Bunga mawar segar (Foto: BATUKITA.com)
BATUKITA.COM–KotaBatu - Menjelang Tahun Baru Imlek 8 Februari dan juga valentine 14 Februari, tren permintaan bunga mawar mulai melonjak. Naiknya permintaan itu menyebabkan terkereknya harga bunga berbau harum ini.
Aan Prasetyo, seorang pedagang bunga dari kelompok tani Gumur mengatakan, dengan adanya lonjakan permintaan, maka harga bunga per ikat harus naik.
”Biasanya mulai awal Februari harga per ikat naik dari mulanya Rp 20.000 bisa mencapai hingga Rp 80.000. Satu ikat itu isi 20 tangkai,” jelas pria berusia 30 tahun ini.
Kenaikan permintaan sekaligus harga mawar dirasakan pedagang bunga mawar di Dusun Talangsari Rejo Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Desa sentra pertanian bunga mawar ini di setiap Februari harus menaikkan harga bunga mawar. Sebab mereka menerima terlalu banyak permintaan dari hampir setiap daerah.
Sekadar diketahui, Kota Batu adalah salah satu penyuplai bunga mawar terbanyak di Indonesia.
Kenaikan permintaan sekaligus harga mawar dirasakan pedagang bunga mawar di Dusun Talangsari Rejo Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Desa sentra pertanian bunga mawar ini di setiap Februari harus menaikkan harga bunga mawar. Sebab mereka menerima terlalu banyak permintaan dari hampir setiap daerah.
Sekadar diketahui, Kota Batu adalah salah satu penyuplai bunga mawar terbanyak di Indonesia.
Para pedagang maupun petani bunga mawar ini tergabung dalam kelompok tani Gumur (Gunungsari Makmur). Rata-rata dalam seminggu para pedagang ini mengirim mawar ke luar kota sebanyak 15.000 tangkai.
Kelompok tani Gumur memiliki 43 anggota. Bisa dibayangkan berapa tangkai bunga mawar yang dipetik dan dijual oleh seluruh petani maupun pedagang di desa ini. Bila dihitung secara kasar, ada sekitar 645.000 tangkai mawar per minggu.
Namun sebanyak itu masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bunga yang menjadi primadona dekorasi ini. Terlebih di bulan kedua tahun ini, terdapat dua momen besar yang menjadikan mawar sebagai penyemaraknya. Yakni Tahun Baru Imlek dan valentine.
Adapun pendistribusian bunga mawar yang terbesar adalah ke Jakarta, Bali, Solo, Jogja, Semarang, dan Surabaya. (*)
Kelompok tani Gumur memiliki 43 anggota. Bisa dibayangkan berapa tangkai bunga mawar yang dipetik dan dijual oleh seluruh petani maupun pedagang di desa ini. Bila dihitung secara kasar, ada sekitar 645.000 tangkai mawar per minggu.
Namun sebanyak itu masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bunga yang menjadi primadona dekorasi ini. Terlebih di bulan kedua tahun ini, terdapat dua momen besar yang menjadikan mawar sebagai penyemaraknya. Yakni Tahun Baru Imlek dan valentine.
Adapun pendistribusian bunga mawar yang terbesar adalah ke Jakarta, Bali, Solo, Jogja, Semarang, dan Surabaya. (*)
Editor: Yosi Arbianto