Cara Praktis Tanam Budidaya Asparagus di Halaman atau Kebun

beragam jenis rebung asparagus

Menanam asparagus bisa dilakukan di halaman atau kebun dengan cara yang praktis berikut ini. Foto beragam jenis rebung atau tunas asparagus yang bisa dikonsumsi (Foto: courtesy agronomu com for BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Asparagus adalah sayuran bergizi dan berharga mahal yang bisa dibudidayakan di halaman atau kebun.

Syarat utama bertanam asparagus adalah lokasi budidaya berada di ketinggian 600-1.400 meter dari permukaan laut (dpl). Syarat utama kedua, lokasi harus mendapatkan sinar matahari penuh, lebih dari 6 jam per hari.

Di Kota Batu Jawa Timur pernah ada perkebunan besar asparagus sekitar era 90-an.  Letaknya di Desa Junggo Kecamatan Bumiaji.

Dari perkebunan itu, seiring waktu, petani Kota Batu telah mengenal asparagus dan membudidayakannya di lahan masing-masing.
 
Bagaimana cara praktis bertanam atau budidaya asparagus? Langsung saja simak tahapan budidaya praktis di bawah ini.

Bahasan kali ini disadur dari Panduan Praktis Bertanam Asparagus milik Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur.

Beberapa data juga menukil dari makalah Asparagus officinalis, Extension Gardener milik North Carolina (NC) State University, Amerika Serikat.

A. Bibit

Asparagus punya nama latin Asparagus officinalis - Linn. Dinas Pertanian Provinsi Jatim merekomendasikan varietas unggul yakni Lucullus dan Schwetzinger.

Sedangkan NC University merekomendasikan tiga varietas. Pertama varietas Jersey Giant yang punya hasil melimpah dan rebung berukuran besar. Lebih dari itu, varietas ini lebih tahan terhadap penyakit karat dan jamur Fusarium.

Kedua, varietas Mary Washington yang juga hasilnya banyak dan warnanya hijau tua. Ketiga, varietas Purple Passion yang berwarna ungu, rasa manis dan tidak terlalu berserat. Juga tahan penyakit karat, jamur Fusarium dan busuk pucuk.
 

B. Agroklimat

Asparagus memerlukan lokasi dengan ketinggian 600-1.400 meter dpl agar tumbuh optimal. Untuk area agrolimatnya, asparagus cocok di area dengan zona agroklimat B-C (Schmit & Ferguson).

Arti dari zona agroklimat B-C adalah mengacu kepada sistem agroklimat yang dibuat Oldeman.

Zona B adalah daerah dengan bulan basah (BB) atau penghujan 7-9 bulan berturut-turut dan bulan kering (BK) atau kemarau 2-3 bulan berturut-turut.

Sedangkan zoba C adalah daerah dengan bulan basah 5-6 bulan berturut-turut dan bulan kering 4-6 bulan berturut-turut.

Untuk jenis tanah yang direkomendasikan adalah andosol, regosol, latosol, dan mediteran.

Tanah andosol adalah tanah yang terbentuk karena adanya proses vulkanis pada gunung berapi yang telah lama. Biasanya terletak di daerah sekitar gunung berapi.

Karakteristik tanah andosol yakni warna cokelat kehitaman, kaya mineral, daya serap air tinggi. Selain itu, butiran tanah halus, sebagian besar tersusun atas abu vulkanik, terlihat gembur. Seringkali kandungan bahan organiknya juga tinggi meski tergantung lokasinya.


Tanah regosol adalah tanah yang berasal dari material erupsi gunung berapi yang relatif baru. Butirannya kasar, menyimpan banyak abu vulkanik dan juga pasir vulkanik. Tanahnya gembur dan mudah erosi.

Sedangkan tanah latosol adalah tanah yang biasanya berwarna merah, coklat, hingga kekuningan. Tekstur latosol umumnya liat, struktur pada umumnya adalah remah dengan konsistensi gembur. Biasanya memiliki pH 4,5 hingga 6,5.

Untuk tanah mediteran adalah tanah hasil pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen. Warna tanah ini berkisar antara merah sampai kecoklatan.

Tanah mediteran merupakan tanah pertanian yang subur di daerah kapur dibanding jenis tanah kapur yang lainnya.  

Tanah mediteran ini banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatra.

C. Budidaya

1. Waktu tanam

Waktu tanam ada dua pilihan, yakni awal penghujan (Sept-Nop.) atau akhir penghujan (Maret-April).

2. Persiapan lahan

a. Bersihkan lahan dari gulma dengan cara mekanis atau dengan herbisida.
 
b. Membuat alur tanah (guludan) dengan ukuran:
    Lebar atas 50 centimeter
    Lebar bawah 40 centimeter
    Kedalaman 60 centimeter
    Jarak antar alur 160 centimeter

jarak tanam asparagus
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur for BATUKITA.com

c. Arah alur tanam untuk lahan berlereng tegak lurus garis kontur, sedangkan untuk lahan datar sesuai dengan arah sinar matahari dan angin.

d. Pemberian pupuk kandang dan bila perlu dolomit. Dosis pupuk kandang 10 ton per hektar dan dolomit (bila tanah asam) 2,5 ton per hektar.

Bila perlu tambahkan insektisida tanah (misalnya furadan) sebanyak 20 kilogram per hektar. Cara pemberian pupuk kandang seperti dalam gambar berikut

pupuk kandang asparagus
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur for BATUKITA.com
 

3. Penanaman

Sebelum ditanam, bibit diberi perlakuan fungisida. Ketika penanaman, jarak antara bibit 40 centimeter. Lalu bibit ditimbun tanah setebal kira-kira 5-8 centimeter.

tanam bibit asparagus
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur for BATUKITA.com

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi pembumbunan (penimbunan dengan tanah sedikit demi sedikit), penyiangan gulma, pemupukan. Lalu pengendalian hama penyakit dan penjarangan.

a. Pembumbunan

Tujuan pembumbunan adalah menegakkan tanaman, merangsang pembentukan rebung (tunas) dengan panjang tertentu (dianjurkan 26 centimeter).

Pekerjaan ini setidaknya dilakukan sebulan sekali tergantung pertumbuhan tanaman. Setiap tahap pembumbunan, bagian bawah tanaman ditimbuni tanah 5 - 8 cm. Tanahnya diambil dari dinding alur kiri dan alur kanan.

penimbunan tanah asparagus
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur for BATUKITA.com

 
b. Penyiangan

Tahap penyiangan dilakukan sebulan sekali atau tergantung pertumbuhan gulma.

c. Pemupukan

Pemberian pupuk dilakukan empat (4) kali dalam setahun pada saat musim kemarau. Dosis pupuk adalah sebagai berikut:
  •     Urea 900 kilogram per hektar
  •     TSP 700 kilogram per hektar
  •     KCL 900 kilogram per hektar
  •     ZK 1575 kilogram per hektar
  •     Dolomit (kalau tanah masam) sebanyak 700 kilogram per hektar
  •     Pupuk kandang 8 - 10 kuintal per hektar

Dosis pupuk ini dalam satuan hektar (satu hektar 10.000 meter persegi). Bila luasan lahan tidak sampai satu hektar, tinggal menghitungnya.

Misalnya luas lahan tanaman asparagus hanya 500 meter persegi. Berarti kebutuhan pupuk urea = (500/10.000)x900 = 45 kilogram.  

d. Pengendalian Hama dan Penyakit

Trips merupakan hama utama yang menyerang tanaman asparagus. Sedangkan hama sekunder yang sering dijumpai adalah ulat dan aphids.

Serangan trips yang parah menyebabkan rebung tumbuh bengkok dan mengering sehingga harus dipotong.

Penyakit penting yang menyerang asparagus adalah karat (Pucinia asparagi), Stemphilium sp, dan Botrytis cinerea.

Pada serangan penyakit yang parah, dilakukan pemotongan tanaman sakit. Pemotongan dilakukan 5-10 cm di atas tanah dan potongan dibakar. Sedangkan sisa potongan harus dibuang 2-3 minggu setelahnya.

e. Penjarangan

Penjarangan dilakukan bila tanaman akan dipanen. Yakni dengan menyisakan 2-3 batang per rumpun.

Penjarangan dilakukan dengan memotong 5-10 cm diatas tanah, sedangkan sisa potongan diambil setelah 2-3 minggu.

D. Panen

Tanaman asparagus bisa mulai dipanen rebungnya (tunasnya) ketika sudah berumur 6-8 bulan setelah tanam.

Pengambilan rebung dilakukan tiap hari, pagi (jam 06.00 - 08.00) dan sore (jam 13.00 - 15.00).

Syarat tanaman yang bisa dipanen adalah kondisi tanaman sehat dan kokoh. Lalu jumlah batang per rumpun 2 - 3 batang. Tinggi guludan 25 - 30 cm. Tanaman bebas dari residu pestisida.

Cara Panen

Tanah di bawah rumpun dibongkar perlahan dengan cetok sampai terlihat pangkal rebung. Kemudian rebung yang memenuhi syarat diambil dengan cara mematahkannya menggunakan tangan. Jangan lupa menutup kembali dan meratakan lubang bekas bongkaran dengan tanah.
 
Baca pula: 

 

E. Standart Kualitas Rebung Asparagus

Berikut standar kualitas rebung (tunas) asparagus sesuai Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa TImur

  • Rebung sehat dan bersih.
  • Rebung segar dan bebas dari kerusakan akibat serangan hama/penyakit.
  • Pemotongan lurus dan halus.
  • Diameter rebung 10-20 mm.
  • Panjang rebung sekitar 26 centimeter.
  • Warna rebung putih atau sedikit merah.
  • Bebas dari bau dan rasa asing.

Demikian panduan mudah dan praktis bertanam atau budidaya asparagus.  Lahan bisa menggunakan halaman rumah atau lahan pertanian. Ayo menanam!

Yosi Arbianto