Urban Farming, Awali Tanam Sawi Caisim Aja

sawi caisim

Salah satu sayur yang mudah ditanam dan berumur pendek serta cocok untuk urban farming adalah sawi caisim. Sawi hijau ciri utamanya batang lunaknya langsing, tidak lebar. (Foto: BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Salah satu sayur yang mudah ditanam dan berumur pendek serta cocok untuk urban farming adalah sawi caisim.

Tanaman sawi caisim dikenal juga dengan sebutan sawi hijau. Sawi ini biasanya digunakan untuk sayur pada mi pangsit, mi ayam atau asinan.

Sawi hijau (Brassica juncea L. Coss) batangnya langsing, berbeda dengan sawi daging (pakcoy) alias sawi sendok. Daun sawi hijau juga lebih tipis dibanding sawi pakcoy.

Sawi hijau adalah tanaman yang butuh cukup air. Waktu tanam yang baik adalah akhir musim hujan. Bila ditanam pada musim kemarau, pastikan tersedia cukup air.

Berikut ini cara mudah dan praktis bertanam sawi hijau caisim di lahan sempit atau polibag dengan media tanah alias non hidroponik.

A. Penyemaian Benih

Sebelum ditanam di lahan, benih sawi hijau sebaiknya disemaikan terlebih dahulu. Langkah persemaian ini bisa dilewati bila nanti sudah ahli.

Benih diseleksi terlebih dahulu dengan cara memasukkan benih ke dalam wadah berisi air.

Benih yang mengambang kurang baik untuk ditanam. Sebaliknya, benih yang tenggelam adalah benih yang baik sehingga dapat ditanam.

Setelah benih siap maka dapat dilakukan pengolahan bedengan untuk persemaian sebagai berikut.
  1. Cangkul lahan persemaian hingga tanah gembur dan bentuk menjadi bedengan. Tambahkan pasir dan pupuk kandang halus yang sudah matang dalam bedengan. Kemudian campur rata dengan cangkul dan rapikan kembali bedengan.
  2. Diamkan bedengan selama dua hari dalam sinar matahari agar pupuk kandang terurai dan bakteri serta jamur merugikan dalam tanah, mati.
  3. Buat atap di atas bedengan dari plastik atau dedaunan kering agar lahan persemaian terlindung dari sinar matahari langsung yang terlalu panas atau hujan deras.
    Atap bedengan dibuat miring dengan ketinggian atap yang di bagian timur 1 meter dan di bagian barat 0,75 meter.
  4. Sebarkan benih di atas bedengan secara merata atau larikan. Lalu tutup dengan tanah tipis-tipis. Kebutuhan benih sebanyak 5-6 gram untuk luas lahan tanam 100 meter persegi.
  5. Siram persemaian secara rutin pagi atau sore hari menggunakan sprayer yang lembut.
Cara persemaian bedengan adalah cara paling sederhana. Banyak cara persemaian lainnya yang bisa disimak dalam artikel Beragam Cara Semai Benih, Lontong Hingga Soil Block.


B. Pemindahan Bibit

Setelah bibit sawi hijau berumur 3-4 minggu, atau memiliki empat helai daun, bibit dapat langsung dipindahkan ke lahan penanaman.

Pemindahan bibit dilakukan pada sore hari setelah matahari condong ke barat sehingga tanaman tidak layu.

Dalam praktiknya, banyak praktisi yang menanam sawi langsung di lahan tanpa tahap persemaian terlebih dahulu. Sehingga tahapan pemindahan bibit dilewati.

C. Penanaman

Persiapan lahan penanaman dapat dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu di persemaian. Tahap persiapan lahan penanaman sebagai berikut.
  1. Cangkul lahan penanaman sedalam 25-30 cm hingga gembur. Bisa juga dengan traktor tangan bila lahan cukup luas.
  2. Buat bedengan dengan lebar sekitar 1 meter, tinggi 30 cm, dan panjang menyesuaikan lahan.
  3. Campur tanah bedengan dengan pupuk kandang (direkomendasikan kotoran ayam) matang. Diamkan lahan selama 1 minggu agar lahan dan pupuk kandang terkena panas matahari. Kebutuhan pupuk kandang untuk lahan seluas 100 meter persegi adalah 100-200 kilogram.
  4. Buat tiga baris tanaman pada bedengan dengan jarak tanam 30 cm dan jarak antarbaris 40 cm. Bila ingin sawi yang dihasilkan tidak terlalu besar, jarak tanam bisa dipersempit, misalnya 25x25 centimeter.
  5. Buat lubang tanam, masukkan bibit ke dalamnya, lalu tutup dengan tanah.
  6. Padatkan tanah di sekitar tanaman agar akar tanaman kuat.
  7. Siram tanaman setelah penanaman selesai. 


D. Pemeliharaan

Lama pemeliharaan tanaman sawi hijau adalah sampai umur dua bulan. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada sawi hijau di antaranya sebagai berikut.

1. Penyiraman

Bibit tanaman yang baru dipindahkan sebaiknya langsung disiram pada sore harinya. Selanjutnya penyiraman dilakukan setiap hari, pagi atau sore hari, tergantung kebutuhan air.

Penyiraman dapat dilakukan dengan menggunakan slang, gembor, atau spayer.

Sementara itu, untuk menjaga kelembapan tanah, di atas bedengan dapat diberi mulsa plastik, daun-daun kering atau jerami.

2. Pemupukan

Pemupukan tanaman sawi hijau dilakukan sekali selama masa pemeliharaan, yaitu saat tanaman berumur 10-14 hari setelah tanam.

Pemupukan menggunakan pupuk sintetis dengan kandungan N dan S (misalnya ZA) sebanyak 2,5-3 kg untuk lahan seluas 100 meter persegi. Pupuk jenis lain diberikan melihat kebutuhan tanaman. Jenis pupuk lainnya bisa dilihat dalam tautan hijausegar ini.

Pemupukan dilakukan dengan membuat alur berderet di sebelah kiri atau kanan tanaman. Pemupukan dapat dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan pendangiran.

3. Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dan pembumbunan dilakukan apabila bedengan tidak menggunakan mulsa.

Penyiangan dapat dilakukan jika tumbuh gulma di bedengan.

Sementara itu, pembumbunan dilakukan apabila tanah bedengan sudah mulai turun ke bawah sehingga kondisi tanaman menjadi kurang kuat (mudah goyah).

Kegiatan penyiangan dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pembumbunan (menaikkan tanah bedengan yang turun ke bawah).

Penyiangan berikutnya juga dilakukan dengan melihat tumbuhnya gulma di lahan.

Jika gulma mulai tumbuh, dapat segera dilakukan penyiangan. Penyiangan harus segera dilakukan karena dapat mengganggu tanaman pokok dalam penyerapan unsur hara serta menjadi inang bagi hama dan penyakit.

4. Penanggulangan Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman sawi hijau adalah ulat daun (Plutella xylostella), ulat bulu dan belalang.

Ulat daun menyerang daun tanaman. Serangannya berupa gigitan pada daun sehingga daun berlubang- lubang atau pinggiran daun menjadi tidak rata.

Pengendalian hama diutamakan dengan cara mematikan secara mekanis. pencegahan bisa dengan memasang perangkap lampu untuk menarik ngengat ulat.

Penyemprotan air sabun (bukan detergen) seminggu sekali bisa untuk mencegah serangan ulat dan kutu.

Bila jumlah serangan hama dan penyakit membludak, bisa dilakukan penyemprotan pestisida kontak dengan dosis 1-2 ml per liter air.

Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.  Perlu diperhatikan, jangan sampai menyemprot pestisida dua minggu menjelang panen.


E. Panen dan Pascapanen

Tanaman sawi hijau dapat dipanen pada umur dua bulan setelah tanam.

Pemanenan dapat dilakukan dengan cara mencabut atau memotong bagian batang di atas tanah.

Pemanenan dilakukan secara serentak atau sekali panen dalam satu periode penanaman. Hasil panen sawi hijau pada lahan 100 meter persegi sekitar 160 kilogram.

Setelah dipanen, biasanya sawi hijau dimasukkan ke dalam keranjang bambu yang dialasi koran, lalu disusun secara teratur.

Waktu panen sebaiknya siang menjelang sore karena tanaman dalam kondisi kering sehingga tidak mudah busuk saat penyimpanan. Selamat mencoba. (#)

John