Tren Baru Berwisata Selama Pandemi, Wisata Alam dan Individual

kebun raya bogor
Kebun Raya Bogor sebuah lokasi wisata terbuka yang lebih cocok untuk era normal baru (Foto: courtesy anekatempatwisata.com for BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Jakarta - Aktivitas wisata menjadi sebuah kebutuhan manusia meski terjadi sebuah pandemi penyakit, seperti pandemi Covid-19 saat ini. 

Namun karena ada aturan pergerakan manusia, jaga jarak dan protokol kesehatan, maka aktivitas wisata harus menyesuaikan sebuah kenormalan baru (new normal).

Pengelola destinasi wisata dan wisatawan wajib menerapkan berbagai protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona. Ini demi tetap hidupnya sektor wisata dan turunannya. 

Dikutip dari tempo.co, Senin 21 September 2020, Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah, I Nyoman Sriadijaya menyatakan setidaknya ada lima tren wisata yang berubah di masa new normal pandemi Covid-19 ini.

Tren wisata tersebut, menurut dia, diubah oleh pemerintah, pengelola destinasi wisata, ataupun wisatawan itu sendiri. 

Berikut lima tren wisata yang berubah di masa kebiasaan baru wabah Covid-19 ini:

1.   Wisata Ramai-ramai (rombongan) Menjadi Individual

I Nyoman Sriadijaya mengatakan, sudah jarang agen travel yang menawarkan paket wisata rombongan. Kecuali untuk keluarga atau komunitas yang setiap anggotanya saling mengenal satu sama lain. 

Wisatawan, menurut dia, kini cenderung memilih jalan-jalan sendiri, berdua, atau dalam kelompok kecil.

"Ini dilakukan untuk menghindari potensi penularan dan penyebaran Covid-19," kata I Nyoman Siradijaya dalam diskusi daring bertajuk Hasil Hutan Bukan Kayu dan Pengembangan Sektor Wisata Berbasis Lingkungan di Landscape Lariang Taman Nasional Lore Lindu di Palu.

2. Wisata Alam Jadi Tujuan Utama

Wisatawan sekarang lebih memilih destinasi wisata alam untuk menyegarkan pikiran dan menghilangkan kepenatan setelah aktivitas di rumah atau bekerja di rumah. 

Mereka juga memilih destinasi wisata alam untuk menghirup udara segar dan meningkatkan imunitas tubuh. Lebih dari itu, wisatawan juga menghindari berkerumun yang berpotensi menularkan virus dari individu lain.

3. Pedoman Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan

Wisatawan lebih memperhatikan pedoman kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan atau Clean, Healty, Safety, Environment (CHSE) di destinasi wisata. 

Sebelum tiba di objek wisata tertentu, mereka tentu ingin memastikan seberapa siap dan patuhnya pengelola akan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Mereka tak ingin tertular ketika berwisata.

4. Wisatawan Domestik

Wisatawan domestik akan menjadi pasar utama. Dinas pariwisata kabupaten/kota dan pelaku usaha pariwisata menyasar wisatawan lokal atau regional di masa new normal wabah Covid-19. 

Sebagian daerah belum mengizinkan wisatawan mancanegara untuk datang. Bahkan wisatawan domestik yang berasal dari zona merah Covid-19 juga harus memenuhi berbagai persyaratan untuk memastikan dia dalam kondisi sehat.

5. Pembukaan Destinasi Wisata Bertahap

Destinasi wisata di sejumlah daerah mulai dibuka secara bertahap sesuai dengan kesiapan pengelolanya dalam menerapkan protokol kesehatan. 

Kategori wisatawan yang disasar juga secara perlahan mulai meluas. Mulai dari wisatawan lokal yang satu area, kemudian wisatawan lokal antar-daerah, dan wisatawan domestik antar-provinsi. (*)


John