Tanam Kangkung Darat atau Kangkung Air, Sama Mudahnya

tanaman kangkung

Kangkung (Ipomea sp. ) ada dua jenis. Yaitu kangkung darat dan kangkung air. Kangkung darat dibudidayakan dengan benih, kangkung air biasanya dengan stek batang. Tanaman kangkung berusia tiga minggu (Foto:BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Malang - Kangkung adalah tanaman sayur populer yang mudah dibudidayakan di halaman, kebun, polibag bahkan kolam.

Kangkung (Ipomea sp. ) yang dikonsumsi sebagai sayur ada dua jenis. Yaitu kangkung darat dan kangkung air. Kangkung darat dibudidayakan dengan benih, kangkung air biasanya dengan stek batang.

Kangkung darat ditanam di lahan sawah, kebun. Dikenal juga sebagai kangkung cabut, karena saat panen, dicabut semua bagian tanaman hingga akarnya.

Kangkung air dapat tumbuh baik pada tempat yang basah dan berair. Misalnya kolam, rawa, tepi sungai atau empang.

Agar tumbuh optimal, tanaman kangkung membutuhkan curah hujan 500-5.000 mm/tahun. Kangkung butuh tanah gembur dan subur.

Kangkung bisa tumbuh pada wilayah yang berada pada ketinggian 1-2.000 m dpl (dari permukaan laut). Sementara pertumbuhan kangkung tidak dipengaruhi oleh keasaman tanah.

Berikut tahapan dan panduan menanam kangkung darat yang dirangkum BatuKita dari praktik maupun beberapa referensi.

A. Persiapan Benih

Kangkung berkembang biak dengan biji maupun setek batang. Untuk budi daya kangkung air menggunakan setek batang. Sedangkan pada kangkung darat menggunakan benih.

Setek batang kangkung air biasanya diambil dari tanaman induk yang umurnya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

Tanaman induk harus sehat (tidak terserang hama dan penyakit) serta memiliki produksi daun yang lebat.

Setek batang biasanya berukuran 20 cm yang di ambil 5-7 cm dari pucuk tanaman. Untuk lahan 100 meter persegi, dibutuhkan setek batang kangkung sebanyak 1.500-1.600 batang.

Untuk kangkung darat, benih dapat dibeli di toko pertanian atau marketplace.

Kebutuhan benih kangkung untuk lahan penanaman seluas 100 meter persegi adalah 100 g.

Benih yang yang akan ditanam sebaiknya direndam di dalam air hangat (50° C) terlebih dahulu selama 30 menit, lalu dikering-anginkan.


B. Pengolahan Tanah

Sebelum penanaman kangkung darat, tanah diolah terlebih dahulu dengan cara dicangkul supaya gembur.

Kemudian, tanah dibuat bedengan/guludan dengan panjang menyesuaikan panjang lahan, lebar 60 cm, dan tinggi 25 cm. Jarak antar bedengan 30 cm.

Setelah bedengan/guludan siap, maka dapat diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar dengan dosis 100 kg untuk lahan sekitar 100 meter persegi.

Sementara itu, untuk tanaman kangkung air tidak memerlukan pengolahan lahan. Hal ini karena kangkung air ditanam di perairan, seperti rawa dan tepi sungai.

C. Penanaman

Penanaman kangkung air sebaiknya dilakukan pada musim kemarau. Pada saat kemarau, air di perairan surut sehingga memudahkan penanaman.

Sebaliknya, kangkung darat sebaiknya ditanam pada musim hujan karena membutuhkan air yang cukup banyak.

Penanaman kangkung darat ada dua cara. Pertama dengan membuat lubang tanam berjarak 20 cm x 20 cm. Setelah itu, benih kangkung dimasukkan ke lubang tanam sebanyak 2-3 biji/lubang. Kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah tipis-tipis.

Cara kedua, buat garis melintang dari tepi bedengan ke tepi satunya dengan kedalaman 2-3 centimeter. Jarak antar garis  25 centimeter.

Lalu benih kangkung dimasukkan ke dalam garis berlubang itu secara merata. Kemudian lubang bergaris itu ditutup tanah tipis.

Jika ingin menanam kangkung air, lahan perairan yang airnya terlalu banyak perlu dikurangi dulu agar setek dapat ditanam.

Jarak tanam untuk kangkung air adalah 25 cm x 25 cm. Pada lahan perairan tidak diperlukan pemberian pupuk dasar.


D. Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk budi daya kangkung adalah sebagai berikut.

1. Penyiraman

Pemeliharaan tanaman kangkung air lebih mudah karena tidak memerlukan penyiraman.

Sementara itu, tanaman kangkung darat tidak boleh terlambat disiram karena sangat memerlukan air untuk pertumbuhannya.

Penyiraman kangkung darat dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari. Volume air penyiraman harus benar-benar cukup sesuai kebutuhannya agar produktivitas tanaman baik.

Kebutuhan air untuk penyiraman pada musim kemarau sekitar 200-300 liter untuk lahan 100 meter persegi.

2. Penyiangan


Baik kangkung darat maupun kangkung air memerlukan penyiangan. Penyiangan dilakukan dengan mencabuti gulma yang tumbuh di sekitar tanaman. Tujuannya agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu.

Gulma yang tumbuh pada lahan perairan dapat dicabut dengan tangan. Sementara itu, gulma yang tumbuh pada lahan darat dapat dicabut dengan tangan atau alar garu kecil.

3. Pemupukan

Pemupukan diperlukan untuk pertumbuhan kangkung darat. Sebaliknya, tanaman kangkung air tidak memerlukan pemupukan.

Pemupukan kangkung darat dilakukan dengan cara membuat lubang menggunakan tugal. Jarak lubang pupuk adalah 5-10 cm dari tanaman.

Pupuk yang dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 g/ tanaman.

Pemupukan dilakukan satu minggu setelah tanam. Selama satu musim tanam, pemupukan cukup dilakukan satu kali.

Secara teori, jenis pupuk yang dibutuhkan adalah ZA. Karena kangkung adalah sayuran daun. Namun ada kalanya membutuhkan pupuk NPK atau pupuk lengkap ketika kondisi tanaman menunjukkan gejala kekurangan unsur tertentu.

Baca pula: Tanaman Kekurangan atau Kelebihan Nitrogen, Ini Akibatnya

4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman kangkung sebagai berikut.

a. Kutu daun (Mycus persicae dan Aphisds gossypii) menyerang tanaman kangkung dengan cara mengisap cairan tanaman. Dengan demikian, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan melengkung.

b. Ulat grayak (Spodoptera litura) menyerang tanaman kangkung dengan memakan daun tanaman hingga berlubang-lubang Terkadang bagian tepi tanaman menjadi bergerigi tidak merata.

c. Penyakit karat putih (Albugo ipomea reptans). Gejala akibat penyakit ini adalah adanya bercak-bercak putih pada daun. Kemudian bercak putih tersebut berubah warna menjadi cokelat.

Pencegahan timbulnya hama dan penyakit pada tanaman kangkung adalah dengan menjaga kebersihan lahan, baik di lahan penanaman maupun di sekitarnya.

Sementara itu, pengendalian hama tanaman kangkung dapat menggunakan cara mekanis dengan diambil dan dimatikan.

Bila memerlukan insektisida, pilih insektisida kontak dosis 1 ml per liter air. Jangan menyemprot pada dua minggu menjelang panen.

Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan mengolah lahan atau media tanam dengan baik. Misalnya lahan dijemur dahulu tiga hari sebelum ditanami.

Tanaman yang terserang bisa dicabut dan dimusnahkan. Kalau harus menggunakan fungisida, cukup dosis 2 g per liter air. Jangan menyemprot pada dua minggu menjelang panen.

E. Panen dan Pascapanen

Kangkung air dapat dipanen pada umur dua bulan. Cara memanen kangkung air adalah dengan memotong batang tanaman muda sepanjang 20 cm.

Tanaman kangkung air dapat dipanen setiap 1-2 minggu sekali secara terus-menerus sampai beberapa tahun kemudian.

Sementara itu, kangkung darat dapat dipanen pada umur lebih kurang 40 hari setelah tanam.

Pemanenan kangkung darat dengan cara dicabut sampai ke akarnya jika tinggi tanaman telah mencapai 20 cm atau lebih. Selamat menanam. (#)

John
 
Seri Bertanam Sayur: