Pupuk Bukan Makanan Pokok Tanaman, Simak Ini

petani memupuk sawah

Pupuk kimia dan pupuk organik adalah makanan tambahan bagi tanaman. Makanan pokok tanaman adalah unsur C, H, O yang menyusun 95 persen tubuh tanaman. Petani di India melakukan pemupukan tanaman padi (courtesy thehindu for BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Banyak yang bertanya apa sih sebenarnya makanan tanaman itu? Apakah pupuk kimia dan pupuk organik adalah makanan pokok tanaman?

Jawaban singkatnya, pupuk kimia dan pupuk organik adalah makanan tambahan bagi tanaman. Bukan makanan pokok. Kok bisa?

Menjawab itu, BatuKita meringkas tentang makanan pokok dan makanan tambahan bagi tanaman dari beragam sumber dan literatur.

Makanan tanaman minimal adalah 16 unsur yang sering disebut unsur hara.  Yakni unsur hara C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, B, Cl.  

Berbeda dengan hewan vertebrata dan manusia, makanan tanaman ini berupa ion-ion dan jenis asam. Ion-ion itu salah satunya berasal dari hasil reaksi biokimia dalam tanah.

Reaksi biokimia itu memecah bahan organik atau senyawa mineral yang ada di media tanam atau tanah.

Yang dimaksud dengan ion adalah partikel, baik berupa atom maupun molekul yang bermuatan listrik. Misalnya H+, C++, O--, NO3-


Makanan Pokok Tanaman

Dari 16 unsur di atas, sebagian besar atau 95 persen biomassa (tubuh dan buah) tanaman dibentuk hanya oleh 3 (tiga) unsur hara saja.

Yaitu Carbon (C), Oksigen (O) dan Hidrogen (H). Unsur C, H, O ini bisa disebut makanan pokok tanaman karena dibutuhkan dalam jumlah besar.

Carbon sebagian besar dari karbondioksida (CO2) yang ada di udara. Sedangkan unsur hara O dan H didapat dari O2 (oksigen) dan gas Hidrogen di udara.

Selain dalam bentuk gas, unsur C, H, O juga dapat diserap berbentuk ion dari dalam tanah. Ion C, H, O didapat dari reaksi pemecahan air (H2O) atau reaksi pemecahan senyawa lain yang menghasilkan ion C, H, dan O.

Di sinilah pentingnya bahan organik (pupuk organik) dalam tanah atau media tanam. Yakni sebagai salah satu sumber C, H, dan O bagi tanaman melalui proses kimia pemecahan senyawa organik.

Karena C, H, O berperan membangun 95 persen biomassa tanaman,  maka jangan heran bila tanaman yang tidak dipupuk pun mineral akan tetap hidup, tumbuh dan berkembang.

Sebab ada C02 dan air (H2O) serta reaksi dekomposisi bahan organik di dalam tanah yang menghasilkan ion C, H dan O.

Namun untuk performa, serta kuantitas dan kualitas hasil tanaman yang tidak dipupuk mineral, tentu tidak optimal.

Tanaman yang tidak dipupuk hanya mengandalkan kondisi hara tanah dan lingkungannya saja. Bila tanah sudah kaya mineral da bahan organik, maka tanaman akan menunjukkan performa yang bagus.


Makanan Tambahan Tanaman

Untuk tanaman lebih sehat, kuat dan menghasilkan secara optimal, maka perlu ada makanan tambahan bagi tanaman.

Kalau ditimbang dari berat tanaman, makanan tambahan ini porsinya hanya 5 persen dalam biomassa tanaman. Memang kecil. Tapi penting.

Makanan tambahan tanaman ini terdiri dari dua kelompok. Yakni unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S) yang mengambil porsi sebesar 0,1 – 5 persen dalam biomassa tanaman.

Kelompok kedua adalah unsur hara mikro (Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, B, Cl) yang mengambil porsi sebesar <0,025 persen dalam biomassa tanaman.

Meski hanya 5 persen saja, namun unsur hara makro dan mikro ini tak bisa diabaikan. Karena unsur hara mako mikro ini begitu menentukan jumlah dan kualitas hasil tanaman budidaya.

Petani biasanya menambah kandungan unsur hara makro dan mikro dalam media tanam dengan memberikan pupuk mineral atau dikenal pupuk kimia.

Baca pula: Cara Teknis Memupuk, Lihat Jenis Tanaman dan Pupuknya

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah persentase kandungan 16 unsur hara dalam biomassa tanaman dan fungsi utamanya. BatuKita mengolahnya dari Munawar, Ali. 2011 dalam Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman, IPB Press, Bogor.


  1. Karbon (C), kandungan dalam biomassa 44,0 persen. Fungsi utama sebagai penyusun karbohidrat; bahan baku perlu fotosintesis.
  2. Hidrogen (H), kandungan dalam biomassa 6,0 persen. Fungsi    utama menjaga keseimbangan osmosis; penting dalam sejumlah reaksi biokimia; penyusun karbohidrat.
  3. Oksigen (O), kandungan dalam biomassa 44,0 persen. Fungsi utama penyusun karbohidrat; penting untuk respirasi.
  4. Nitrogen (N), kandungan dalam biomassa 1,5 persen. Fungsi utama penyusun asam-asam amino, protein; klorofil, asam-asam nukleat, dan koenzim.
  5. Phospor (P), kandungan dalam biomassa 0,1 – 0,5 persen. Fungsi utama penyusun banyak protein, fosfolipida, koenzim, asam-asam nukleat dan substrat metabolisme; penting dalam transfer energi.
  6. Kalium (K), kandungan dalam biomassa 0,5 – 0,8 persen. Fungsi utama terlibat dalam fotosintesis, translokasi karbohidrat, sintesis protein.
  7. Kalsium (Ca), kandungan dalam biomassa 0,2 – 1,0 persen. Fungsi utama komponen dinding sel; pertumbuhan dan pembelahan sel; kofaktor enzim; memainkan peranan dalam struktur dan permeabilitas membran sel.
  8. Magnesium (Mg), kandungan dalam biomassa 0,1 – 0,4 persen. Fungsi utama komponen klorofil sehingga essensial untuk sintesis makanan.
  9. Sulfur (S), kandungan dalam biomassa 0,1 – 0,4 persen. Fungsi utama komponen penting beberapa asam amino dan protein tanaman.
  10. Besi (Fe), kandungan dalam biomassa 50 – 250 ppm (part per milion. 1 gram per liter setara 1000 ppm). Fungsi utama komponen struktural sitokrom, perikrom, leghemoglobin sehingga terlibat reaksi oksidasi-reduksi dalam respirasi dan fotosintesis.
  11. Mangan (Mn), kandungan dalam biomassa 20 – 200 ppm. Fungsi utama mengontrol beberapa sistem oksidasi-reduksi dan fotosintesis.
  12. Boron (B), kandungan dalam biomassa 6 – 60 ppm. Fungsi utama terlibat dalam perkecambahan dan pertumbuhan benang sari; pembentukan buah, pembelahan sel dan penting dalam translokasi gula dan metabolisme karbohidrat.
  13. Seng (Zn), kandungan dalam biomassa 25 – 150 ppm. Fungsi utama pembentukan auksin dan kloroplas; metabolisme karbohidrat; stabilitas dan orientasi protein membran; terlibat dalam sistem enzim yang mengatur aktivitas metabolisme.
  14. Molibdenum (Mo), kandungan dalam biomassa 0,05 – 0,2 ppm. Fungsi utama komponen esensial enzim nitrogen reduktase dan nitrogenase sehingga penting dalam fiksasi nitrogen.
  15. Khlor (Cl), kandungan dalam biomassa 0,1 – 1,0 persen. Fungsi utama terlibat dalam produksi oksigen pada fotosintesis, meningkatkan tekanan osmosis sel.


Sementara itu, terkait jalan masuk makanan ke tanaman (mulut), ada dua jalan. Yakni melalui akar dan melalui daun.

Di bagian akar ada bulu-bulu akar sebagai mulutnya. Sedangkan di daun ada lubang stomata atau mulut daun.

Nah, dengan memahami kebutuhan makanan pada tanaman, maka petani bisa lebih tepat dan bijak dalam memberikan pupuk. Baik pupuk organik atau pupuk mineral (kimia). Tentu tujuan akhirnya adalah agar usaha tani berjalan lebih menguntungkan. (#)

Yosi Arbianto