Agar Pohon Buah Tumbuh Subur, Perhatikan 3 Faktor Ini

kebun buah delima

Kebun buah delima yang sedang berbuah lebat (Foto: pinimg.com for BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Malang - Iklim adalah faktor yang punya pengaruh besar terhadap optimalnya pertumbuhan pohon buah di kebun atau pekarangan. Selain itu ada pengaruh faktor air tanah dan ketinggian daerah dari permukaan laut.

Tiga faktor itu adalah faktor alam yang diperlukan agar biaya yang dikeluarkan tidak banyak. Tentunya di luar di luar bibit (genetik), perawatan dan rekayasa kesuburan tanah, misalnya penambahan pupuk kandang dan kapur.

Di bawah ini memuat daftar jenis pohon buah apa saja yang cocok ditanam di wilayah basah atau wilayah kering.

Termasuk penjelasan pentingnya mencari tahu kedalaman air tanah dan ketinggian posisi kebun dari permukaan laut.

Dikutip dari AAK dalam Bertanam Pohon Buah (Kanisius, 1980), unsur-unsur penting pertumbuhan pohon buah agar optimal adalah:

A. Bulan basah (hujan) dan kering.
B. Kedalaman air tanah.
C. Posisi lahan tanaman buah dari permukaan laut.

Langsung aja membahas satu-persatu dari tiga faktor tersebut.

A. Bulan Basah dan Kering

Banyak jenis pohon buah yang menyukai kondisi basah alias banyak hujan. Sebaliknya, ada pula kelompok pohon buah yang menyukai iklim atau kondisi kering.

Kondisi basah itu diartikan seberapa banyak hujan turun dalam satu tahun. Kriteria bulan basah dan bulan kering salah satunya diklasifikasikan oleh Oldeman.

Bulan basah adalah apabila jumlah curah hujan dalam satu bulan >200 mm. Bulan kering adalah apabila curah hujan dalam satu bulan <100 mm.

Satu (1) mm artinya kenaikan permukaan air hujan setinggi 1 mm yang ditampung dalam bejana (wadah) persegi berukuran 100x100 mm (1x1 meter). Contohnya, bila tinggi permukaan air 20 mm (diukur dari dasar bejana) dalam sebulan, berarti curah hujan bulan itu kurang lebih 20 mm.

Namun, bila itu terlalu rumit, maka cukup dikira-kira saja, berapa bulan dalam setahun turun hujan di wilayah kebun yang akan ditanami pohon buah.

Misalnya, dalam satu bulan, bila ada lebih dari 20 hari hujan, bisa dikategorikan bulan basah.


Menurut AAK dalam Bertanam Pohon Buah, kondisi basah dan kering wilayah perkebunan menjadi beberapa kategori:

Pertama, daerah yang punya 12 bulan basah dan 0 (nol) bulan kering. Di wilayah ini, hampir semua pohon buah cocok. Yakni alpukat, ananas, bacang, belimbing, buah negeri, buah nona, delima, jambu air, jambu biji, jambu bol.

Lalu ada pohon buah jambu Semarang, jamblang, jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis, jeruk purut, jeruk siam, jeruk sitrun, duku.

Juga bisa ditanam durian, gandaria, kapulasan, kedondong, kemang, kecapi, keluwih, kesemek, lengkeng, leci. Lalu bisa menanam lobi-lobi, manggis, mundu, murbei, nam-naman, nangka, pepaya.

Lalu buah yang juga cocok adalah pisang, rambutan, salak, sawo, terong belanda, cempedak, wuni dan sirsak (nangka belanda).   

Sebaiknya, di wilayah basah tingkat pertama ini, tidak menanam jambu monyet, jeruk keprok, mangga, dan srikaya. Tanamlah buah yang lain.

Kedua, wilayah dengan <12 bulan basah dan 0 bulan kering. Agar optimal, sebaiknya tidak menanam buah nona, jambu monyet, jeruk keprok, mangga, srikaya. Buah lainnya bisa ditanam.

Ketiga, wilayah dengan <12 bulan basah dan 1 (satu) bulan kering sampai 9-10 bulan basah dan 2 bulan kering.

Di wilayah seperti ini, lebih baik tidak menanam jambu monyet, jeruk keprok, kapulasan, mangga. Pohon buah yang lain bisa ditanam.

Keempat, daerah yang mempunyai <9 bulan basah dan 2 bulan kering, sampai 7-8 bulan basah dan 4 bulan kering.

Lebih baik tidak menanam durian, kapulasan, kemang, kesemek, leci, murbei, terong belanda, cempedak, wuni.

Kelima, wilayah dengan <7 bulan dan 4 bulan kering sampai 5-6 bulan basah dan 6 bulan kering.

Di wilayah seperti itu, sebaiknya tidak menanam pohon buah bacang, buah negeri, jeruk purut, durian, gandaria, kapulasan, kemang, kesemek, lengkeng, leci, mundu, murbei, nam-naman, rambutan, terong belanda, cempedak, wuni.

Keenam, wilayah dengan <5 bulan basah dan 6 bulan kering sampai 2-4 bulan basah dan 8 bulan kering.

Di wilayah ini rata-rata pohon buah tidak cocok. Kecuali jeruk keprok, jeruk manis, mangga, pepaya. Dengan catatan kedalaman air tanah tidak lebih dari 200 centimeter (2 meter).

B. Kedalaman Air Tanah.

Pengaruh kedalaman permukaan air tanah terhadap pohon buah sangatlah penting. Sebab disamping jumlah hujan, tumbuhnya pohon buah juga sangat dipengaruhi kedalaman permukaan air tanah.

Kedalaman permukaan air tanah ini tentu berhubungan dengan jenis tanah dan kandungan bahan organik.

Tiap-tiap jenis tanaman mempunyai susunan akar yang berlainan. Sehingga kemampuan menghisap air pun berbeda-beda.

Ada jenis tanaman yang berakar panjang dan ada pula yang berakar pendek. Karena itu ada jenis tanaman yang hanya dapat menghisap air tanah yang dangkal letaknya.

Sebaliknya, ada pohon buah yang menghisap air tanah yang dalam letaknya. Lalu ada pula pohon buah yang dapat menghisap air tanah dari tempat dangkal maupun yang dalam.

Berhubungan dengan hal itu, maka posisi air tanah dapat dibagi menjadi empat. Yakni:

a. Kedalaman di atas 50 centimeter
b. Kedalaman antara 50-150 centimeter
c. Kedalaman antara 150-200 centimeter
d. Kedalaman lebih dari 200 centimeter

Secara umum, pohon buah tumbuh optimal di area yang kedalaman air tanahnya antara 50-150 centimeter dan 150-200 centimeter. Baik di wilayah dengan iklim basah maupun semi kering.

Di wilayah kering, meski jarang hujan, namun ketika tersedia air di kedalaman 50-150 centimeter, pohon buah bisa tumbuh optimal. Khususnya jeruk keprok, jeruk manis, mangga, dan pepaya. 
 

C. Ketinggian Lahan dari Permukaan Laut

Tinggi rendahnya tanah dari permukaan air laut, mempengaruhi tumbuhnya pohon buah.

Ada jenis tanaman yang tumbuh baik pada ketinggian 0 sampai 500 meter dari permukaan laut. Misalnya mangga, rambutan,  buah negeri, blimbing, jambu Semarang, jamblang, gandaria, mundu, salak dan wuni.

Ada juga pohon buah yang baik tumbuhnya sampai ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Misalnya alpukat, buah nona, delima, jambu air, jambu biji, jambu bol, jambu monyet.

Yang lainnya adalah jeruk nipis, jeruk manis, jeruk sitrun. Lalu kecapi, nangka, pepaya, nam-naman, pisang, terong Belanda,  cempedak, sirsat.

Ada pula jenis tanaman yang hanya baik di dataran rendah saja. Misalnya jeruk purut, kapulasan, kemang, nam-naman, dan sawo.

Beberapa pohon buah malah optimal di dataran tinggi, di atas 1000 meter dari permukaan laut. Misalnya buah negeri, jeruk keprok, kesemek, leci, lobi-lobi, dan murbei.
 
Kurang memperhatikan keadaan tinggi dan rendahnya tanah dari atas laut, dapat menyebabkan kegagalan dalam usaha kebun buah.

Dari tiga penjelasan itu, dapat ditarik kesimpulan. Yakni sebelum mengusahakan kebun harus meneliti: banyaknya hujan, lama hari panas (kering), pembagian hujan dalam satu tahun.

Termasuk perlu diteliti ketinggian tanah di atas permukaan laut dan kedalaman air tanah di kebun yang hendak ditanami pohon buah. Tertarik? Ayo menanam pohon buah! (bersambung)

Yosi Arbianto