Alun Alun Kota Batu: Sejarah, Pembangunan dan Kisahnya

alun alun kota batu 2018

Alun Alun Kota Batu menyimpan banyak cerita dan kisah bagi masyarakat setempat juga wisatawan. Ini sejarah, pembangunan, dan kisahnya  Tampak Alun Alun Kota Batu pada 2016 (Foto: BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Alun Alun Kota Batu Jawa Timur menyimpan banyak cerita bagi masyarakat setempat juga wisatawan. Alun Alun Kota Batu bukan sekadar tempat rekreasi rakyat. Lebih dari itu, juga sebuah monumen kenangan masa indah tiap orang.

Alun Alun Kota Batu di lokasi sekarang ini, sebelum 1982 adalah lokasi Pasar Kecamatan Batu. Saat itu, Kota Batu masih berstatus kecamatan dalam naungan Kabupaten Malang.

Sebelum 1982, yang bisa disebut sebagai "Alun Alun Batu" adalah sebuah bundaran air mancur. Lokasinya di depan Pos Polisi Plaza Batu sekarang. Saat ini tersisa menjadi sebuah bundaran untuk u-turn (monumen adipura).

Kala itu bentuk bundaran air mancur adalah sebuah taman bundar. Di taman itu ada tiga kolam air. Bentuk kolam mirip tiga lingkaran yang tepinya saling bertemu, seperti logo salah satu merek semen di Indonesia.


Lalu masing-masing kolam dilengkapi dengan air mancur dan lampu. Di bagian tengah taman, ada tugu didesain mirip sayur bunga kol.

Di bagian tengah atas "bunga kol" itu, muncul tugu buah apel dengan ukuran besar. Apel itu kadang basah karena semprotan air mancur dari bagian samping bunga kol. Fondasi monumen itu posisinya masuk ke dalam pertemuan tiga kolam. 
 
alun alun air mancur kota batu 1980
Alun Alun bundaran air mancur di Kecamatan Batu sekitar tahun 1980 yang difoto dari arah selatan dengan latar belakang terminal Kecamatan Batu (Foto: courtesy Bambang Haryanto for BATUKITA.com)


alun alun air mancur kota batu 1985
Bundaran air mancur di Kecamatan Batu sekitar tahun 1985 yang difoto dari arah Alun Alun Kecamatan Batu berlatar belakang Gunung Arjuno (Foto: courtesy batukota wordpress com for BATUKITA.com)

Tugu apel itu berwarna hijau kemerahan mirip apel jenis Rome Beauty. Namun pada suatu waktu, apel itu berubah dicat hijau muda, mirip apel jenis Manalagi.

Tugu berbentuk bunga kol dengan apel di tengahnya itu menandakan produk unggulan Kecamatan Batu. Apel dan bunga kol adalah komoditas laris yang banyak ditanam oleh petani Batu. 

alun alun air mancur kota batu 1970
Alun Alun Bundaran Air MAncur di Kecamatan Batu Jawa Timur sekitar tahun 1970 (Foto: courtesy Dyah Pramuda for BATUKITA.com)

Sebelumnya, bundaran itu dahulu sekitar 1970-an, juga berwujud taman bundar. Ada kolam bundar dan tugu lancip berdiri di tengah kolam.

Alun Alun Batu Eks Pasar yang Terbakar

Pada 1982, Pasar Kecamatan Batu terbakar hebat hingga ludes semuanya. Berdasarkan ingatan rata-rata warga asli sekitar alun-alun, kebakaran terjadi pada bulan Ramadan malam hari.

Setelah pasar itu luluh lantak, para pedagang direlokasi ke lahan terminal (stamplat) di utara pasar yang terbakar. Lahan eks terminal kini menjadi Plaza Batu.

Sebagian pedagang juga direlokasi di Jalan Semeru yang ada di sebelah timur terminal (timur Plaza Batu sekarang).

Para pedagang berdagang di terminal dan Jalan Semeru kira-kira dua tahun. Hingga pada 1984 mereka direlokasi ke Pasar Besar Kota Batu di Jalan Dewi Sartika Kelurahan Temas Kota Batu.

Relokasi itu juga diikuti berpindahnya terminal Kecamatan Batu ke depan Pasar Besar Kecamatan Batu yang ada di Jalan Dewi Sartika.

Beberapa bulan semenjak kebakaran, lokasi bekas Pasar Kecamatan Batu itu masih menjadi puing. Bekas bangunan yang terbakar telah dirobohkan. Namun belum dibersihkan dan diratakan.

pasar kecamatan batu 1982 pasca kebakaran
Lahan Alun Alun Kota Batu yang masih dipenuhi puing kebakaran eks Pasar Kecamatan Batu. Di lahan ini pada 1983 dibangun Alun Alun Kota Batu. Foto diambil dari Jalan Munif (selatan) berlatar belakang Masjid Jamik An Nuur Kota Batu (Foto: courtesy Amok Igna for BATUKITA.com)

Sekitar 1983, Pemerintah Kabupaten Malang membangun Alun Alun Kecamatan Batu di lahan eks Pasar Kecamatan Batu itu. Pembangunannya bekerjasama dengan pabrik rokok Bentoel Malang.

Ada monumen berbentuk lambang rokok Bentoel di tengah alun-alun. Bagian dalam monumen itu bisa dibuat seluncuran oleh anak-anak kecil yang mengunjungi alun-alun. 
 
logo bentoel di alun alun batu 1985
Alun Alun Kota Batu pertama yang dibangun di lahan eks Pasar Batu setelah kebakaran. Foto diambil sekitar 1985. Terlihat monumen di tengah alun-alun berwujud logo Pabrik Rokok Bentoel Malang  (Foto: courtesy batukota.wordpress com for BATUKITA.com)

Lalu, ada bangunan ornamen tebing batu buatan membujur bentuk L di pojok Alun Alun Batu sebelah barat daya.

Tebing batu buatan yang artistik itu dilengkapi dengan kolam dan taman indah. Ada air terjun buatan menyirami batu-batu buatan itu. Lalu airnya mengalir menuju kolam.

Ada pula gua buatan di tebing itu. Taman ini dipagar khusus, setinggi sekitar semeter, dan ada larangan masuk bagi pengunjung.
 
tebing buatan alun alun batu 1985
Alun Alun Kota Batu pertama yang dibangun di lahan eks Pasar Batu setelah kebakaran. Foto diambil sekitar 1985. Terlihat tebing batu buatan nan artistik di bagian selatan alun-alun (Foto: courtesy batukota.wordpress com for BATUKITA.com)

Pada pembangunan Alun Alun Batu 1983, taman air mancur bundar dan tugu apel di sebelah timur alun-alun ikut direnovasi. Desainnya masih mirip-mirip dari sebelumnya. Hanya dilakukan perbaikan-perbaikan dan pengecatan.

Mulai Perombakan Total

Pada era 1993-1994, Alun Alun Batu mengalami perombakan total. Monumen Bentoel di bagian tengah dirobohkan. Begitu pula dengan ornamen tebing batu buatan, rata dengan tanah.

Kala itu, Pemkab Malang membangun tugu apel dengan ukuran lebih besar di tengah Alun Alun Kota Batu. Sebagai konsekuensinya, tugu apel di atas bunga kol yang ada di bundaran sebelah timur alun-alun, dibongkar.

Kemudian, di seisi Alun Alun Batu dibangun taman. Ingatan warga, taman itu tanpa pohon besar. Sehingga suasana relatif panas di siang hari. Tidak ada pohon tempat berteduh kala siang. 
 
alun alun kota batu 1995
Alun Alun Kota Batu setelah pemugaran total. Foto diambil sekitar 1995. TAmpak wajah alun-alun lebih terbuka dan tidak ada pohon besar sehingga bisa digunakan warga untuk sepakbola. Latar belakang adalah mal Plaza Batu  (Foto: courtesy Amok Igna for BATUKITA.com)

Karena tidak ada pohon besar, dan sebagian besar adalah rumput, maka anak-anak muda sekitar bisa bermain sepakbola di alun-alun.

Ketika malam, lokasi Alun Alun Kota Batu terlihat terbuka. Hal itu dianggap positif karena mencegah perbuatan mesum pengunjung.

Untuk diketahui, mulai 6 Maret 1993, Kecamatan Batu naik status menjadi Kota Administratif (Kotatif). Proses pembangunan Alun Alun Batu ini masih dilakukan oleh Pemkab Malang namun Kotatif Batu punya otonomi melalui wali kotatif.

Wali Kotatif Batu berturut-turut adalah Drs Chusnul Arifien Damuri, Drs Gatot Bambang Santoso dan Drs Imam Kabul

Era Wali Kota Imam Kabul

Pembangunan Alun Alun Batu kembali dilakukan setelah Batu naik status menjadi Kota Batu pada 17 Oktober 2001. Proses pemugaran dilakukan pada awal era Wali Kota Imam Kabul.

Konsep Alun-alun hampir sama dengan tahun sebelumnya. Monumen bunga kol dan apel di bagian tengah tetap dipertahankan. Hanya dilakukan perbaikan taman dan sarana penunjang.

Di era Wali Kota Batu Imam Kabul ini, perbaikan sebagian area juga dilakukan. Namun secara konsep masih relatif sama.

Wali Kota Batu Imam Kabul meninggal pada 26 Agustus 2007. Sehingga posisi Wali Kota Batu dijabat oleh M Khudlori hingga berakhirnya masa jabatan, 26 November 2007.

Selanjutnya diteruskan Plt Wali Kota Batu, Soerjanto Soebandi, hingga 24 Desember 2007 ketika Eddy Rumpoko terpilih dan dilantik sebagai Wali Kota Batu ke-3.

Era Wali Kota Eddy Rumpoko

Wali Kota Batu Eddy Rumpoko setidaknya melakukan dua kali perombakan besar pada Alun Alun Kota Batu. Yang pertama dilakukan pada awal masa pemerintahannya. Demikian berdasarkan bank data BatuKita.


Pemkot Batu merombak Alun Alun Kota Batu dengan membangun taman dan memenuhinya dengan ratusan lampion. Pada siang hari, kondisi Alun Alun Kota Batu terlihat banyak lampion yang belum menyala di antara taman-taman.

Namun pada malam hari, Alun Alun Kota Batu berubah menjadi taman lampu warna warni. Terang dan sangat ramai pengunjung.

Monumen apel di tengah alun-alun masih dipertahankan. Hanya bentuk dan desainnya berubah.

Selanjutnya, karena dinilai masih belum indah maksimal, Pemkot Batu kembali melakukan perombakan kedua pada 2010 dan diresmikan 7 Mei 2011.

Pada perombakan kedua ini, Pemkot Batu menyerap dana Rp 12,7 Miliar.

Beragam fasilitas ditambahkan. Utamanya ferris wheel (bianglala), playground, toilet, bangku-bangku artistik, taman indah.

Lalu ada water fountain, taman air, tourist information center dan area merokok. Tak lupa masih menyertakan lampion di antara taman bunga.

Lampion-lampion itu sebagian besar berbentuk binatang: kelinci, sapi perah, gajah, singa. Juga berwujud produk khas Kota Batu seperti susu dalam botol.

Bangunan selain taman, disamarkan mirip buah dan sayuran. Misalnya bangunan toilet berbentuk apel. Kantor berbentuk stroberi. Lalu bangunan untuk petugas keamanan berbentuk wortel.

Dengan manajemen yang terpadu pasca dibangun, Alun Alun Kota Batu bisa tertata rapi dan menjadi lokasi jujugan wisatawan.

Menikmati alun-alun gratis alias tidak membayar tiket. Kalau toh ada wahana yang bayar, tergolong murah meriah. Misalnya tiket ferris wheel (bianglala) awalnya hanya Rp 3.000 per orang.

Karena indah, gratis dan hanya bayar Rp 3.000 untuk naik bianglala satu putaran, Alun Alun Kota Batu jadi tujuan wajib bagi wisatawan pribadi maupun rombongan.

Di masa Eddy Rumpoko ini, alun alun ini dikelola oleh Perkumpulan Panca Karya Bakti. Lembaga pengelola ini didirikan oleh empat organisasi masyarakat (Ormas).

Yakni Pemuda Pancasila (PP),  Pemuda  Panca Marga (PPM), Forum Komunikasi Pemuda Pemudi Purnawirawan Indonesia (FKPPI) dan Legiun Veteran.

Meski  dikelola swasta namun obyek wisata ini  tetap dalam pengawasan dua instansi  teknis di lingkungan Pemkot Batu.

Dalam setahun, sesuai data pengelola pada 2015, sedikitnya ada 70 ribu pengunjung datang ke Alun Alun Kota Batu ini.  

alun alun kota batu 2016
Salah satu sudut wajah Alun Alun Kota BAtu di bagian tenggara pada 2016 (Foto: BATUKITA.com)

Bukan saja wisatawan dari dalam negeri. Namun wisatawan mancanegara juga banyak yang berkunjung di alun-alun.

Proses perbaikan dan perawatan Alun Alun Kota Batu terus berjalan. Misalnya pada 2015 diakukan peremajaan, pengecatan ulang dan renovasi air mancur dan bangunan. Saat itu disetujui anggaran Rp 4 miliar.
 
Termasuk pada tahun-tahun berikutnya ada penambahan panggung live music di pojok selatan. Atau penambahan para-para dan bangku untuk pengunjung.

Hingga berakhirnya masa pemerintahan Eddy Rumpoko pada 2017, dan masuk pemerintahan Dewanti Rumpoko hingga 2022, konsep Alun-Alun Kota Batu masih sama. Belum ada pemugaran skala besar. Sebatas perawatan dan renovasi rutin. (#)

Yosi Arbianto