Wapauwe, Masjid Tertua di Maluku Koleksi Mushaf Abad 16

masjid tua wapauwe ambon

Jejak peradapan Islam di Ambon salah satunya ditandai sebuah masjid tua bernama masjid Wapauwe. (Foto: courtesy nau-kibo for BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Ambon - Jejak peradapan Islam di Ambon salah satunya ditandai sebuah masjid tua bernama masjid Wapauwe.

Masjid ini adalah masjid tertua di Ambon, bisa jadi sebagai masjid tertua di Indonesia bagian timur.

Lokasi masjid Wapauwe ada di Kaitetu, Leihitu, Maluku Tengah, Kepulauan Maluku.

Masjid Wapauwe diyakini dibangun pada 1414. Sehingga pada 2023 ini usianya sudah lebih dari 600 tahun atau tujuh abad.

Masjid berdiri di atas sebidang tanah yang oleh warga setempat diberi nama Teon Samaiha. Letaknya di antara pemukiman penduduk Kaitetu.

Konstruksinya berdinding gaba-gaba (pelepah sagu yang kering) dan beratapkan daun rumbia. Tiang-tiangnya dari kayu.

Masjid ini masih berfungsi dengan baik sebagai tempat salat Jumat maupun salat lima waktu, kendati sudah ada masjid baru di desa itu.

Bangunan induk masjid Wapauwe hanya berukuran 10 x 10 meter, sedangkan bangunan tambahan yang merupakan serambi berukuran 6,35 x 4,75 meter.

Tipologi bangunannya berbentuk empat bujur sangkar. Bangunan asli pada saat pendiriannya tidak mempunyai serambi.

Masjid ini direnovasi pertama kali oleh pendirinya pada 1464, tanpa mengubah bentuk aslinya.

Masjid berkali-kali mengalami renovasi sekunder.  Meski pernah direnovasi berkali-kali, masjid ini tetap asli karena tidak mengubah bentuk inti masjid sama sekali.

Sehingga masjid ini masih terpelihara keasliannya hingga kini.

Dibangun di Lereng Gunung Wawane

Mulanya masjid Wapauwe bernama masjid Wawane. Sebab dibangun di Lereng Gunung Wawane oleh Pernada Jamilu, keturunan Kesultanan Islam Jailolo dari Moloku Kie Raha (Maluku Utara).

Kedatangan Perdana Jamilu ke tanah Hitu sekitar tahun 1400 M untuk menyebarkan Islam pada lima negeri di sekitar pegunungan Wawane. Lima negeri itu adalah Assen, Wawane, Atetu, Tehala dan Nukuhaly.

Masjid ini mengalami perpindahan tempat akibat gangguan dari Belanda yang menginjakkan kakinya di Tanah Hitu pada 1580, setelah Portugis di 1512.

Sebelum pecahnya perang Wawane 1634, Belanda sudah mengganggu kedamaian penduduk lima kampung yang telah menganut ajaran Islam.
 
 
masjid tua wapauwe ambon
 Atap masjid Wapauwe menggunakan rumbia. (Foto: courtesy nau-kibo for BATUKITA.com)
 
Merasa tidak aman dengan ulah Belanda, Masjid Wawane dipindahkan pada 1614 ke Kampung Tehala yang berjarak 6 km sebelah timur Wawane.

Bangunan masjid bisa dipindah karena terbuat dari kayu dan pelepah sawit, dan semua sambungan menggunakan pasak.

Tempat kedua masjid ini berada di daratan dimana banyak tumbuh pohon mangga hutan atau mangga berabu, dalam bahasa Kaitetu disebut Wapa.

Itulah sebabnya masjid ini diganti namanya dengan sebutan Masjid Wapauwe, artinya masjid yang didirikan di bawah pohon mangga berabu.

Koleksi Mushaf Abad ke-16

Masjid ini menyimpan baik Alquran berusi tua. Yang tertua adalah Mushaf Imam Muhammad Arikulapessy yang selesai ditulis tangan pada 1550.

Sedangkan Mushaf lainnya adalah Mushaf Nur Cahya yang selesai ditulis pada 1590. Kedua mushaf itu tanpa iluminasi (hiasan tepi kertas) serta ditulis tangan pada kertas produk Eropa.

Imam Muhammad Arikulapessy adalah imam pertama Masjid Wapauwe.

Sedangkan Nur Cahya adalah cucu Imam Muhammad Arikulapessy.

Mushaf hasil kedua orang ini pernah dipamerkan di Festival Istiqlal di Jakarta, tahun 1991 dan 1995.

Selain Alquran, karya Nur Cahya lainnya adalah: kitab Barzanzi atau syair puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Juga ada sekumpulan naskah khotbah seperti naskah khotbah Jumat pertama Ramadhan 1661 M.

Termasuk koleksi kalender Islam tahun 1407 M, sebuah falaqiah (peninggalan) serta manuskrip Islam lain yang sudah berumur ratusan tahun.

Semua peninggalan sejarah tadi, merupakan pusaka Marga Hatuwe yang masih tersimpan dengan baik.

Peninggalan itu tersimpan di rumah pusaka Hatuwe, yang dirawat oleh Abdul Rachim Hatuwe, Keturunan XII Imam Muhammad Arikulapessy.

Jarak antara rumah pusaka Hatuwe dengan Masjid Wapauwe hanya 50 meter.

Peninggalan Sejarah Lain

Di sekitar masjid banyak peninggalan sejarah. Sekitar 150 meter dari masjid ke arah utara, di tepi jalan raya terdapat gereja tua peninggalan Portugis dan Belanda yang telah hancur.

Selain itu, 50 meter dari gereja ke utara, berdiri kokoh benteng tua Fort Amsterdam.

Benteng peninggalan Belanda itu awalnya adalah loji milik Portugis. Terletak di bibir pantai dan menjadi saksi sejarah perlawanan para pejuang Tanah Hitu pada perang Wawane (1634-1643) serta perang Kapahaha (1643-1646). (#)

John