Update Erupsi Semeru: Meninggal 34, Pengungsi Tembus 3.697 Jiwa

bantuan pakaian layak semeru

Pakaian layak pakai teronggok di tepian jalan karena kebutuhan masyarakat terhadap pakaian telah tercukupi (Foto: courtesy @mountainsiana for BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Lumajang - Korban meninggal dan dampak kerusakan akibat erupsi Gunung Semeru pada Sabtu 4 Desember 2021 lalu terus bertambah.

Data Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru pada Selasa 7 Desember 2021 pukul 12.00 WIB, jumlah korban meninggal jadi 34 jiwa. Selanjutnya korban hilang 17 jiwa dan warga luka-luka 56 jiwa. Total populasi terdampak menembus 5.205 jiwa.

Kemudian jumlah warga mengungsi membengkak menjadi 3.697 jiwa. Warga yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang. Sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa.

Sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan 9 titik berjumlah 382 jiwa. Kemudian di Kecamatan Candipuro 6 titik sejumlah 1.136 jiwa.

Selanjutnya pengungsi di Kecamatan Pasirian ada di 4 titik sejumlah 563 jiwa. Lalu di Kecamatan Lumajang 188 jiwa, Kecamatan Tempeh 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa, dan Kecamatan Sukodono 45 jiwa,

Data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang 17 jiwa dan meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa.


Selain korban jiwa, erupsi mengakibatkan 2.970 unit rumah rusak ringan, sedang hingga berat. Bangunan terdampak lainnya berupa fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan terputus (Gladak Perak) 1 unit.

Hari keempat paska erupsi, Presiden Joko Widodo meninjau lokasi terdampak yang berada di Kabupaten Lumajang. Presiden tiba di Lapangan Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, pukul 10.21 WIB. Presiden Jokowi bertemu para penyintas, melihat dapur umum dan meninjau pos Kesehatan serta menyerahkan santunan kepada para ahli waris korban meninggal akibat erupsi.

Seperti diketahui, Gunung Semeru di perbatasan Lumajang-Kabupaten Malang Jawa Timur mengalami erupsi pada Sabtu, 04 Desember 2021, pukul 14:50 WIB.

Meski sebuah erupsi sekunder atau erupsi permukaan, letusan kali ini menjadi bencana. Awan panas guguran meluncur bersama banjir besar aliran lahar ke arah tenggara, mengikuti aliran Besuk Kobokan.

Baca pula: 

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan, karena gempa vulkanik intensitasnya rendah, maka letusan yang terjadi pada 4 Desember 2021 merupakan aktivitas permukaan (erupsi sekunder).

Dari kegempaan tidak menunjukkan adanya kenaikkan jumlah dan jenis gempa yang berasosiasi dengan suplai magma/batuan segar ke permukaan.

Dan, berdasarkan pengamatan visual menunjukkan, munculnya guguran dan awan panas guguran pada 4 Desember diakibatkan oleh ketidakstabilan endapan lidah lava.

Endapan lava yang sudah menumpuk ambrol karena hujan deras yang mengguyur puncak Semeru. Endapan lava yang masih panas itu menjadi satu dengan banjir dan memunculkan awan panas guguran yang menyapu sepanjang aliran Besuk Kobokan.

John