Cara Teknis Memupuk, Lihat Jenis Tanaman dan Pupuknya

cara memupuk pohon

Memberikan pupuk pada tanaman ada beberapa cara, tidak hanya ditebar begitu saja. Perlu diperhatikan tanaman dan jenis pupuknya. Seorang petani di Dau, Kabupaten Malang sedang memupuk jeruk dengan cara membuat parit melingkardi bawah tajuk pohon. (Foto: BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Memberikan pupuk pada tanaman ada beberapa cara, tidak hanya ditebar begitu saja. Perlu diperhatikan tanaman dan jenis pupuknya.

Merujuk Mul Mulyani Sutejo dalam Pupuk dan Cara Pemupukan dan beragam literatur, berikut ini cara atau teknis memberikan pupuk pada tanaman:

A. Pupuk Disebar Merata

Petani menerapkan cara ini biasanya untuk pupuk kandang atau kompos sebelum tanam pada lahan tanaman yang rapat, tanpa guludan, misalnya padi.

Cara sebar ini juga untuk pupuk non organik pada lahan tanaman serealia (termasuk padi). Bisa disebar sebelum dan sesudah tanam.

Pemupukan rumput hias pada lahan yang sempit maupun luas seringkali juga menggunakan cara sebar rata ini.

Penyebaran kapur pertanian (CaO) biasanya juga dengan cara ini, namun dilakukan sebelum perataan tanah atau sebulan sebelum tanam.

Pupuk non organik yang disebarkan biasanya tidak langsung larut dalam air dan unsur utamanya terikat secara kimiawi.

Biasanya dilakukan setelah atau sebelum pengolahan tanah dan selanjutnya dibenamkan.


B. Plow Sole Placement (Bersamaan dengan Pengolahan Tanah)

Memberikan pupuk pada saat pengolahan tanah dengan menempatkan pupuk yang diperlukan secara langsung di belakang pembajaknya.

Dengan cara ini pemupukan dapat merata dan terbenam dalam tanah. Biasanya diaplikasikan pada pupuk organik (kompos, pupuk kandang) atau pupuk non organik yang tidak mudah larut. Bisa pula untuk kapur pertanian.

Untuk tanaman tahunan, bisa menempatkannya pada calon lubang tanam. Yakni dengan mencampur pupuk organik maupun non organik pada tanah yang nantinya untuk menimbun lubang tanam.

C. Side Band Placement (Ditempatkan di Sebelah Tanaman)

Memberikan pupuk dengan menempatkan pada tanah di sebelah kiri dan/atau kanan barisan bibit atau tanaman. Biasanya dibuatkan lubang dahulu dengan kayu (cara tugal).

Jaraknya bisa  10-15 cm dari tempat bibit atau tempat tumbuh tanaman dan kedalaman sekitar 2,5-5 cm dari permukaan tanah. Setelah dipupuk lalu lubang kembali ditimbun tanah.

Cara ini untuk tanaman musiman, misalnya cabe, tomat, terung, melon dan tanaman hortikultura musiman lainnya. Untuk tanaman tahunan pada poin 'E' di bawah ini.

Hampir semua jenis pupuk, baik organik maupun non organik cocok menggunakan cara ini.

D. In The Row Placement (Ditempatkan pada Guludan)

Dengan cara menempatkan pupuk pada calon lubang-lubang benih, bibit. Atau disebar sepanjang larikan dan guludan dimana benih atau bibit akan ditanam.

Jenis pupuk kompos yang matang dan pupuk yang tidak mengandung N bisa menggunakan cara ini.

E. Top Dressed/Side Dressed Placement (Diberikan di Sekitar Tanaman)

Cara ini seringkali diterapkan untuk tanaman tahunan atau tanaman perkebunan. Pupuk yang diperlukan ditempatkan di atas permukaan tanah di sekitar tempat tumbuh tanaman.

Biasanya dalam menempatkan pupuk di atas permukaan tempat tumbuh tanaman atau di sisi tanaman, dibuatkan lubang tugal atau parit sedalam sekitar 5 centimeter.

Lubang atau parit biasanya dibuatkan memutar selebar tajuk pohon dengan jarak dari pangkal pohon menyesuaikan lebar tajuk pohon.

Setelah dipupuk, lubang atau parit kemudian ditutup tanah asalnya agar pupuk tidak tercuci atau terangkut oleh air hujan.

Pemupukan sebaiknya dilakukan menjelang musim hujan dan minggu pertama sesudah musim penghujan. Dengan demikian pencucian atau pengangkutan oleh air dapat dihindari.


F. Dengan Cara Penyemprotan

Cara penyemprotan hanya dapat dilakukan untuk pupuk yang mudah larut dalam air. Baik pupuk yang mengandung unsur makro maupun mikro.

Tujuan  pemupukan dengan semprot agar mineral yang terkandung dalam larutan pupuk dapat diserap daun melalui stomata. Mengingat bukan hanya akar yang dapat menyerap unsur hara dalam pupuk. Daun dan batang tanaman pun dapat melakukannya.

Saat ini sudah berkembang teknologi pupuk yang bisa disemprotkan ke daun tanamn. Termasuk pupuk mengandung N pun bisa disemprotkan ke daun. Yang perlu diingat, jangan sampai melebihi dosis. Karena dosis yang pekat mengakibatkan daun terbakar.

G. Fertigation (Fertilization Irrigation)

Pemupukan dilakukan bersamaan dengan pengairan atau irigasi. Biasanya menggunakan sistem irigasi tetes (drip irigation).

Selang-selang disebar menuju ke setiap tanaman. Melalui tangki bertekanan, air bercampur pupuk didorong ke selang irigasi dan menetes dalam jangka waktu tertentu.

Pupuk yang digunakan dapat berupa cairan atau pupuk padat yang larut sempurna dalam air. Berikut jenis pupuk yang larut sempurna dalam air dan cocok untuk fertigasi (klik di sini).

Cara ini biasanya diterapkan dalam rumah kaca yang luas, wilayah gurun, atau perbukitan.

H. Injection (Injeksi)

Cara ini biasanya diterapkan pada perkebunan yang luas. Pupuk yang sudah dicairkan dimasukkan pada lubang di batang bawah tanaman.

Lubang itu dibuat menggunakan bor, berjarak sekitar 20 centimeter dari permukaan tanah. Lubang dibuat miring ke bawah, sekitar 45 derajat atau lebih.

Untuk kedalaman lubang menyesuaikan diameter pohon. Yang terpenting, kedalaman lubang telah mencapai jaringan xylem (pengangkut nutrisi dari akar) pada tanaman.
 
Baca pula: 
 
Mudahnya, kedalaman lubang mencapai sedikit permukaan bagian keras (kambium) dari tanaman, sekitar 5-7 centimeter. (#)

Yosi Arbianto