Asam humat merupakan bahan organik berasal dari seresah dan sisa tanaman serta hewan yang terhumifikasi (mengalami proses pembentukan humus). (courtesy green top for BATUKITA.com)
BATUKITA.COM-Kota Batu - Asam humat menjadi populer beberapa tahun belakangan bagi para penghobi, petani dan pekebun.
Agar tidak sebatas ikut-ikutan menggunakan asam humat dalam budidaya pertanian, sebaiknya mempelajari dahulu apa itu asam humat dan fungsi utamanya.
Asam humat merupakan bahan organik berasal dari seresah dan sisa tanaman serta hewan yang terhumifikasi (mengalami proses pembentukan humus).
Kata kunci dari asam humat adalah senyawa yang asalnya dari bahan organik. Kata kunci kedua, asam humat merupakan hasil dari proses pembentukan humus di dalam tanah.
Kata kunci lainnya, pembentukan asam humat memerlukan waktu puluhan hingga ratusan tahun, karena proses humifikasi memakan waktu lama.
Demikian menurut Hermanto, dkk dalam Pengaruh Asam Humat Sebagai Pelengkap Pupuk Terhadap Ketersediaan dan Pengambilan Nutrien Pada Tanaman Jagung di Lahan Kering Kec. Bayan-NTB. (2013).
Dari pengertian itu, maka sejatinya asam humat bisa didapatkan gratis. Dengan cara membiarkan bahan organik di atas tanah membusuk, terurai, terdekomposisi dalam waktu lama.
Bila sebuah lahan pertanian sudah kaya bahan organik, logikanya tidak diperlukan penambahan asam humat.
Lahan itu sebaiknya dijaga kandungan bahan organik dan humusnya dengan penambahan bahan organik (kompos, pupuk kandang, seresah dll) secara rutin.
Dalam dunia pertanian, kemampuan menahan ion lalu melepas ketika dibutuhkan diistilahkan "menjerap".
Semakin tinggi KTK, maka tanah akan semakin subur. Karena ion positif sebagai "makanan" tanaman tersedia cukup dan mudah diserap akar tanaman.
Untuk dipahami, beberapa hara alias makanan tanaman berbentuk kation (ion bermuatan positif). Misalnya Ca2+, K+, Mg2+, Na+, unsur mikro.
Contohnya pasir murni memiliki KTK yang sangat rendah, kurang dari 2 meq/100 g. Itulah mengapa tanah berpasir tidak subur. Banyak makanan tanaman lepas terbawa air.
Sedangkan bahan organik memiliki KTK yang sangat tinggi, berkisar antara 250 hingga 400 meq/100 g (Moore 1998).
Sementara, tanah berlempung seperti illite dan smektit memiliki KTK berkisar antara 25 hingga 100 meq/100 g.
Mikroorganisme menggunakan karbon dalam proses pencernaan, yaitu dengan membakar unsur karbon dan oksigen untuk menghasilkan kalori dan karbondioksida (CO2).
Bahan organik umumnya memiliki daya memegang air (water holding capacity) yang tinggi.
Humus dapat mengikat air empat sampai enam kali lipat dari beratnya sendiri.
Dengan terikatnya air oleh humus berarti dapat mengurangi penguapan air melalui tanah (Fitter dan Hay, 1998).
Tingginya kandungan bahan organik dapat meningkatkan jumlah air yang
dapat disimpan dalam tanah.
Humus dan asam humat juga berperan dalam membentuk struktur tanah yang baik, remah dan mudah diolah.
Tanah menjadi remah karena humus atau senyawa humat dapat berinteraksi dengan partikel tanah membentuk granulasi. Asam humat juga menjadi pengikat antar partikel tanah, sehingga dapat mengurangi terjadinya dispersi. (#)
Agar tidak sebatas ikut-ikutan menggunakan asam humat dalam budidaya pertanian, sebaiknya mempelajari dahulu apa itu asam humat dan fungsi utamanya.
Asam humat merupakan bahan organik berasal dari seresah dan sisa tanaman serta hewan yang terhumifikasi (mengalami proses pembentukan humus).
Kata kunci dari asam humat adalah senyawa yang asalnya dari bahan organik. Kata kunci kedua, asam humat merupakan hasil dari proses pembentukan humus di dalam tanah.
Kata kunci lainnya, pembentukan asam humat memerlukan waktu puluhan hingga ratusan tahun, karena proses humifikasi memakan waktu lama.
Demikian menurut Hermanto, dkk dalam Pengaruh Asam Humat Sebagai Pelengkap Pupuk Terhadap Ketersediaan dan Pengambilan Nutrien Pada Tanaman Jagung di Lahan Kering Kec. Bayan-NTB. (2013).
Dari pengertian itu, maka sejatinya asam humat bisa didapatkan gratis. Dengan cara membiarkan bahan organik di atas tanah membusuk, terurai, terdekomposisi dalam waktu lama.
Bila sebuah lahan pertanian sudah kaya bahan organik, logikanya tidak diperlukan penambahan asam humat.
Lahan itu sebaiknya dijaga kandungan bahan organik dan humusnya dengan penambahan bahan organik (kompos, pupuk kandang, seresah dll) secara rutin.
Manfaat Asam Humat
Di dalam tanah atau dengan penambahan asam humat dari luar, asam humat punya banyak manfaat dan fungsi. Diantaranya adalah:1. Meningkatkan KTK Tanah atau Media Tanam
Ini adalah manfaat dan fungsi utama. Kapasitas tukar kation ( KTK ) atau (Cation Exchange Capacity-CEC) adalah ukuran kemampuan tanah untuk menahan ion bermuatan positif yang bisa diserap akar tanaman.Dalam dunia pertanian, kemampuan menahan ion lalu melepas ketika dibutuhkan diistilahkan "menjerap".
Semakin tinggi KTK, maka tanah akan semakin subur. Karena ion positif sebagai "makanan" tanaman tersedia cukup dan mudah diserap akar tanaman.
Untuk dipahami, beberapa hara alias makanan tanaman berbentuk kation (ion bermuatan positif). Misalnya Ca2+, K+, Mg2+, Na+, unsur mikro.
Contohnya pasir murni memiliki KTK yang sangat rendah, kurang dari 2 meq/100 g. Itulah mengapa tanah berpasir tidak subur. Banyak makanan tanaman lepas terbawa air.
Sedangkan bahan organik memiliki KTK yang sangat tinggi, berkisar antara 250 hingga 400 meq/100 g (Moore 1998).
Sementara, tanah berlempung seperti illite dan smektit memiliki KTK berkisar antara 25 hingga 100 meq/100 g.
2. Menyediakan Karbon Bagi Mikroorganisme
Seperti diketahui, karbon (C) yang terdapat dalam bahan organik merupakan sumber energi bagi mikroorganisme.Mikroorganisme menggunakan karbon dalam proses pencernaan, yaitu dengan membakar unsur karbon dan oksigen untuk menghasilkan kalori dan karbondioksida (CO2).
3. Mendukung Tanah Menahan Air
Asam humat, humus dan bahan organik lainnya penting untuk mengikat air.Bahan organik umumnya memiliki daya memegang air (water holding capacity) yang tinggi.
Humus dapat mengikat air empat sampai enam kali lipat dari beratnya sendiri.
Dengan terikatnya air oleh humus berarti dapat mengurangi penguapan air melalui tanah (Fitter dan Hay, 1998).
Tingginya kandungan bahan organik dapat meningkatkan jumlah air yang
dapat disimpan dalam tanah.
4. Meningkatkan Aerasi dan Perkolasi Tanah
Dari segi fisik, humus atau senyawa humat bisa meningkatkan agregasi tanah. Sehingga aerasi (pergerakan udara) dan perkolasi (pergerakan air) tanah menjadi baik.Humus dan asam humat juga berperan dalam membentuk struktur tanah yang baik, remah dan mudah diolah.
Tanah menjadi remah karena humus atau senyawa humat dapat berinteraksi dengan partikel tanah membentuk granulasi. Asam humat juga menjadi pengikat antar partikel tanah, sehingga dapat mengurangi terjadinya dispersi. (#)
John