Antraknos atau Melintir pada Bawang Merah, Cegah dari Bibit

antraknos melintir bawang merah

Gejala serangan antraknos (penyakit melintir/twister disease) pada bawang merah karena jamur Colletotrichum gloeosporioides (Foto: https://u.osu.edu for BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Salah satu penyakit bawang merah yang berbahaya adalah antraknos atau antraknosa (penyakit melintir/twister disease) yang disebabkan jamur Colletotrichum gloeosporioides.

Penyakit menyebabkan tanaman sakit tidak berkembang atau mati. Antraknos bisa meluas dalam sebuah areal pertanaman dengan intensitas penyakit 11-13 persen.

Di daerah Brebes Jawa Tengah, penyakit ini dikenal sebagai penyakit otomatis, karena tanaman yang sakit pasti akan mati. Di sini penyakit juga disebut sebagai ngoseh.

Di Jawa Timur disebut ngoler (moler). Tanaman mati dengan agak mendadak dan daun melintir. Daun-daun bawah (pangkal daun dekat umbi) rebah karena pangkal daun mengecil dan melintir akibat serangan jamur.

Penyakit dapat menurunkan hasil umbi tanaman yang terinfeksi dengan 24-100 persen.

Demikian dikutip dari Haryono Semangun dalam Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura Indonesia (2007).  

Gejala antraknos pada daun menyebabkan terjadinya bercak cokelat, yang apabila berkembang lebih lanjut dapat menyebabkan daun patah dan gugur. 
 
gejala penyakit antraknos melintir pada bawang merah

Bercak cokelat kecil pada daun bawang bagian bawah sebagai salah satu gejala serangan antraknos (penyakit melintir/twister disease) pada bawang merah karena jamur Collerotrichum gloeosporioides (Foto: https://u.osu.edu for BATUKITA.com)

Pada umbi gejala adalah terjadinya bercak berwarna hijau tua atau hitam. Serangan pada umbi menyebabkan daun menjadi berkelok-kelok atau terpuntir, melintir (terpilin). Sehingga daun tidak berkembang ke atas seperti biasanya. Umbi yang terserang dapat membusuk. Demikian disadur dari Suhardı. 1991, Suhendro et al., 2000).

Karena ciri khas melintir atau terpuntir ini, maka antraknos juga sering disebut sebagai twister disease. Ini ciri utama antraknos yang membedakan dengan serangan penyakit jamur lainnya.

Penyakit antraknos disebabkan jamur Colletotrichum gloeosporioides. Mungkin jamur ini sebenarnya adalah Colletotrichum circinans yang juga terdapat di Irian Jaya (Johnston, 1961) dan di banyak negara penanam bawang yang menyebabkan penyakit smudge (noda/bercak).

Menurut Nugroho dan Hadisutrisno (2000), di samping C gloeosporioides, C capsici juga dapat menyebabkan antraknos pada bawang-bawangan. Misalnya di daerah Brebes.

Dalam sebuah penelitian, penyakit antraknos atau twister disease berasosiasi dengan penyakit jamur Fusarium oxysporum dan nematoda Meloidogyne spp. Ketiganya ini disimpulkan menyebabkan kerugian besar dalam pertanaman bawang merah.

Penelitian itu dilakukan Suresh  Patil,  V.B.  Nargund,  K.  Hariprasad,  Gurudatth  Hegde,  S.  Lingaraju  dan Benagi, (2018) dari Department of Plant Pathology, UAS, Dharwad, Karnataka, India. Peneltian berjudul Etiology  of  Twister  Disease  Complex  in  Onion. 
 
antraknos melintir pada bawang merah

Foto: courtesy Suresh Patil*, V.B. Nargund, K. Hariprasad, Gurudatth Hegde, S. Lingaraju and V.I. Benagi, Department of Plant Pathology, UAS, Dharwad, Karnataka, India for BATUKITA.com)

Penyakit terutama disebarkan oleh percikan air pada jarak dekat. Menurut Suhardi (1995, 1996), maksimum pemencaran adalah 80 cm, melingkar sekeliling sumber infeksi.

Pemencaran searah dengan angin dapat 1,5 - 2 kali lebih besar ketimbang pemencaran menentang angin.

Penyebab penyakit terutama bertahan pada umbi. Pada bawang ikatan 11 - 21 persen umbinya terkontaminasi, sedang pada bawang rontokan (rogolan) 12-25 persen.

Selama penyimpanan umbi, patogen menurun daya hidupnya. Pada  bawang yang disimpan 18 minggu, daya hidup patogen tinggal 4 persen.

Jamur penyebab penyakit ini dapat bertahan pada tumbuhan inang lain, di antaranya adalah gulma Euphorbia hypericifolia, Polygonum nepalense (aseman).

Juga gulma Borreria alata, Richardsonia brusiliensis, dan Emilia sonchifolia (sembung gilang) dan tanaman hias Dianthus caryophillus (anyelir).

Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyakit

Curah hujan berpengaruh nyata terdapat perkembangan penyakit. Infeksi dibantu oleh adanya lapisan air pada permukaan tanaman. Lamanya permukaan daun basah besar sekali pengaruhnya terhadap timbulnya penyakit.

Suhu 26 - 30° Celcius membantu perkembangan penyakit. Di daerah Tegal pada umumnya antraknos lebih banyak terdapat pada bulan Januan-Februari, namun serangan berkurang pada bulan Juli-September.

Bawang merah ternyata lebih rentan terhadap kedua patogen tersebut. Isolat C gloeosporioides dari Kulonprogo mempunyai virulensi yang lebih tinggi pada bawang daun. Sedangkan C capsici pada bawang daun dan asparagus

Di antara klon-klon bawang merah yang diuji, teryata tidak terdapat klon yang tahan. Meskipun kultivar Sumenep dianggap toleran terhadap penyakit ini (Suhardi dan Hadisutrisno, 1994, Suhardi et al., 1994, 2000).

Pengendalian Penyakit Antraknos

1. Karena infeksi terjadi lewat umbi benih, maka penyakit dapat dikurangi dengan perawatan benih secara optimal. Untuk keperluan ini dipakai 30 gram fungisida bahan aktif difenokonazol per 100 kg benih (Suriamihardja dan Zulkarnain, 1995).

2. Melakukan pergiliran tanaman (rotasi) meskipun C gloeosporioides kurang dapat bertahan lama dalam tanah.

3. Memberantas gulma yang dapat menjadi inang untuk bertahannya patogen.

4. Memperbaiki aerasi (kegemburan tanah) dan drainasi agar tidak ada air yang tergenang dan kelembapan lahan pertanaman tidak terlalu tinggi. Bisa juga memperlebar jarak tanam pada musim hujan.

5. Penyemprotan fungisida dapat mengurangi penyakit. Untuk ini dipakai bahan aktif klorotalonil, maneb, dan propineb. Penyemprotan kaptafol hanya berpengaruh nyata terhadap penyakit pada bawang merah musim penghujan.
 
daur penyakit antraknos melintir bawang merah

Foto: courtesy Suresh Patil*, V.B. Nargund, K. Hariprasad, Gurudatth Hegde, S. Lingaraju and V.I. Benagi, Department of Plant Pathology, UAS, Dharwad, Karnataka, India for BATUKITA.com

Yosi Arbianto

Baca pula: Kurangi Insektisida, Ini Cara dan Trik Atasi Ulat Grayak Bawang Merah