Banjir Rendam Ibu Kota Jakarta di Awal 2020

banjir jakarta awal 2020

Petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan mengecek saluran air saat banjir di kawasan Kalibata, Jakarta, Jum'at (27/12/2019). Curah hujan yang tinggi menyebabkan wilayah tersebut tergenang banjir. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.)

BATUKITA.COM-Jakarta - Banjir terjadi di sejumlah lokasi di Jakarta hingga Bekasi mulai Rabu pagi 1 Januari 2020. Banjir dipicu hujan seharian yang mengguyur ibu kota semenjak Selasa 31 Desember 2019 hingga awal tahun 2020. Banjir juga dipicu luapan air Ciliwung karena kiriman air dari Bogor dan Puncak.

Dikutip dari laman @TMCPoldaMetro, banjir dimulai dari sejumlah titik di Jakarta Selatan. Pada pukul 05.49 WIB di daerah Pesanggerahan, di depan Kantor Lurah Kalibata, terpantau tergenang banjir setinggi 80 centimeter-100 centimeter.

Kemudian pukul 05.44 WIB dan di depan Gedung KPKJI Rasuna Said juga tergenang air setinggi 20 centimeter-40 centimeter.

Lalu banjir juga terdeteksi di Jakarta Utara. Antara lain di kawasan Kelapa Molek, Kelapa Gading Timur dengan genangan air setinggi 30 centimeter-60 centimeter.

Lalu di depan Astra Jalan Yos Sudarso Jakarta Utara juga terjadi banjir dengan tinggi 20 centimeter.

Di TL Perintis Kelapa Gading, Jakarta Utara banjir setinggi 30 sentimeter-40 sentimeter yang membuat kawasan tersebut tak bisa dilintasi kendaraan. Sementara itu, banjir juga terjadi di sejumlah titik di wilayah Jakarta Pusat.

TMC Polda Metro Jaya mencatat, banjir di Jalan Bangau 6, Gunung Sahari sudah mulai memasuki rumah.

Kemudian, banjir setinggi 30 centimeter-40 centimeter terjadi di depan Polsek Johar Baru Jalan Tanah Tinggi Barat.

Di wilayah Jakarta Barat, banjir terpantau terjadi di Jalan Marga Jaya, Rawa Buaya, Jakarta Barat dan sudah memasuki rumah. Adapun Jalan Bambu Kuning 8 Kelurahan Cengkareng Barat untuk sementara tidak bisa dilintasi semua jenis kendaraan bermotor.

Selain itu, banjir di Perumahan Kalideres Permai, Jakarta Barat terpantau telah memasuki rumah. Air di sana setinggi 30 centimeter-40 centimeter di Jalan Daan Mogot, Cengkareng, banjir mengakibatkan lalu lintas arah Kalideres dialihkan melalui Ring Road Purikembangan.

Wilayah Jakarta Timur juga terpantau dilanda banjir pada Rabu pagi. TMC Polda Metro Jaya mencatat, banjir terjadi di RW 07 Kelurahan Makasar dan di Pasar Induk Kramatjati.

Selain itu, banjir setinggi 50 centimeter-60 centimeter terjadi di kilometer 3.800 Tol Jatinegara. Kondisi ini membuat seluruh kendaraan yang berasal dari Tol Priok menuju Cawang dikeluarkan di Exit Tol Rawamangun. Selain Jakarta, banjir terjadi di Bekasi pada Rabu pagi.

TMC Polda Metro Jaya mencatat, banjir terjadi di Perumahan Pondok Melati, Pondok Gede, Bekasi dan sudah memasuki rumah. Kemudian, banjir terjadi di wilayah Rawa Panjang, Bekasi Timur dan sudah memasuki rumah.

Banjir juga tercatat menggenangi Bandara Halim Perdana Kusuma. Sehingga aktivitas penerbangan pun ditutup total hingga pemberitahuan lebih lanjut.  Penutupan dilakukan atas pertimbangan keselamatan akibat adanya genangan setinggi hingga 30 centimeter di area landasan pacu.

Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan melalui "insta story" menginformasikan banjir di Jakarta Selatan dipicu hujan lebat dan luapan air Sungai Ciliwung.

Berdasarkan informasi dari akun Twitter Dinas SDA DKI Jakarta pada pukul 07.00 WIB, tinggi muka air di Pintu Air Manggarai setinggi 920 centimeter (cm) status siaga tiga. Selanjutnya Pintu Air Karet setinggi 700 cm atau Siaga I.

Kondisi cuaca hingga berita ini diturunkan masih hujan dengan intensitas ringan.

Kasi Pemeliharaan Sudi SDA Jakarta Selatan, Junjung mengatakan, sebanyak 120 petugas telah disiagakan sejak malam pergantian tahun.

"Pasukan biru masih di lapangan melakukan penangan di lokasi genangan," kata Junjung.
 

Peringatan BMKG: Hujan Lebat Disertai Angin Kencang

Sementara itu, Kepala Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Akhmad Taufan Maulana, saat ini memang sudah memasuki musim hujan. Bahkan dalam dua bulan ke depan, akan memasuki puncaknya.

"Januari dan Februari puncaknya," ujar Taufan Rabu 1 Januari 2020.

Dia menjelaskan BMKG telah memeringatkan adanya potensi hujan lebat disertai angin kencang dan kilat yang akan terjadi dalam tiga hari ke depan. Yakni 31 Desember 2019 hingga 2 Januari 2020 di sejumlah wilayah Indonesia.

'Hasil pantauan BMKG menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang terpantau di Perairan barat Sumatera (925/850mb) dan di utara Australia (925/850mb)," ujar Taufan.

Konvergensi terbentuk memanjang dari Laut Sumbawa hingga Laut Flores. Sementara belokan angin terdapat di Sumatera bagian selatan, Kalimantan bagian tengah, Sulawesi bagian tengah dan selatan, serta Maluku.

"Low level jet dengan kecepatan angin diperkirakan mencapai lebih dari 25 knot terdapat di Samudera Pasifik Timur Filipina," kata dia.

Beberapa wilayah berpeluang berpeluang diguyur hujan lebat hingga disertai angin kencang dan kilat/petir.

Untuk hari Selasa 31 Desember 2019, wilayah yang berpeluang adalah Aceh, Sumatera Utar, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat.

"Selain itu, Jabodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Maluku , dan Papua," jelasnya.

"Hampir seluruh wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan," ujarnya.

Beberapa daerah yang menurutnya patut mengantisipasi hujan dengan intensitas tinggi yaitu: Sumatera: Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung. Lalu sebagian besar Jawa.

Selanjutnya Kalimantan (bagian barat dan utara), Sulawesi (Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara), Gorontalo, Papua.  BMKG memprediksi musim hujan baru akan berakhir di penghujung bulan April.  (ant/kps/bbc/lip6)

John