Dipukul COVID 19, Pariwisata ASEAN Diprediksi Pulih 5 Tahun

angela tanoesoedibjo

Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo (inews.co.id)

BATUKITA.COM-Jakarta - Beberapa studi menyatakan sektor pariwisata Indonesia dan ASEAN bakal kembali normal setelah lima tahun. Sektor pariwisata ini hancur lebur karena pandemi COVID-19 mulai awal 2020.

"Beberapa studi menyatakan sedikitnya butuh waktu lima tahun bagi sektor pariwisata untuk kembali normal dari COVID-19. Tapi saya percaya ASEAN bisa lebih baik dari itu. Pariwisata di regional kita akan pulih lebih cepat namun dengan satu kondisi kita harus perkuat kerja sama dan kolaborasi," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo, Rabu 29 April 2020 malam.
.
Negara-negara anggota ASEAN melaporkan kinerja pariwisata yang menurun sekitar 36 persen pada kuartal pertama 2020. Dibandingkan periode yang sama di tahun 2018 dan 2019.

Tingkat kedatangan wisatawan internasional tercatat menurun sekitar 34 persen. Dan tingkat hunian kamar hotel saat ini berada pada titik terendah. Lalu banyak terjadi pembatalan dalam industri tur dan travel.

Negara-negara anggota ASEAN pun kini telah merevisi atau sedang mengoreksi target mereka dalam jumlah kunjungan wisatawan internasional dan penerimaan dari sektor pariwisata.

Untuk itu, negara-negara anggota ASEAN menyepakati tujuh perkuatan kerja sama di bidang pariwisata untuk mempercepat pemulihan sektor pariwisata.

Kesepakatan itu diperoleh lewat pertemuan menteri-menteri pariwisata se-ASEAN bertajuk "Special Meeting of the ASEAN Tourism Ministers (M-ATM) on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)” pada Rabu 29 April 2020 malam .

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo hadir dalam pertemuan itu mewakili Indonesia.

"Kerja sama yang kuat dibutuhkan dalam upaya menangani bersama dampak COVID-19 di sektor pariwisata kawasan ASEAN. Saatnya kita semua para anggota ASEAN untuk bersama. Dengan bersama kita bisa kuat," kata Angela.

Pertemuan tersebut menghasilkan “joint statement” yang memuat tujuh poin.

Pertama, para menteri sepakat untuk membina koordinasi ASEAN dalam mempercepat pertukaran informasi. Baik tentang perjalanan, terutama terkait standar kesehatan. Juga langkah-langkah lain yang diperlukan negara anggota ASEAN dalam mengendalikan penyebaran wabah COVID-19. Salurannya melalui peningkatan operasi Tim Komunikasi Krisis Pariwisata ASEAN (ATCCT).

Kedua, mengintensifkan kolaborasi Organisasi Pariwisata Nasional (NTOs) ASEAN dengan sektor-sektor ASEAN lain yang relevan. Terutama di bidang kesehatan, informasi, transportasi, dan imigrasi serta dengan mitra eksternal ASEAN. Termasuk untuk bersama-sama mengimplementasikan langkah-langkah yang komprehensif. Juga transparan dan respons yang cepat dalam mitigasi dan mengurangi dampak COVID-19 serta krisis lain di masa depan.

Ketiga, para menteri juga sepakat meningkatkan kerja sama yang lebih erat dalam berbagi informasi dan praktik terbaik di antara negara-negara anggota ASEAN.

Keempat, kerja sama ini juga mencakup penerapan kebijakan dan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kepercayaan antara pengunjung domestik dan internasional ke Asia Tenggara. Termasuk pengembangan standar dan pedoman dalam meningkatkan faktor keamanan dan kesehatan guna melindungi para pekerja dan masyarakat di industri perhotelan dan industri lainnya terkait pariwisata.

Kelima, para menteri pariwisata juga sepakat untuk mendukung pengembangan dan implementasi rencana pemulihan krisis pasca COVID-19. Serta membangun kemampuan pariwisata ASEAN serta upaya promosi dan pemasaran pariwisata bersama dengan tujuan memajukan ASEAN sebagai “single tourism destination”.

Keenam, para menteri sepakat untuk mempercepat penerapan kebijakan mikro dan makro ekonomi. Juga memberikan dukungan teknis dan stimulus keuangan, pengurangan pajak, peningkatan kapasitas dan kemampuan. Terutama keterampilan digital bagi para stakeholder industri perjalanan dan pariwisata.

Ketujuh, mempercepat kerja sama dengan mitra dialog ASEAN, organisasi internasional dan industri yang relevan untuk membangun Asia Tenggara yang tangguh dan siap. Yakni secara efektif menerapkan dan mengelola pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif setelah krisis.

Angela menyatakan Indonesia berkomitmen bersama seluruh negara anggota ASEAN untuk mendorong visi bersama melakukan mitigasi dan pemulihan sektor pariwisata. Baik selama maupun usai pandemi COVID-19.(*)

John