Penyiraman Tanaman Hias Ruangan, Begini Caranya

tanaman hias ruangan segar

Media tanam yang porous, misalnya sekam bakar atau cocopeat sangat baik ketika dicampur dengan tanah, karena berongga tetapi tetap efektif menyimpan air (Foto: BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Kota Batu - Setelah pencahayaan, penyiraman tanaman hias ruangan menjadi faktor penting selanjutnya. Peranan air bagi tanaman sangat vital, sehingga penyiraman tidak dapat diabaikan.

Di dalam sel tanaman, air berfungsi menjaga tegangan sel (turgor) agar tetap mengembang, tidak mengkerut, atau layu. Selain itu, air juga berperan dalam transpor nutrisi dari akar ke daun dan sebaliknya. Air pada tanaman ibarat darah dalam tubuh manusia.

Oleh karena itu, tanaman harus dijaga jangan sampai kekurangan air. Namun itu bukan berarti tanaman boleh kelebihan air.

Air yang berlebih justru bisa membahayakan tanaman. Air yang berlebih itu akan mengusir udara dan air mengisi rongga udara dalam tanah. Kondisi ini membuat akar membusuk dan tanaman bisa mati.

Gejala tanaman yang kelebihan air, dikutip dari AS Darmono dalam Tanaman Hias Ruangan, Mengenal & Merawat, sebagai berikut:

a. Daun menguning pada bagian dasar daun
b. Pada kejadian yang lebih berat, daun gugur tanpa terjadi perubahan warna

Daun yang gugur mendadak biasanya disebabkan kerusakan akar atau pembusukan akar. Tanaman yang akarnya busuk seringkali tidak dapat ditolong lagi.

Sedangkan tanaman yang kekeringan akibat kekurangan air akan menimbulkan gejala sebagai berikut:

a. Kondisi tanaman merana, layu, yang diawali dari daun-daun yang termuda.
b. Daun-daun yang tua berubah warna kecokelatan.

Jika terdapat gejala semacam itu, tanaman harus segera disiram. Walaupun dilakukan penyiraman secara intensif, warna daun yang sudah terlanjur berubah warna menjadi kecokelatan tidak akan bisa pulih menjadi hijau seperti sebelumnya. Lebih baik daun tadi dipotong dengan gunting.

Kebutuhan Air Siraman Tanaman Hias Ruangan

Bila kelebihan air dapat membunuh tanaman, lantas berapa tepatnya kebutuhan air tanaman hias ruangan?

Untuk menentukan angka pastinya jelas tidak mudah, karena kebutuhan air bagi setiap tanaman sangat bervariasi.

Kebutuhan air bagi setiap tanaman dipengaruhi oleh faktor: suhu lingkungan, umur, besar kecilnya tanaman, jenis media, jenis tanaman itu sendiri, besar kecilnya pot, dan musim.

Pada musim kemarau tanaman harus disiram dua kali sehari, pagi dan sore. Pemberian air siraman harus sampai batas kapasitas lapang.  Artinya, air siraman tersebut hanya mengisi pori mikro tanah saja, sedangkan pori makro tetap berisi udara. Dengan demikian, proses pernapasan dan metabolisme tanaman tetap berjalan lancar.

Ada cara mudah mengetahui bahwa air itu telah mencapai kapasitas lapang. Yakni jika air siraman itu telah membasahi seluruh media di dalam pot yang ditandai dengan keluarnya air siraman dari lubang bawah pot.

Sedangkan cara mengentahui kekeringan media tanam di dalam pot dengan cara memasukkan jari ke dalam media kira-kira sedalam 1-1,5 centimeter. Kalau kondisinya kering, berarti harus disiram.
 
Ada cara mudah mengetahui bahwa air itu telah mencapai kapasitas lapang. Yakni jika air siraman itu telah membasahi seluruh media di dalam pot yang ditandai dengan keluarnya air siraman dari lubang bawah pot.

Sedangkan cara mengentahui kekeringan media tanam di dalam pot dengan cara memasukkan jari ke dalam media kira-kira sedalam 1-1,5 centimeter. Kalau kondisinya kering, berarti harus disiram.

Bagi tanaman yang memasuki fase pertumbuhan vegetatif, sebaiknya frekuensi penyiraman ditingkatkan agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu.

Akan tetapi pada saat tanaman itu memasuki fase generatif, yakni waktu tanaman mulai berbunga, penyiraman tidak boleh berlebihan. Penyiraman yang berlebihan dapat menyebabkan kerontokan bunga.

Untuk memudahkan penyiraman, berikut kelompok beberapa tanaman hias berdasar kebutuhan air:

1. Kelompok Tanaman yang Suka Air

Termasuk kelompok tanaman ini adalah Dieffenbachia, Monstera, Calathea, Adiantum, Begonia, Peperomia, Dracaena, dan berbagai jenis pakis

2. Kelompok Tanaman yang Menyukai Air Jumlah Sedang

Termasuk kelompok tanaman ini adalah Aglaonema, Anthurium, Philodendron, Chamaedorea elegans, Rhapis excelsa

3. Kelompok Tanaman yang Membutuhkan Air Terbatas
 
Termasuk kelompok tanaman ini adalah Cactus, Sukulen, Sansevieria, Cryptanthus.

Waktu Tepat Penyiraman

Setelah mengetahui berapa kebutuhan air tanaman, giliran menentukan waktu penyiraman yang tepat.

Penyiraman tanaman yang paling tepat adalah pada pagi hari sebelum matahari memancarkan sinar terik. Lalu pada sore hari ketika matahari hampir tenggelam.

Penyiraman yang dilakukan pada siang hari sangat tidak efektif. Sebab memboroskan air karena air menguap dengan cepat. Bahkan saat penguapan itu, cairan pada tanaman ikut tertarik keluar sehingga bisa mengakibatkan daun tanaman gosong.

Kualitas Air Siraman

Air siraman harus bersih. Misalnya air sumur atau air PDAM. Jika menggunakan air PDAM, harus diendapkan terlebih dahulu untuk menghindari adanya kaporit. Air PDAM yang mengandung kaporit kurang baik untuk tanaman.

Cara Penyiraman

Penyiraman harus dilakukan pada seluruh bagian tanaman. Penyiraman diarahkan mulai ujung tanaman dan daun-daun, ranting cabang-cabang, batang, dan akar.

Cara penyiraman semacam ini dapat membuat tanaman lebih segar dan dapat menghilangkan debu debu yang menempel pada tanaman.

Debu yang menempel pada daun dapat menyumbat pori-pori dan mulut daun (stomata), sehingga mengganggu pernapasan dan fotosintesa.

Daun yang bersih dapat menyerap air siraman melalui mulut daun (stomata) dengan lancar.

Penyiraman tanaman dapat dilakukan dengan gembor, model pot ganda, selang, dan sumbu. Berikut penjelasan singkat cara menyiram:

1. Penyiraman dengan Gembor

Penyiraman tanaman dengan gembor cukup praktis. Karena alat ini umumnya dilengkapi leher panjang dengan kepala di bagian ujungnya.

Kepala gembor tersebut berlubang kecil-kecil sehingga pada saat digunakan dapat menumpahkan air rintik-rintik seperti air hujan gerimis yang tidak mengakibatkan erosi pada media tanam. Untuk tanaman di dalam ruangan harus dikeluarkan dahulu, baru disiram.

2. Memasukkan Pot dalam Ember

Pot dari tanah liat, pot plastik, ataupun pot yang dibuat dari bahan lain dimasukkan ke dalam wadah yang ukurannya lebih besar, misalnya ember.

Di dalam ember diberi batu bata pecah atau kerikil, kemudian diisi air.

Dengan cara ini, air di dalam ember diserap melalui dinding atau lubang pada dasar pot sehingga media di dalam pot menjadi basah.

3. Penyiraman dengan Selang atau Drip

Penyiraman dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan wadah berisi air yang diletakkan di tempat yang lebih tinggi.

Kemudian, wadah berisi air tadi disedot dengan selang kecil dan dihubungkan ke pot tanaman. Di bagian ujungnya bisa diberi kran drip atau dilubangi kecil.

Baca pula: Cara Menyiram Rumput di Musim Kemarau, Simak Tiga Teorinya

Dengan cara demikian, air di dalam wadah akan mengalir dan menetes sedikit demi sedikit membasahi media di dalam pot.

Penyiraman semacam ini bisa dilakukan para pemilik tanaman yang akan ditinggal pergi agak lama.

Penyiraman cara drip ini makin banyak ragamnya. Misalnya dengan botol air minum kemasan yang diberi lubang di tutupnya dan dibalik. Atau ada hiasan dari bahan plastik atau kaca yang dapat diisi air. Hiasan ini tinggal ditancapkan di media tanam dan air menetes ke dalam media tanam untuk waktu tertentu.

4. Penyiraman dengan Sumbu

Penyiraman dengan sumbu dilakukan dengan cara menghubungkan antara ember yang berisi air dan media yang berada di dalam pot dengan sumbu.

Dengan cara semacam Ini, maka air yang ada di dalam ember akan mengalir secara pelan-pelan dan menetes melalui sumbu karena adanya gaya kapiler.

Cara penyiraman seperti ini dilakukan pada saat tanaman akan ditinggal pergi agak lama misalnya, ditinggal selama seminggu. (bersambung)

John

Baca juga: