Mengenal Anyang, Kecipir, Ules dan Jali di KTT G20 Bali

jagung jali dengan banyak manfaat

Apa itu tanaman obat anyang-anyang, kecipir, kayu ules dan jagung jali yang dipromosikan kepada delegasi KTT G20 di Bali.. Ini adalah jagung jali (Foto: courtesy amazonaws for BATUKITA.com)

BATUKITA.COM-Bali - Empat jenis tanaman obat (herbal) diperkenalkan kepada delegasi kementerian kesehatan negara anggota Group of Twenty (G20), Kamis 10 November 2022.

Empat tanaman obat itu adalah anyang-anyang, kecipir, kayu ules dan jagung jali.

Nama ilmiahnya adalah Anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflorus Sm.), Kecipir (Psophocarpus letragonolobus (L) DC), Kayu Ules (Helicteres Isora L.), Jagung jali (Coix lacryma jobi L.).

Simplisia (sediaan kering) empat tanaman obat itu dikemas dalam kotak suvenir. Kotak warna merah itu dibagikan gratis kepada delegasi G20 bidang kesehatan.

Keempatnya merupakan tanaman obat yang telah diteliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu (B2P2TOOT).

"Kami mempromosikan tanaman obat di Indonesia melalui suvenir," kata Kepala B2P2TOOT Akhmad Syaikhu, kepada Tim Komunikasi dan Media G20, di Bali.

Mari cari tahu manfaat dan khasiat untuk kesehatan dari anyang-anyang, kecipir, kayu ules dan jagung jali.


1. Anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflorus)

Disadur dari Tree Grower Community Institut Pertanian Bogor, anyang-anyang memiliki banyak khasiat untuk pengobatan.

Secara umum, anyang-anyang memiliki khasiat sebagai penurun panas, antiinflamasi, dan astrigent (mengikat minyak).
 
tanaman anyang anyang
Ranting, daun, dan bunga tanaman Anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflorus Sm.) (Foto: courtesy monaconatureencyclopedia for BATUKITA.com)

Buah pohon anyang-anyang memiliki khasiat mengobati disentri dan sakit kandung kemih.

Sedangkan kulit kayu dapat dimanfaatkan untuk mengobati radang ginjal, sebagai obat luar untuk luka.

Daun tumbuhan ini juga digunakan untuk menurunkan demam, mengatasi mual, kelesuan, dan sakit kuning.

Air rebusan daun dapat diminum untuk mengobati gangguan empedu dan obat anti-sifilis.

Bijinya juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit anyang-anyangan. Ekstrak etanol daun anyang-anyang memiliki aktivitas antivirus terhadap virus polio dan campak.


Deskripsi Singkat

Pohon anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflorus) memiliki habitat pada ketinggian kurang dari 500 meter (di pinggir air atau tempat basah).

Tumbuhan ini dapat tumbuh dengan intensitas cahaya teduh hingga terang.

Penyebaran di Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Sedangkan di Asia yaitu Myanmar, Indo-China, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Anyang-anyang memiliki tinggi pohon dewasa 10 sampai 26 meter. Batang silinder, tegak, dan berkayu.

Pohon ini memiliki percabangan simpodial (tidak memiliki batang utama atau batang utama tidak jelas).

Diameter batang bisa sampai 50 sampai 65 centimeter. Daun tunggal dan berseling, daun berbentuk lonjong dengan tepian rata.

Ujung dan pangkal daun meruncing, tangkai daun pendek, serta memiliki pertulangan menyirip.

Bunga muncul dari ketiak daun dan memiliki panjang 5 sampai 10 milimeter. Ciri dari bunga ini yaitu dengan mahkota berwarna putih dan kepala sari berwarna cokelat.

Uniknya, jika pada umumnya bunga tumbuh ke arah datangnya sinar matahari, pada anyang-anyang pertumbuhan bunga mengarah ke tanah.


Buah pada tumbuhan ini memiliki tipe kendaga, berbentuk bulat telur, memiliki rambut, bertekstur keras, dan berwarna hijau pucat.

Biji pada tumbuhan ini memiliki diameter 3 mm. Perakaran tumbuhan ayang-ayang merupakan jenis perakaran tunggang.

2. Kecipir (Psophocarpus letragonolobus)

Kecipir dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Terutama terhadap banyak infeksi. Kecipir juga dikenal membantu pencegahan kanker, diabetes, dan asma.

Menyadur planterandforester, rata-rata masyarakat mengonsumsi kecipir sebagai sayuran. Yakni bagian polong yang masih muda.
 
manfaat kesehatan kecipir
Tanaman kecipir. Tampak buah berbentuk polong dengan biji di dalam polongnya (Foto: Foto: courtesy amazon for BATUKITA.com)

Di Indonesia bagian timur, kecipir juga dikonsumsi bunga dan daunnya sebagai sayuran. Lalu umbi kecipir sebagai bahan pangan kaya protein.

Manfaat kesehatan mengonsumsi daun kecipir diantaranya mengobati mata dan infeksi telinga, gangguan pencernaan, sakit gigi, cacar.

Bisa mengobati anemia bila daunnya dicampur bersama adas, pulosari, dan cetatet (Burkill dan Haniff, 1980).

Disarankan agar mengonsumsi daun kecipir dalam keadaan sudah dimasak. Terlalu banyak mengonsumsi daun kecipir dalam keadaan mentah dapat menyebabkan pusing dan perut kembung (Claydon, 1978).


Polong muda kecipir menurut penelitian Claydon (1975) memiliki manfaat kesehatan bagi penderita diabetes. Polong muda juga baik untuk peredaran darah, dan untuk diet.

Berdasarkan penelitian Cerny et al. (1971), kandungan polong muda kecipir mengandung kalsium (53-236 mg), fosfor (26-60 mg), sodium (3 mg), kalium (205 mg), zat besi/iron (0.2-12.0 mg).

Polong muda kecipir juga mengandung vitamin A (340-595 IU), B1 (0.06-0.24 mg), B2 (0.08-0.12 mg), B3(niacin) 0.5-1.2 mg dan C (asam askorbat) 21-37 mg.

Laporan penelitian Brown (1954), Institut of Nutrition, Philiphines (1957); Purseglove (1968); Cerny dan Addy (1973); Claydon (1978), kandungan kalsium, besi, vitamin A, B1, B2, B3, dan C polong muda kecipir jugamemiliki nilai lebih tinggi dibandingkan cowpea ‘kacang tunggak,’ kidney bean, dan hyacinth bean.

Kandungan proksimat biji kecipir khususnya protein dan asam amino memiliki nilai yang paling dekat dengan kedelai.

Kebutuhan akan kedelai dapat disubstitusi dengan menggunakan kecipir. Biji kecipir di Jawa Barat dijadikan tempe seperti yang berbahan kedelai (Sastrapraja dan Lubis, 1975).

Biji kecipir juga dapat diolah menjadi tahu dan susu sari biji kecipir.


Menurut Sunarjono (1972), biji kecipir dapat membersihkan darah dan mengobati penyakit pembuluh darah (veneral desease).

Biji kecipir telah diteliti untuk dijadikan minyak makan yang tinggi protein untuk pangan dan pakan.

Laporan penelitian Claydon (1978) menyampaikan jumlah kandungan asam lemak tak jenuh pada minyak kecipir (asam linoleat 27.2-27.8% dan linolenat 1.1- 2.0%) sangat dapat diterima dan lebih rendah dibanding kandungan minyak kedelai (asam linoleat 50.0% dan linolenat 8.0%).

Dengan kondisi itu, minyak kecipir dinyatakan mempunyai stabilitas yang lebih  potensial.

Penelitian Cerny et al. (1971) menunjukkan bahwa minyak mentah dari biji kecipir memiliki kandungan antioksidan tokoferol lebih tinggi dibanding minyak kedelai dan jagung.

Deskripsi Singkat

Menurut Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB Bogor, kecipir disebut juga kacang belingbing (Palembang), kacang botol (Melayu), Jaat (Sunda), Kecipir (Jawa Tengah), Kelongkang (Bali), Biraro (Ternate), Winged bean (English)

Kecipir adalah tanaman merambat. Polong muda, umbi, daun muda, dan bunga dapat dimanfaatkan sebagai sayuran.

Biji yang kering dapat diekstrak minyaknya, diolah menjadi susu, tempe, tahu, miso, atau untuk pakan ternak.

Tepung biji kecipir dapat digunakan sebagai sumber protein dalam pembuatan roti.

Daun dan biji Psophocarpus tetragonolobus mengandung saponin, flavonoida dan tanin.

Kecipir yang dibudidayakan di Indonesia terdiri atas dua jenis. Yaitu kecipir berbunga ungu yang polongnya berukuran pendek (15−20 cm). Satu lagi kecipir berbunga putih dengan ukuran polong panjang (30−40 cm) dan biji relatif kecil.


Kecipir yang banyak ditanam di Indonesia adalah yang berpolong pendek dengan jumlah buah yang banyak.

Kecipir cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 1.600 m dpl, dapat tumbuh pada tanah dengan bahan organik rendah, tanah berlempung atau berpasir. Kecipir relatif toleran terhadap kekeringan.

3. Kayu Ules (Helicteres isora)

Dalam buku berjudul Medicinal Plants: Chemistry and Properties, M. Daniel menjelaskan manfaat kayu ules.

Akar kayu ules berguna untuk obat batuk dan asma. Daun ules dapat diolah menjadi pasta untuk melawan eksim dan mengobati penyakit kulit.
 
manfaat kesehatan kayu ules
Bunga kayu ules yang berbentuk terpilin. Ini adalah ciri khas tanaman kayu ules (Foto: courtesy indiabiodiversity for BATUKITA.com)

Sementara kulit dan akar kayu ules dapat diolah sebagai suplemen yang berfungsi untuk menambah nafsu makan.

Selain itu, kulit kayu yang merupakan antydisentric dan dapat diolah menjadi obat demam, rematik, dan diare.

Bagian buah kayu ules, menurut Perdana dan Cunninghum (2016), mengandung berbagai komponen kimiawi. Antara lain alkaloid (15%-25%), saponin (20%-23%%, fitosterol (3%-10%), flobatanin (3%-8%), asam hidro-karboksilat (2%-7%) dan gula (37%-45%).

Disadur dari kabaralam, pada saat terdapat ancaman COVID-19, kayu ules dikombinasikan dengan vitamin C dan buah-buahan lainnya diyakini membantu memperkuat daya tahan tubuh.

Untuk pembuatan jamu, biasanya dilakukan dengan mencampur ekstrak tanaman ules dengan komposisi 10 persen dan dicampur dengan berbagai bahan lain. Antara lain daun cengkeh, adas, dan jahe.

Industri jamu umumnya memanfaatkan kayu ules sebagai bahan baku pembuatan jamu tolak angin.


Deskripsi Singkat

Kayu ules merupakan tumbuhan perdu, tingginya bisa sampai 4 metr. Perdu ini berbatang basah, kulit kayu berserat-serat.

Buah berbentuk dari 5 helai daun yang mengumpul seperti pilin. Itulah mengapa dalam bahasa Inggris tanaman ini disebut juga Indian screw tree.

Tiap-tiap buah bertabung dan mempunyai satu baris biji kecil-kecil warna coklat tua.

4. Jagung Jali (Coix lacryma jobi)

Jagung jali (hanjeli) memiliki kandungan protein yang lebih tinggi (14-20 persen) dibandingkan dengan serealia seperti beras, gandum, sorgum dan jagung.

Protein utama yang terdapat pada jali adalah prolamin yang disebut coixin. Sekuen asam amino pada coixin menunjukkan prolamin coix kaya akan sulfur yaitu asam amino esensial metionin (11,6 persen) dan sistein (5,2 persen).
 
manfaat kesehatan jagung jali
Biji jagung jali putih (Foto: courtesy amazon for BATUKITA.com)

Demikian dikutip dari Bahan Pangan Potensial untuk Anti Virus dan Imun Booster, terbitan Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2020, via jamudigital.

Asam amino esensial metionin bermanfaat sebagai antioksidan alami glutathione, meningkatkan imunitas dan membakar lemak dalam tubuh.

Sistein adalah asam amino yang membantu tubuh untuk detoksifikasi racun, regenerasi sel dan jaringan. Sehingga sehat dan kuat serta meningkatkan kesehatan kardiovaskular.

Adapun karbohidrat pada jali juga cenderung lebih rendah dari serealia lainnya yaitu 67-76 persen.

Pangan rendah karbohidrat sangat cocok bagi mereka yang sedang diet. Walaupun rendah karbohidrat, namun kandungan lemak pada jail cukup tinggi sekitar 3,6-7,9 persen.

Lemak yang terdapat pada hanjeli terdiri atas asam lemak tak jenuh yang baik bagi tubuh, antara lain asam oleat dan linoleat.

Kedua asam lemak ini berperan dalam pemulihan peradangan, penyembuhan luka, dan pembekuan darah. Asam lemak jenuh yang terkandung pada biji jali yaitu stearat dan palmitat.


Jali biasa digunakan sebagai obat anti tumor di China. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi jali dapat menurunkan trigliserida, kolesterol, dan Low-Density Lipid (LDL).

Biji jali juga mengandung komponen fitosterol antara lain campesterol, stigmasterol, and β- sitosterol berturut-turut 80,43, 131,1, and 313,38 mg/kg.

Fitosterol ini baik bagi tubuh untuk mengobati peradangan, menginduksi apoptosis sel-sel kanker, mencegah kanker, menurunkan kolesterol, meningkatkan imunitas, dan mencegah diabetes.

Fitosterol memiliki target spesifik pada Thlimfosit yaitu sel TH1 dan TH2 untuk membantu menormalkan fungsi sel tersebut dan meningkatkan T-limfosit dan aktivitas antivirus pada tubuh.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, bukti klinis pemanfaatan hanjeli adalah positif dalam bentuk produk teh ataupun injeksi minyak biji hanjeli pada intravena sebagai  penanganan antikanker.

Coixenolide dan coixol adalah dua komponen utama dari minyak biji hanjeli yang berperan sebagai antikanker dan anti-peradangan.

Begitu pula ekstrak dari hanjeli, memiliki bukti klinis positif untuk pengobatan di China.

Hal ini membuktikan bahwa jali memiliki potensi sebagai sumber nutrasitikal. Jali juga mengandung 37,38 mg/kg vitamin E, dengan dua komponen utama γ-tocopherol (14,76 mg/kg) dan γ-tocotrienol (14,18 mg/kg).

Biji jali juga mengandung squalene sekitar 31,23-55 mg/kg. Vitamin E adalah antioksidan potensial yang memberikan pengaruh imunostimulan untuk melawan infeksi dan menjaga system kekebalan tubuh.

Lalu biji jagung jali membantu menghambat pertumbuhan sel kanker dan meningkatkan fungsi hormonal.


Deskripsi Singkat

Jali (Coix lacryma-jobi L.) dikenal sebagai tanaman biji-bijian (serealia).

Tanaman jali tumbuh tegak, berumpun banyak, bercabang kuat dan tinggi
tanaman mencapai 1,5-3 m.

Morfologi tanaman jali yaitu batang besar padat terisi empulur dan bercabang, daun tunggal besar, lebar, berpelepah, memiliki bunga majemuk, dan buah berwarna merah tua (kulit keras) dan merah muda (kulit lunak).

Habitat jali yaitu daerah tropis kering dengan suhu sekitar 25-35 °C, tetapi jali memiliki kemampuan adaptasi yang baik sehingga toleran terhadap suhu dingin, tanah asam maupun basa (Rahmawati, 2013).

Di pulau Jawa, jali sering ditemukan tumbuh liar di daerah lahan basah, rawa, daerah payau atau di tepi sungai.

Biji jali dengan kulit biji berwarna putih memiliki biji tidak terlalu keras dan termasuk tipe pulut dan dapat dikonsumsi.

Sedangkan kulit biji dengan warna putih keabuan memiliki kulit keras (tipe batu) dan digunakan untuk hiasan/ornamen.

Pemanfaatan biji jali di beberapa daerah di Indonesia, seperti Jawa Barat, diolah menjadi bubur jali. Biji jali dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan pangan seperti bubur, nasi dan sebagai bahan campuran pembuatan kue.(#)

Yosi Arbianto
 
Baca pula: