beras
Perkembangan Trichoderma sp. pada media beras (atas) dan jagung (bawah) 3-14 HSI. (courtesy Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau for BATUKITA.com)

Perbanyakan Trichoderma sp pada media jagung dan beras tersebut siap untuk diaplikasikan.

Cara aplikasi bisa dengan mencampurkannya pada kompos. Atau memasukkan sekitar 10 gram pada lubang bibit yang hendak ditanami. Selamat mencoba!

Yosi Arbianto