Agar Tetap Produktif Usai Jam Istirahat Makan Siang

relaksasi mental pikiran saat jam makan siang

Agar tetap produktif dan tidak ditegur atasan karena istirahat terlalu lama, kualitas istirahat memegang peran penting. Begini teknik kurangi stres saat jam makan siang. (Foto: courtesy dreamstime for  BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Istirahat di tempat kerja adalah sesuatu yang sangat penting untuk mengurangi tekanan atau stres pekerjaan.

Agar tetap produktif dan tidak ditegur atasan karena istirahat terlalu lama, kualitas istirahat memegang peran penting.

Kualitas istirahat di tempat kerja tidak selalu berbanding lurus dengan lamanya waktu istirahat. Para ahli menulis kadang hanya butuh 60 detik saja untuk istirahat yang berkualitas. Istirahat sejenak itu lebih baik dibanding tidak sama sekali.

Istirahat yang berkualitas yakni istirahat yang bisa mengurangi stress, mengembalikan kesehatan mental,  dan mengembalikan produktivitas secara perlahan dan berkelanjutan.

Sebenarnya ada tanda-tanda seseorang perlu istirahat untuk mengembalikan kesehatan mentalnya.

"Apakah Anda, misalnya, kesulitan untuk fokus atau menyelesaikan tugas. Lalu, menjadi mudah terganggu oleh pikiran atau aktivitas lain. Bahkan merasakan mati rasa jika Anda terlalu lama menggunakan komputer?" itu beberapa tanda-tanda stres pekerjaan menurut Madeline Lucas, seorang terapis di Real yang berbasis di New York, dipetik BatuKita dari Outside.

Tanda-tanda lainnya misalnya lebih jengkel, kesal, atau benci terhadap rekan kerja dan tugas daripada biasanya.

Bahkan merasa lelah terus-menerus dapat menunjukkan bahwa seseorang perlu istirahat dan mengembalikan kesehatan mentalnya.

Berikut ini adalah lima cara istirahat singkat berkualitas yang bisa mengembalikan kesehatan mental Anda secara perlahan. Semua bisa dilakukan saat jam istirahat makan siang atau di sela-sela kerja.


1. Regangkan Leher Anda

Tenangkan diri Anda dengan nyaman di kursi. Tutup mata atau lembutkan pandangan dan jauhkan bahu Anda dari telinga.

Turunkan dagu ke arah dada dan putar kepala perlahan dari sisi ke sisi. Saat Anda melakukan ini, tarik napas dalam-dalam.

Ulangi setidaknya dua hingga tiga kali, kata Madeline Lucas, seorang terapis di Real yang berbasis di New York.

Melepaskan otot-otot tegang di leher dapat mengaktifkan saraf vagus, yang pada gilirannya memicu sistem saraf parasimpatis yang mengurangi ketegangan fisik dan mental.


2. Latih Tiga W

Tiga "W" ini mengacu pada "walk (berjalan), water (air), dan windows (jendela)", sebuah praktik yang dibuat Jay Shetty, seorang pelatih kehidupan, pembawa acara podcast On Purpose, penulis, dan chief purpose officer di Calm.

Pertama, jalan-jalan, yang memiliki manfaat mengurangi stres. Poin bonus jika Anda bisa berada di luar kantor atau ruangan.

Tetapi bila hanya berjalan ke ruangan lain atau menyusuri lorong tetap dapat membantu, kata Shetty.

Selanjutnya, minum air. "Lima gelas air per hari menurunkan risiko kecemasan," katanya. Teori air ini berasal dari studi terbaru di World Journal of Psychiatry.

Yang terakhir melihat ke kejauhan melalui jendela. Langkah ini memberikan pikiran waktu istirahat yang sangat dibutuhkan.

Lebih dari itu, melihat jauh ke luar lewat jenela akan mengurangi ketegangan mata, katanya.

Ikuti aturan 20-20-20 dari American Optometric Association. Yakni setiap 20 menit, istirahatlah selama 20 detik dan lihatlah sesuatu yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter).

3. Perlambat Pernapasan

Teknik pernapasan adalah salah satu cara yang teruji waktu dan didukung sains untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran.

Memperlambat napas menyebabkan detak jantung berkurang, tekanan darah turun, dan pikiran menjadi tenang.

Tarik napas selama empat hitungan dan buang napas selama empat hitungan.

Atau saat menarik napas, ucapkan "tarik napas" di kepala Anda, dan ucapkan "hembuskan" saat Anda menghembuskan napas.

Anda juga bisa menggunakan "mantra" tertentu yang cocok dengan tarikan dan hembusan napas.

Salah satu pilihan yang terkadang digunakan dalam yoga adalah "so hum", yang berarti "aku adalah" dalam bahasa Sanskerta.

Katakan "so" pada diri Anda sendiri saat Anda menarik napas dan "hum" saat Anda menghembuskan napas.


4. Ketuk Dada ke Arah Lengan

Dengan menggunakan ujung jari, ketuk dada dengan ringan mulai dari tengah, lalu arahkan ke setiap lengan dan kembali ke dada.

Apa fungsinya? "Mengetuk adalah cara lain untuk mengaktifkan sistem saraf parasimpatis untuk memberi sinyal pesan keamanan, ketenangan, dan relaksasi ke otak," kata Lucas.

5. Memberi (dan Menerima) Beberapa TLC

Tender Loving Care (TLC) merupakan sebuah kalimat ucapan yang menggunakan kalimat positif.

Bercengkrama dengan kucing atau anjing selama 10 menit dapat menurunkan kadar hormon stres kortisol secara signifikan.

Tidak bisa istirahat selama itu? Menemukan satu menit saja untuk bermain dengan bayi bulu atau anak bulu akan membuat Anda merasa nyaman. Apalagi disertai ucapan-ucapan positif, misalnya "Hai manis..." atau "Sini sayang..peluk...".

Baca pula: Cara Alternatif Mengatasi Insomnia atau Susah Tidur

TLC juga bisa dikatakan pada siapapun yang ada di ruangan kerja. Misalnya "kamu hebat", "kamu luar biasa sekali...." dan lainnya.

Setiap orang memiliki keistimewaan yang berbeda. Sehingga memberikan ucapan yang positif membuat seseorang bertambah semangatnya.(#)

Hana