pH Meter, Pengukur Keasaman Tanah yang Saatnya Dimiliki Petani

pengukur pH takemura

Dengan mengetahui angka keasaman tanah, petani bisa menentukan jenis tanaman yang cocok, efektivitas serapan pupuk dan jumlah kalsium yang perlu ditambahkan. Alat pH meter berbentuk kerucut ini juga mudah dalam pemakaiannya. Berikut ini petunjuk praktis pemakaian alat pH meter elektrik analog buatan Takemura, Jepang. (Foto: BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Mengetahui tingkat kemasaman (keasaman) tanah atau pH menjadi hal mutlak bagi pembudidaya tanaman atau petani.

Dengan mengetahui angka keasaman tanah, petani bisa menentukan jenis tanaman yang cocok, efektivitas serapan pupuk dan jumlah kalsium yang perlu ditambahkan.

Bagaimana mengetahui angka keasaman tanah? Cara yang paling bisa mendapatkan angka valid adalah menggunakan alat pH meter. Teknologi sederhana ini seharusnya dimiliki petani.

Alat pH meter ini dibagi dua jenis. Yakni jenis kertas dan jenis elektrik. Pada jenis elektrik terdiri dari dua macam. Yakni elektrik digital (menggunakan baterai, display digital) dan elektrik analog (petunjuk jarum, tanpa baterai).

Berdasarkan pengalaman petani binaan BatuKita, pH meter elektrik lebih praktis dan bisa langsung mendapatkan hasil pengukuran dibanding pH meter kertas. Sehingga pembahasan di sini hanya pada pH meter berjenis elektrik.

Untuk pH meter elektrik harganya pun bervariasi. Mulai dari yang murah di bawah Rp 50 ribu per buah, hingga berharga jutaan rupiah per buah.

Rentang harga itu menentukan keandalan, keakuratan pengukuran dan daya tahan alat.

BatuKita memilih menggunakan alat pengukuran keasaman tanah (pH) meter berharga Rp 1,3 juta yang telah dikenal keandalan, keakuratan dan keawetannya. Yakni pH meter elektrik analog (jarum penunjuk) buatan Takemura Jepang.

Alat pH meter berbentuk kerucut ini juga mudah dalam pemakaiannya. Berikut ini petunjuk praktis pemakaian alat pH meter elektrik analog buatan Takemura, Jepang.

1. Pastikan alat dalam keadaan bersih dan kering, terutama ujung kerucut yang di dalamnya berisi sensor pH meter.

2. Siapkan tisu, lap kering, sekop kecil (cetok), ember, air.

3.  Pilih titik pada lahan yang akan dilakukan pengukuran. Misalnya dalam satu area berbentuk bujur sangkar, pilih di empat pojok dan satu tengah. Atau kalau pekebunan, bisa diambil plot sampel tanah di bawah tajuk pohon yang terpilih.

4. Gemburkan tanah di titik yang dipilih seluas sekitar 20x20 centimeter. Singkirkan batu atau kayu yang ada. Ratakan lagi tanahnya. Kalau tanahnya kering, siram air hingga tanah basah, diamkan kira-kira 15-30 menit hingga air meresap.

5. Tancapkan pH meter elektrik analog di titik itu hingga batas yang ditentukan, sekitar kedalaman 7 centimeter. Padatkan tanah di sekeliling ujung pH meter agar menekan sempurna ke dinding kerucut pH meter.

6. Tunggu sekitar 2 menit, setelah jarum stabil, catat angka pH yang tertera. Ulangi langkah 1-6 di titik lainnya. Semua hasil dijumlah dan dirata-rata.

Angka rata-rata yang didapat adalah derajat keasaman tanah setempat. Angka 7 adalah pH netral. Angka di bawah 7 disebut asam. Sedangkan angka di atas 7 disebut basa atau alkalis.

pH 10-9    : Sangat basa atau sangat alkalis
pH 8    : Alkalis
pH 7    : Netral
pH 6    : Sedikit masam
pH 5    : Cukup masam
pH 4    : Masam
pH 3    : Sangat masam (ekstrem)

Dalam lahan pertanian atau media tanam, biasanya yang disebut pH netral tidak harus tepat di angka 7. Rentang 6,5 hingga 7,5 bisa dianggap netral. Angka pH netral secara umum adalah yang terbaik dalam budidaya tanaman. Meski ada tanaman yang lebih suka pH masam atau pH alkalis.

Seperti yang disebutkan di depan, dengan mengetahui angka keasaman tanah, petani bisa menentukan jenis tanaman yang cocok, efektivitas serapan pupuk dan jumlah kalsium yang perlu ditambahkan.

Baca pula:

Untuk pembahasan topik jenis tanaman, efekivitas serapan unsur hara (pupuk) dan jumlah kalsium yang ditambahkan akan dibahas pada artikel selanjutnya. (bersambung)

Yosi Arbianto