Ilustrasi-ikan hias air tawar yang ada di akuarium (Foto: pikiran-rakyat.com for BATUKITA.com)
BATUKITA.COM-Tangerang - Koleksi ikan hias air tawar Indonesia berpeluang besar menjadi bisnis potensial bagi masyarakat. Ada sedikitnya 1.235 spesies ikan hias air tawar yang dimiliki Indonesia. Jumlah koleksi spesies ikan hias air tawar ini paling banyak dibanding negara-negara di dunia.
Dari potensi 1.235-an spesies itu, yang dibudidayakan baru 90 spesies atau 7 persen dari keseluruhan potensi ikan hias air tawar Indonesia.
Asisten Deputi Sumber Daya Hayati Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Suparman pada akhir 2019 lalu mengatakan, ikan hias bisa menyumbang sekitar 6-10 persen dari total nilai ekspor perikanan senilai USD6,1 miliar.
Dari potensi 1.235-an spesies itu, yang dibudidayakan baru 90 spesies atau 7 persen dari keseluruhan potensi ikan hias air tawar Indonesia.
Asisten Deputi Sumber Daya Hayati Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Suparman pada akhir 2019 lalu mengatakan, ikan hias bisa menyumbang sekitar 6-10 persen dari total nilai ekspor perikanan senilai USD6,1 miliar.
Suparman menjelaskan tentang ikan hias itu pada pameran Nusantara Aquatic (Nusatic) 2019 di BSD Tangerang.
"Kalau perdagangan ikan hias tahun 2018 itu kurang lebih USD314 juta. Jadi kita berharap Indonesia bisa menyumbang kontribusi lebih besar lagi dari potensi yang ada. Teman-teman bayangkan, di pameran ini (Nusantara Aquatic/Nusatic 2019), kita bawa sekitar 15 spesies ikan hias saja kita sudah jadi pameran terbesar di dunia. Padahal, kita punya 1.235 spesies. Kalau kita bawa tak sampai 10 persennya saja ke sini, kita bukan lagi jadi yang terbesar tapi super-super besar,” ucapnya.
Sebagai informasi, pada 2018, Indonesia mengekspor 257.862.207 ekor ikan hias. Ikan itu diekspor ke Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Inggris. Mereka menjadi negara tujuan ekspor utama.
Adapun komoditas utama ikan hias air tawar yang diekspor terdiri dari ikan botia, arwana, discus, cupang, dan tiger fish. Sedangkan untuk ikan hias air laut terdiri dari udang hias, angel fish, bintang laut, dan invertebrata hias.
"Kalau perdagangan ikan hias tahun 2018 itu kurang lebih USD314 juta. Jadi kita berharap Indonesia bisa menyumbang kontribusi lebih besar lagi dari potensi yang ada. Teman-teman bayangkan, di pameran ini (Nusantara Aquatic/Nusatic 2019), kita bawa sekitar 15 spesies ikan hias saja kita sudah jadi pameran terbesar di dunia. Padahal, kita punya 1.235 spesies. Kalau kita bawa tak sampai 10 persennya saja ke sini, kita bukan lagi jadi yang terbesar tapi super-super besar,” ucapnya.
Sebagai informasi, pada 2018, Indonesia mengekspor 257.862.207 ekor ikan hias. Ikan itu diekspor ke Jepang, Singapura, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Inggris. Mereka menjadi negara tujuan ekspor utama.
Adapun komoditas utama ikan hias air tawar yang diekspor terdiri dari ikan botia, arwana, discus, cupang, dan tiger fish. Sedangkan untuk ikan hias air laut terdiri dari udang hias, angel fish, bintang laut, dan invertebrata hias.
Baca pula: Fish Edu Park UMM Tawarkan Wisata Belajar Budidaya Ikan
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar kala itu menyatakan akan mendukung upaya pemerintah mengembangkan industri ikan hias. Bukan tanpa sebab, ia menilai bahwa industri ikan hias dapat mengembangkan potensi industri rumahan sehingga meningkatkan pelaku UMKM.
“Kami bahkan sudah melakukan pembinaan di Lapas Jambe untuk jadi pusat pembibitan ikan koi. Kita juga mengembangkan agrobisnis di wilayah ini,” kata Ahmed Zaki.
Di dalam potensi besar itu, masih ada beberapa kendala yang dihadapi pelaku usaha ikan hias. Yakni mahalnya transportasi pengiriman ikan hias , kendala regulasi, berkurangnya ketersediaan ikan hias di alam, dan terbatasnya ketersediaan induk unggul. (*)
John
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar kala itu menyatakan akan mendukung upaya pemerintah mengembangkan industri ikan hias. Bukan tanpa sebab, ia menilai bahwa industri ikan hias dapat mengembangkan potensi industri rumahan sehingga meningkatkan pelaku UMKM.
“Kami bahkan sudah melakukan pembinaan di Lapas Jambe untuk jadi pusat pembibitan ikan koi. Kita juga mengembangkan agrobisnis di wilayah ini,” kata Ahmed Zaki.
Di dalam potensi besar itu, masih ada beberapa kendala yang dihadapi pelaku usaha ikan hias. Yakni mahalnya transportasi pengiriman ikan hias , kendala regulasi, berkurangnya ketersediaan ikan hias di alam, dan terbatasnya ketersediaan induk unggul. (*)
John