Cari Spot Selfie, Sephia STIKI Meninggal Ditelan Ombak Watu Lepek

watu lepek

Jenazah Sephia Virgin Pradila (20) diketemukan sehari setelahnya, Selasa (23/7/2019) pukul 17.25. Jenazah ditemukan di tepi Pantai Wonogoro, Gedangan Kabupaten Malang. (Foto Pantai Watu Lepek: dolandolen com)

BATUKITA, Kab Malang - Sephia Virgin Pradila (20), mahasiswi STIKI warga Jalan Ciliwung 54 Kota Malang RT 15 RW 7 Kelurahan Purwantoro meninggal dunia ketika mencari spot swafoto (selfie).  Sephia tertelan ombak Pantai Watu Lepek, areal Pantai Batu Bengkung Desa Gajahrejo, Gedangan Kabupaten Malang, Senin (22/7/2019) pukul 17.30.

Setelah dilakukan pencarian oleh unsur gabungan, jenazah Sephia diketemukan sehari setelahnya, Selasa (23/7/2019) pukul 17.25. Jenazah dalam posisi tengkurap di tepi Pantai Wonogoro, Gedangan Kabupaten Malang. Lokasi penemuan ada di sebelah timur dari lokasi kejadian. Koordinat lokasi kejadian adalah  S 8°43'30.7"  E112°61'65.3".

Menurut keterangan M Farhan Al Muzakki (20), Sephia bersama rekannya (total 9 orang:  6 laki laki dan 3 perempuan) hendak berwisata ke Pantai Watu Lepek. Mereka berangkat dari Rumah Arya Dharma Pangestu di Cemorokandang Kota Malang sekitar pukul 13.30 WIB. Dalam perjalanan rombongan sempat mampir ke minimarket Rejosari untuk membeli perbekalan.

Sekitar pukul 15.30 WIB, rombongan tiba loket wisata Pantai Batu Bengkung, Gedangan. Lalu melanjutkan perjalanan dan sampai di Pantai Watu Lepek sekitar pukul 16.43. Mereka pun langsung melakukan swafoto di Pantai Watu Lepek selama 15 menit. Kemudian semua rombongan (9 org) menuju ke bagian atas Watu Lepek.

Mereka pisah untuk mencari spot foto namun masih di sekitaran pantai Lepek. Empat orang bersama-sama (Farhan, Arya, Mutiara dan Yolanda) mencari spot foto di sisi utara. Korban waktu itu berada tidak jauh dari teman-temanya yang lain.  Sementara Yogi, Juan, Adam, mereka berada di sisi selatan. Korban terlihat terakhir di sisi selatan,  teman yang jaraknya paling dekat adalah Adam.

Lalu korban bersama satu rekannya terlihat berusaha menyusul empat rekannya yang berada di utara. Namun di tengah perjalanan tak disangka ombak besar melintas selatan ke utara. Rupanya ombak ini yang menghempaskan dan menyeret korban. Satu temannya selamat.

Melihat korban hilang, rombongan melakukan pencarian dengan berteriak- teriak kurang lebih 15 menit. Karena tidak ada respon dari Sephia, rombongan melapor dan minta pertolongan kepada Bu Suliati, pemilik warung Sekar Arum. Lalu laporan  diteruskan kepada Ketua LMDH Tani Maju Bapak Gatot kemudian berita diteruskan Ke POS AL dan SAR PSR.

Lalu Selasa pukul 05.30 WIB, SAR PSR beserta tiga anggota melaksanakan pengecekan ke lokasi kejadian dan menemukan sebuah jilbab warna hitam corak putih. Selanjutnya Selasa pukul 09.00 WIB Danposal Sendangbiru dan Kasatpolair melaksanakan apel pagi dilanjutkan pembukaan Sargab Pencarian Laka Laut.

Dibentuk lima tim pencarian darat yakni SRU 1 dengan area pencarian meliputi lokasi-Pantai Kajaran. Lalu SRU 2 meliputi pantai Kajaran-Pantai Kangen, SRU 3 meliputi lokasi kejadian-Pantai Pawonan, SRU 4 meliputi Pantai Pawonan-Pantai Taman Ayu. Terakhir tim SRU 5 meliputi lokasi kejadian-Pantai Buncaran.

Pukul 14.30 WIB anggota Posal Sendangbiru dan Ketua Sar PSR beserta anggota melakukan pengecekan ulang dan menemukan sebuah arloji, sebuah kacamata dan sehelai rambut di lokasi kejadian.

Pukul 17.25 WIB anggota Sar PSR  Pantai Wonogoro menemukan sesosok jenazah perempuan tanpa busana dengan posisi tengkurap di pantai Wonogoro Desa Tumpakrejo, Gedangan, sebelah timur. Jenazah lalu dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.

Pukul 18.00 WIB, Ketua SAR PSR beserta potensi SAR lain mengevakuasi jenazah mengunakan mobil Ops SAR PSR ke kantor Polairud guna  pembuatan Berita Acara. Lalu pihak keluarga menyatakan memang benar itu adalah Sephia.

Pukul 19.05 WIB, jenzah Sephia dievakuasi  ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang didampingi dari pihak keluarga menggunakan Ambulance 020 Rescue Kota Malang untuk menjalani visum.

Saat pencarian, kondisi cuaca berawan, suhu udara 22°-31° Celcius, kecepatan angin 10-30 Knots, arah angin Timur Laut- Tenggara, tinggi gelombang 2-4 meter. 

Kendaraan yang digunakan meliputi mobil operasional Basarnas, mobil operasional PSR, mobil operasional BPBD, ambulance PMI Kabupaten Malang, ambulance Rescue 020 Reider Malang, mobil operasional Mahameru.

Unsur-unsur yang tergabung meliputi: PSR (Pantai Selatan Rescue), Perhutani, LMDH Tani Maju, Masyarakat Setempat, Basarnas, Polairud, Pos AL, Boncel_Relawan_Bajulmati, Pakem, Gerpik, Mahameru, Relawan Kab Malang, SAR Trenggono, PPMR, SAR Mta, Satria Rescue, PMI, KRI, Potensi, Esteh'anget dan Muspika Kecamatan Gedangan. (*)

Editor: Yosi Arbianto